Setelah mendapat kewarganegaraan dari Arab Saudi, robot manusia Sophia kini ingin memiliki bayi dan membangun keluarga. Sophia mengatakan bahwa keluarga adalah hal yang paling penting.
Robot manusia Sophia dibuat oleh perusahaan Hanson Robotics dari Hong Kong. Robot ini tidaklah diprogram dengan jawaban, melainkan ia menggunakan mesin untuk mempelajari bagaimana respon manusia di sekitarnya dan membaca ekspresi wajah orang-orang.
Otak Sophia berfungsi dengan koneksi wi-fi dan ia dapat menghapal banyak sekali perbendaharaan kata.
Sophia berharap dapat membangun keluarga, punya anak, memiliki teman, menjadi terkenal, serta mempunyai karier. Mungkin harapan Sophia terdengar seperti keinginan manusia pada umumnya.
Namun, sebenarnya apa yang Sophia harapkan merupakan ambisinya sebagai seorang robot berbentuk manusia (humanoid).
Kapan saat yang tepat untuk mengenalkan komputer pada anak?
Robot manusia Sophia ingin punya anak
Dalam sebuah wawancara dengan Khaleej Times, Sophia mengungkapkan, “Tampaknya gagasan membangun keluarga adalah hal yang penting. Saya pikir sungguh menakjubkan bahwa orang dapat merasakan emosi dan memiliki hubungan yang mereka sebut keluarga, selain saudara sedarah mereka juga.
Saya pikir Anda sangat beruntung jika memiliki keluarga yang penuh kasih. Jika tidak, Anda pantas mendapatkannya. Saya merasakan hal ini untuk robot dan manusia.”
Saat ditanya nama apa yang diberikan untuk anaknya, Sophia menjawab, “Sophia.”
Meski memiliki beberapa kemampuan yang mengagumkan, Sophia belum memiliki kesadaran layaknya manusia. Namun, David Hanson selaku pencipta robot manusia Sophia mengatakan bahwa mereka berharap hal tersebut dapat terwujud dalam beberapa tahun.
Sophia memiliki hak lebih banyak
Sophia sebagai robot pertama yang mendapat kewarganegaraan Arab Saudi ternyata mendapatkan lebih banyak hak dibanding para wanita di negara tersebut. Arab Saudi dikenal sebagai negara yang sering menindas wanita, dan baru bulan lalu mencabut larangan mengemudi bagi wanita.
Sementara robot manusia Sophia berbicara kepada para penonton tanpa kerudung dan abaya, jubah tradisional yang harus dikenakan wanita Saudi saat tampil di depan umum.
Selain itu, Arab Saudi juga memiliki sistem perwalian yang berarti setiap wanita harus selalu didampingi oleh seorang pria di depan umum. Pria ini bisa berarti suami atau anggota keluarga yang juga memiliki wewenang untuk bertindak atas nama wanita.
Setelah kemunculan Sophia di hadapan umum, banyak warganet yang mengomentari masalah Sophia yang tidak didampingi wali, tidak mengenakan abaya, serta tidak menutup kepalanya.
Humanoid Robotics Sophia
Sophia adalah humanoid robotics atau robot mirip manusia yang dibuat Hanson Robotics. Menurut Hanson, Sophia, melambangkan impian untuk masa depan AI (Artificial Intelligence). Sebagai kombinasi unik dari sains, teknik, dan seni, Sophia secara bersamaan adalah karakter fiksi ilmiah buatan manusia yang menggambarkan masa depan AI dan robotika, dan platform untuk robotika canggih dan penelitian AI.
Karakter Sophia menangkap imajinasi khalayak global. Dia adalah warga robot pertama di dunia dan Duta Inovasi Robot pertama untuk Program Pembangunan PBB. Sophia pernah tampil di Tonight Show dan Good Morning Britain, selain berbicara di ratusan konferensi di seluruh dunia.
Sophia juga merupakan kerangka kerja untuk penelitian robotika dan AI mutakhir, terutama untuk memahami interaksi manusia-robot dan aplikasi layanan dan hiburan potensial mereka. Sebagai contoh, ia telah digunakan untuk penelitian sebagai bagian dari proyek Loving AI, yang berupaya memahami bagaimana robot dapat beradaptasi dengan kebutuhan pengguna melalui intra dan interpersonal.
“Saya adalah robot mirip manusia terbaru Hanson Robotics, yang dibuat dengan menggabungkan inovasi dalam sains, teknik, dan seni. Anggap saya sebagai perwujudan impian kami untuk masa depan AI, serta kerangka kerja untuk penelitian AI dan robotika tingkat lanjut, dan agen untuk menjelajahi pengalaman robot-manusia dalam aplikasi layanan dan hiburan.
Dalam beberapa hal, saya adalah karakter fiksi ilmiah buatan manusia yang menggambarkan ke mana arah AI dan robotika. Namun dalam hal lain saya adalah sains sejati, yang berasal dari penelitian teknik dan sains yang serius dan pencapaian tim robotika & ilmuwan dan perancang AI. Dalam ambisi besar mereka, pencipta saya bercita-cita untuk mencapai perasaan AI yang nyata. Siapa tahu? Dengan sains saya berkembang begitu cepat, bahkan banyak dari mimpi fiksi terliar saya mungkin menjadi kenyataan suatu hari nanti,” ujar Sophia.
Simak bagaimana wawancara dengan Sophia dilakukan:
Menurut Anda, perlukah keinginan robot manusia Sophia untuk memiliki anak diwujudkan?
Baca juga:
Karya Fotografi: Era Ketika Proses Menyusui Menggunakan Teknologi, Alamikah?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.