Menyebabkan Hidung Besar dan Kemerahan, Waspadai Gejala Rinofima

Hidung besar tidak selalu berarti keberuntungan, bisa jadi tanda penyakit ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan yang berbeda-beda. Mulai dari sifat, hingga bentuk anggota tubuhnya. Bentuk hidung setiap orang pun memiliki perbedaan. Ada yang mancung, pesek, kecil, dan juga besar. Kondisi hidung membesar dan memerah di tengahnya atau biasa disebut hidung jambu merupakan kondisi medis bernama Rinofima.

Kondisi kulit langka ini menyebabkan hidung penderitanya menjadi besar dan membulat hingga membentuk seperti lampu bohlam. Hidung membesar akibat rinofima disebutkan sebagai cikal bakal penyakit kanker. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah penelitian yang melaporkan 3-10% kasus rinofima berkembang menjadi kanker karsinoma.

Itulah mengapa kondisi hidung jambu merah yang sering kali disebut membawa hoki juga perlu mendapatkan diagnosis dan pemeriksaan dari dokter. Yuk, simak informasi selengkapnya pada artikel berikut ini, ya!

Apa Itu Rinofima?

Sumber: Oxfordmedical

Rinofima atau rhinophyma merupakan kelainan kulit yang ditandai dengan hidung besar, merah, bergelombang atau bulat. Kondisi ini terjadi sebagai bagian dari phymatous rosacea. 

Rosacea sendiri merupakan kondisi inflamasi kulit kronis yang umum. Kondisi ini bisa menyebabkan kemerahan tak teratur pada wajah Anda, terutama pada daerah pipi atau hidung.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Melansir dari laman Healthline, sebuah panel ahli di seluruh dunia tentang rosacea telah mengidentifikasi empat subtipe. Subtipe dapat berkisar dari ringan hingga berat. Sementara rinofima sendiri disebut sebagai subtipe ketiga dari rosacea yang terbentuk secara bertahap selama beberapa tahun. Ini diyakini sebagai hasil dari rosacea yang tidak ditangani dengan tepat. Sehingga membuat bagian hidung bawah tampak merah dan membesar.

Itulah pentingnya mengetahui informasi mengenai gejala rinofima. Saat mencurigai sedang mengalami penyakit ini, Anda bisa segera berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca juga: 10 Cara Merawat Kulit di Usia 30-an, Lakukan dengan Rutin Agar Kulit Sehat

Penyebab Rinofima

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penyebab pasti rinofima sampai dengan saat ini tidak diketahui secara pasti. Tetapi jika melihat dari rosacea yang dialami, ini juga sering dikaitkan sebagai subtipe rosacea parah. Kondisi ini secara signifikan sering terjadi pada pria, terutama mereka yang berusia kisaran 25 hingga 70 tahun.

Di masa lampau, para penderita hidung jambu ini diketahui akibat penggunaan alkohol secara berlebihan. Namun, penelitian terbaru telah menyangkal adanya hubungan alkohol dengan rinofima.

Meski penyebab pastinya belum diketahui pasti, namun Anda akan memiliki risiko lebih tinggi jika:

  • Orang kulit putih
  • Berlatar belakang ras Irlandia, Inggris, Skotlandia, Skandinavia, atau Eropa Timur
  • Ada riwayat keluarga yang mengalami rosacea

Gejala Rinofima

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Rinofima biasanya terjadi pada kasus rosacea yang lebih parah. Berikut beberapa gejala yang bisa terjadi akibat rinofima. Di antaranya:

  • Munculnya area merah pada bagian tengah wajah Anda
  • Benjolan dan jerawat berulang, yang kemudian sering disalah artikan sebagai jerawat pada umumnya
  • Kulit menjadi lebih sensitif
  • Kondisi hidung membesar dan membulat seperti bohlam atau jambu yang menggantung di batang hidung
  • Kulit hidung menjadi menebal, berminyak, dan bergelombang dengan pori-pori yang ikut membesar
  • Kulit hidung memerah dan semakin lama membuat bagian ujung hidung akan berwarna merah tua hingga ungu gelap
  • Telangiectasia, yang merupakan pembengkakan pembuluh darah kecil di hidung dan pipi Anda
  • Rosacea okular, yang ditandai dengan rasa terbakar atau berpasir di mata Anda, seringkali bersamaan dengan konjungtivitis, ditandai dengan kemerahan dan radang mata, serta blepharitis, peradangan pada kelopak mata Anda.

Gejala di atas bisa bertambah parah ketika rosacea Anda terus berkembang. Perubahan hidung pun akan semakin berubah dan Anda akan merasa tulang hidung seakan terus tumbuh.

