Rindu pada ibu membuat seorang anak di Desa Batur melakukan aksi nekat. Ia menggali dan membongkar kembali makam almarhumah ibunya yang berada jauh di dalam hutan.
Membongkar makam ibu karena rindu
Nasir, warga Desa Batur, nekat membongkar makam almarhumah ibunya, Sumarto, yang berada di Desa Kedungsumur, Pakuniran pada Jumat (11/10/2019). Tindakan tersebut ia lakukan setelah ibu yang disayanginya meninggal dunia 40 hari lalu.
Aksi nekat pria berusia 45 tahun itu pun sempat membuat warga sekitar geger. Menurut Amin, warga setempat, Nasir mengangkat jenazah ibunya tersebut dengan cara memasukannya ke dalam karung agar tidak diketahui orang.
“Nasir membongkar makam ibunya seorang diri, saat kematian ibunya menginjak 40 hari. Setelah itu, Nasir mengangkat jenazah ibunya dan dibawa pulang ke rumahnya.
Agar tidak diketahui orang, Nasir memasukkan jenazah sang ibu ke dalam karung dan kemudian menggotongnya,” jelasya dikutip dari Kompas.com, Senin (14/10/2019).
Jenazah Sumarto sempat diinapkan di dalam rumah Nasir. Namun Sul, kerabat Nasir, mengetahui kejadian itu dan membujuknya agar mau mengembalikan jenazah Sumarto lagi ke makam.
Nasir pun menurutinya dan mengembalikan jenazah Sumarto ke dalam liang kubur pada Minggu (13/10/2019).
Sempat tidak ada yang mengetahui aksi nekat Nasir
Amin mengungkapkan tidak ada warga yang mengetahui aksi nekat Nasir membongkar makam ibunya pada Jumat lalu. Sebab, posisi makam ibunya berada jauh di tengah hutan sehingga jarang sekali warga yang ke sana.
Kapolsek Pakuniran Iptu Habi Sutoko mengatakan, apa yang dilakukan Nasir memang tidak terlepas karena dirinya mengalami gangguan jiwa berat. Ia merupakan anak ke-3 dari 4 bersaudara.
Nasir nekat membongkar makam itu lantaran ia merindukan keberadaan ibunya sendiri.
Rindu pada ibu, Nasir nekat membongkar makam
Habi menjelaskan bahwa Nasir mangaku rindu ibunya lewat mimpi. Nasir mengatakan, dalam mimpinya sang ibu mengatakan kalau ia merindukan anaknya dan ingin bertemu.
Selama ini, Nasir memang diketahui tinggal bersama ibunya di Desa Kedungsumur, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo.
Diketahui, sebelum meninggal dunia, Sumarto telah menderita sakit dan sempat dirawat di rumah Sul, anak tertua Sumarto.
Bagaimana mengenalkan konsep kematian pada anak?
Saat anak melihat ada kerabat, terlebih orangtuanya yang meninggal dunia, mungkin akan muncul rasa bingung di benak anak. Mengapa orang-orang terlihat bersedih? Kenapa banyak yang menangis? Kok, om, tante, atau orangtua saya harus dikuburkan? Atau, pertanyaan lainnya.
Mengenalkan konsep kematian pada anak memang tidak mudah. Walaupun begitu, bukan berarti tidak bisa dilakukan.
Agar bisa mencegah kejadian seperti yang dialami Nasir, sebaiknya anak-anak sudah mulai belajar memahami apa arti kehilangan sejak usia 3-4 tahun. Dari sini, apa pun sudah dapat mulai mengerti tentang kehilangan dan memahami konsep kematian.
Ada beberapa prinsip yang perlu diingat ketika mengenalkan anak pada konsep kematian. Apa saja?
1. Jujur dan bicara apa adanya
Bicaralah apa adanya pada pada anak, tidak perlu mengalihkan dengan mengatakan orangtua yang meninggal sedang tidur. Hal ini sangat berisiko membuatnya bingung.
Bukankah seseorang yang tidur akan bangun lagi, sementara orang yang meninggal tidak? Jelaskan juga dengan kalimat atau bahasa yang mudah dimengerti anak.
2. Belajar lewat buku atau film
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan media seperti film kartun atau buku cerita. Lewat media ini anak bisa mulai belajar untuk memahami.
Parents bisa mengajarka lewat film kartun yang bisa memperlihatkan konsep kematian, misalnya film Finding Nemo. Tapi, hindari untuk membacakan buku cerita menyeramkan yang memaparkan soal neraka, karena pada usia balita anak-anak tentu saja belum memahaminya.
3. Amati reaksi anak
Coba perhatikan reaksi anak setelah diberitahu tentang orangtua yang sudah tiada. Biar bagaimana pun kematian orang terkedat memang bisa menyisakan trauma bagi si kecil.
Pastikan anak memahami bahwa ia tidak sendiri, jadi jangan lupa untuk terus memberikan dampingan dan perhatian. Jangan biarkan anak tenggelam dalam kesedihannya seorang diri.
Baca juga
Penelitian: Kematian Orangtua Bisa Memicu Anak Bunuh Diri
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.