Ada beragam gaya pengasuhan yang bisa Parents terapkan kepada anak-anak, salah satunya RIE parenting. Apakah Parents pernah mendengar istilah yang satu ini?
RIE merupakan singakatan dari ‘Resources for Infant Educarers’. Jenis pola pengasuhan ini diciptakan oleh Magda Gerber, seorang pendidik anak usia dini yang tinggal di Los Angeles.
Educarers atau pendidik merupakan istilah yang diciptakan dengan gagasan bahwa orangtua dan pengasuh harus memiliki rasa hormat kepada bayi. Menurut Gerber, bayi perlu diperlakukan layaknya ia mampu memahami dunia di sekitarnya.
Ia juga percaya jika bayi dapat belajar dan berkembang jika diberi ruang yang aman dan kebebasan dari banyaknya arahan orang dewasa. Sehingga, tujuan akhir RIE parenting yaitu memelihara apa yang disebut sebagai anak “autentik”, artinya si kecil menjalani kehidupan sehari-harinya dengan rasa aman, kompeten, mandiri, dan terhubung dengan lingkungannya.
Artikel Terkait : Bahaya, ini dampak negatif jika terapkan pola asuh otoriter pada anak
Cara Menerapkan RIE Parenting kepada Si Kecil
Ada beberapa prinsip dasar RIE parenting, namun inti dari jenis pola asuh ini adala komunikasi.
Janet Lansbury selaku parent educator menjelaskan bahwa komunikasi secara autentik yang dibutuhkan, atau berbicara menggunakan suara orang dewasa normal kepada bayi dan anak-anak.
Dialog ini misalnya tentang :
- Menunjukkan rasa hormat
- Berkomunikasi tentang hal-hal nyata yang terjadi di setiap hari
- Mengakui respons, pikiran, dan perasaan anak
1. Menyediakan Lingkungan yang Aman
Sangat penting bagi Parents untuk membentuk lingkungan rumah yang aman bayi. Lingkungan sekitar anak harus memungkinkan mereka bergerak secara alami tanpa terlalu banyak batasan.
Contoh Penerapan
Pola asuh RIE mendorong bayi bermain secara mandiri. Dengan demikian, Parents perlu menyediakan mainan dan furnitur yang benar-benar aman jika bayi dibiarkan sendirian.
Parents juga bisa membuat area tertentu untuk bayi atau menutup area-area yang memang tidak memiliki keamanan sesuai usia bayi. Ketika menyediakan mainan bayi, pastikan mainan tersebut sudah sesuai usianya dan tidak menimbulkan bahaya, seperti risiko tersedak mainan.
2. Berikan Waktu untuk Bermain Sendiri
Fokus dari pola asuh RIE adalah memberi bayi kesempatan untuk bermain sendiri dan tidak terganggu oleh pengasuh atau orangtuanya. Lalu, apa yang harus orangtua lakukan? Parents cukup duduk sembari melihat dan mengagumi apa yang dilakukan bayi pada mainannya.
Contoh Penerapan
Berikan mainan-mainan yang sederhana dan aman untuk si kecil, tapi pastikan ia bermain sendiri. Biarkan anak terlibat dengan permainannya sendiri, sekitar 15 menit atau bahkan sampai beberapa jam.
Untuk memulainya, cobalah Parents duduk dengan bayi, beri mereka perhatian penuh terlebih dahulu. Setelah beberapa saat, komunikasikan kepadanya jika Parents harus meninggalkannya, tapi tetap berada di dekatnya. Misalnya, katakanlah kalau harus memasak di dapur, dan inilah saatnya mereka bermain sendiri.
Artikel Terkait : Parenting Lumba-Lumba – Pola Asuh Anak yang Membangun Sikap Positif
3. Libatkan Anak Merawat Diri Sendiri
Untuk anak yang usianya lebih dewasa, biarkan si kecil berpartisipasi aktif dalam melakukan hal-hal seperti mandi, mengganti celana atau pakaiannya, dan minum susu. Agar ini bisa dilakukan, maka orangtua perlu mengkomunikasikan prosesnya dengan jelas.
4. Amati Anak untuk Memahami Kebutuhan Mereka
Melansir dari Educaring, sebuah situs yang berokus pada RIE, di balik teknik pengasuhan ini adalah tentang “pengamatan sensitif”. Pengasuh maupun orangtua memerhatikan dan mendengarkan bayi atau anak-anak mereka untuk menemukan kebutuhannya. Ini berarti lebih sedikit bicara dan mengarahkan, tapi lebih banyak diam dan mendengarkan.
Melalui pengamatan, Parents bisa melihat banyak sekali pembelajaran dan perubahan yang terjadi dalam 2 hingga 3 tahun pertama kehidupan anak-anak mereka. Lalu, pembelajaran lainnya yaitu mereka percaya jika anak mandiri.
Contoh Penerapan
Ketika sedang mengamati anak, lalu ia menangis, yang perlu dilakukan mencari tahu apa yang membuatnya menangis. Dengarkan apa yang membuatnya menangis dengan cara biarkan ia menjelaskan sendiri alasan tersebut.
Setelah itu, berikan tenangkan dan berikan kenyamanan. Namun, jangan langsung diberikan dot atau botol susu maupun menyusuinya langsung jika si kecil memang masih mengASIhi.
Jika si kecil lapar, tentu saja hal itu bisa membantu. Kalau tidak, cobalah dengan tenang mengatakan sesuatu kepada si kecil, seperti dengan bertanya, “Kenapa kamu menangis, ada apa?“.
Parents yang telah menarapkan RIE percaya bahwa terkadang bayi perlu menangis untuk mengekspresikan emosi. Ketika itu, orangtua bertugas untuk merespons, tapi tidak serta merta menghentikan tangisan dengan tindakan seperti menggendong bayi berjam-jam atau menyusui sepanjang malam.
5. Konsisten dengan Semua yang Parents Lakukan
Konsisten adalah kunci dari penerapan pola asuh RIE. Begitu juga dengan konsisten menjaga dan memberikan rasa aman terhadap lingkungan, komunikasi, dan kehidupan sehari-hari anak.
Contoh Penerapan
Menjaga jadwal harian anak dengan konsisten, misalnya waktu bangun tidur, waktu makan, hingga jam tidur anak. Dengan begitu, si kecil akan mempelajari ritme yang baik dalam kehidupan sehari-harinya.
Artikel Terkait : Ini 4 Miskonsepsi dalam pola asuh yang perlu Parents segera ubah
Manfaat RIE Parenting
Ada sejumlah manfaat dari penerapan RIE parenting, salah satunya ruang bagi orangtua untuk mengurus kebutuhan mereka sendiri tanpa rasa bersalah. Lalu, manfaat lainnya yaitu bisa membiarrkan bayi mengatur langkah untuk kehidupan mereka sendiri.
Alih-alih Parents mengarahkan kegiatan si kecil, ia justru memiliki beberapa pendapat, dan hasilnya mereka akan meresa diberdayakan bahkan di usia yang sangat muda. Si kecil juga dapat memiliki lebih banyak otonomi untuk memilih hal-hal yang mereka minati dan selalu diarahkan.
Tak luput, dengan mengamati dan mendengarkan si kecil, ini berarti Parents memberi perhatian penuh kepadanya. Mengamati dan mendengarkan juga dapat membantu ikatan kedekatan antara orangtua dan anak, ini adalah sesuatu yang sangat istimewa.
Kekurangan RIE Parenting
Tidak semua orang setuju bahwa pendekatan RIE baik dalam hal mengasuh anak. Misalnya, beberapa pihak merasa bahwa ide-ide Gerber agak ketinggalan zaman, khususnya ketika bayi menangis.
Gerber percaya bahwa bayi dapat menenangkan diri. Namun, pihak lain mengatakan bahwa bayi dapat belajar menenangkan diri dengan ditenangkan oleh orangtua atau pengasuhnya.
Kritik lain adalah RIE tampaknya menggeneralisasi atau bahkan “kaku” dalam hal hal-hal seperti bermain. Gerber merasa bahwa bayi harus dibiarkan bermain selama jam-jam bangun. Beberapa bayi mungkin menyukai ini, tapi yang lain bisa saja merasa posisi atau kegiatan ini tidak nyaman dan menginginkan berbagai kegiatan lainnya.
Demikian informasi seputar RIE parenting. Bagaimana dengan Parents, ingin mencoba menerapkan pola asuh ini atau justru lebih tertarik dengan jenis pola asuh lainnya? Ya, itu kembali kepada pilihan masing-masing orangtua.