Biasanya gejala awal ditandai dengan kondisi jerawat di hidung yang sering terjadi dan berulang. Untuk itu perlu mendapat diagnosis dan pemeriksaan dokter jika terjadi secara berkepanjangan seiring perkembangan gejala lainnya.

Baca juga:  Punya Kulit Sensitif? Ini 6 Cara Efektif untuk Merawatnya

Diagnosis Rinofima

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah gejala awal dirasakan, segera periksakan diri ke dokter sebagai bentuk pencegahan awal. Nantinya dokter akan melakukan pemeriksaan dengan menanyakan riwayat kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik. Penting untuk menceritakan dengan detail mengenai perubahan kondisi hidung yang Anda alami.

Selain itu, biasanya juga akan dilakukan biopsi pada hidung untuk memastikan apakah rinofima yang terjadi berpotensi untuk mengalami kanker atau tidak. Selanjutnya, pengobatan akan dilakukan berdasarkan diagnosis dan tingkat keparahan rinofima yang dialami pasien.

Baca juga: Hati-hati! Kelainan Kulit Ini Bisa Jadi Gejala Diabetes dan Tumor Ganas

Pengobatan Rinofima

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada dua jenis pengobatan yang biasanya dilakukan untuk penyembuhan rinofima. Pertama yakni penggunaan obat, kedua melalui tindakan bedah yang terjadi pada pasien dengan jangka panjang.

1. Penggunaan obat

Bagi rinofima dengan subtipe rosacea yang tidak terlalu parah, kemungkinan penggunaan obat-obatan akan berhasil dilakukan. Dilansir dari Healthline, berikut beberapa obat yang biasanya diberikan pada pasien dengan rosacea yang tidak terlalu parah, di antaranya:

  • Vantibiotik topikal dan oral untuk mengurangi peradangan dan kemerahan. Biasanya jenis obat ini seperti metronidazol, sulfacetamide, tetrasiklin, eritromisin (Erythrocin Stearate), dan minocycline (Minocin).
  • Obat topikal yang membantu meminimalkan peradangan, seperti tretinoin (Retin-A) dan asam azelaic (Azelex).
  • Kapsul oral yang berguna untuk mencegah kelenjar kulit memproduksi minyak, seperti isotretinoin oral.

2. Bedah

Bagi penderita rinofima dalam jangka panjang, operasi atau tindak bedah biasanya menjadi opsi terakhir untuk mengobati rinofima. Pembedahan nantinya akan dilakukan oleh tim medis ketika mengetahui jaringan kulit hidung penderita terus tumbuh dan dicurigai berpotensi menjadi kanker.

Berikut beberapa pilihan operasi yang akan dilakukan, antara lain:

  • Eksisi untuk mengangkat pertumbuhan atau jaringan yang berlebih
  • Dermabrasi untuk menghilangkan lapisan kulit teratas
  • Cyrosurgery untuk membekukan kemudian menghancurkan jaringan abnormal
  • Laser karbondioksida. Menurut British Dermatology Association, risiko perdarahan lebih minim dengan metode ini, tetapi bisa menyebabkan perubahan warna kulit dan timbulnya jaringan parut

Setiap tindakan bedah yang akan dilakukan tentunya memiliki risikonya tersendiri. Nantinya pasien akan berdiskusi lebih dulu dengan dokter untuk menentukan tindakan operasi seperti apa yang akan dijalani, serta menjelaskan komplikasi-komplikasi yang kemungkinan terjadi.

Pencegahan Rinofima

Sumber: Pexels

Sama seperti penyebabnya, pencegahan untuk rinofima sendiri sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Tetapi, beberapa faktor diketahui dapat meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit dan membuat kondisi rosacea semakin parah.

Untuk itu, para ahli merekomendasikan beberapa hal yang bisa menjadi pemicu kondisi tersebut. Adapun hal-hal yang harus dihindari sebagai pencegahan adalah sebagai berikut:

  • Hindari makan dan minuman panas, serta makanan pedas
  • Jangan terlalu sering mengonsumsi alkohol dan kafein
  • Hindari suhu yang sangat panas atau sangat dingin
  • Jauhi paparan sinar matahari langsung, gunakan sunblock dengan SPF setidaknya 15 atau lebih tinggi untuk melindungi sinar UVA/UVB
  • Kelola stres emosional dan kecemasan
  • Lakukan olahraga secara rutin
  • Menggunakan pelembap kulit untuk kulit sensitif atau yang mudah alergi
  • Merawat kesehatan mata yang bersih dan aman

Itu dia informasi seputar penyakit rinofima atau kondisi hidung jambu yang sering disebut sebagai pembawa keberuntungan.

Semoga informasi di atas dapat menambah pemahaman Anda tentang pencegahan dan mengobati rinofima sedini mungkin untuk menghindari kerusakan permanen dan gejala yang berkepanjangan. 

 

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.

***

Baca juga: