Memasuki minggu ke dua Juli 2020, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan kebijakan terbaru mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Berdasarkan banyak pertimbangan, PSBB DKI Jakarta diperpanjang hingga 30 Juli 2020.
Hal ini dilakukan pemerintah untuk menekan laju penularan Virus Corona. Adapun Anies mengungkapkan sejumlah pertimbangan untuk memperpanjang PSBB transisi.
PSBB DKI Jakarta Diperpanjang
Berbagai pertimbangan dari perpanjangan PSBB transisi tersebut ialah jumlah testing dan rasio positif, kesiapan fasilitas kesehatan, serta angka reproduksi penyebaran virus. Berdasarkan pertimbangan tersebut, PSBB transisi fase 1 diperpanjang sebelum meningkat ke fase setelahnya.
“Kami memutuskan memperpanjang fase 1 PSBB transisi selama dua pekan ke depan sebelum beralih ke fase kedua,” kata Anies di Jakarta, Kamis (16/7) dilansir dari CNN.
Artikel Terkait : Tidak menerapkan lockdown, ini 7 kebijakan pemerintah mencegah penyebaran Corona di Indonesia
PSBB Transisi sudah dijalankan sejak Juni awal
Di wilayah DKI Jakarta, PSBB Transisi ini sudah berjalan sejak sekitar 5 Juni 2020. Perpanjangan ini pun merupakan kali kedua masa perpanjangan setelah sebelumnya dilakukan pada 3 Juli 2020.
Sejak awal, kebijakan PSBB ini diberlakukan untuk menekan penyebaran virus Corona. Di sisi lain, kebijakan ini pun diharapkan bisa kembali menggenjot perekonomian yang semoat terpuruk selama kondisi pandemi.
Dengan menerapkan protokol kesehatan, sejumlah tempat dan kegiatan yang awalnya ditutup mulai dilonggarkan. Berbagai tempat seperti perkantoran, pusat perbelanjaan, hingga taman hiburan yang sebelumnya ditutup sementara kini kembali dibuka.
Meskipun demikian, masyarakat terus diimbau untuk tidak keluat rumah jika memang tidak memiliki kepentingan. Bagi mereka yang keluar pun wajib menerapkan protokol kesehatan.
Artikel Terkait : Sangat Berisiko! Masa PSBB Transisi Anak dan Lansia Dilarang Masuk ke Mall
Pertambahan jumlah kasus positif COVID-19
Walau sudah diberlakukan kebijakan dan protokol kesehatan, pelonggaran PSBB transisi rupanya masih cukup berdampak signifikan pada penambahan kasus COVID-19 di Jakarta. Angka yang terpapar COVID-19 rupanya terus meningkat, khususnya dalam satu pekan terakhir.
Padahal, pada lima pekan pertama PSBB transisi, angka rasio positif virus Corona di Jakarta masih stabil, di bawah 5 persen. Mengacu pada data, pada 9-15 Juli 2020, rasio tersebut meningkat jadi 5,9 persen. Di sisi lain, berdasarkan standar WHO, rasio positif suatu wilayah idealnya ada di bawah 5 persen.
Sesuai standar WHO, rasio positif suatu wilayah idealnya di bawah 5 persen.
“Artinya kita harus lebih waspada. Meskipun begitu,angka 5,9 persen masih di bawah rata-rata nasional, yaitu sekitar 12 persen,” jelasnya.
Artikel Terkait : Angka Positif dan Kematian COVID-19 Kian Bertambah, Tepatkah Menerapkan New Normal?
Angka reproduksi penyebaran virus masih tinggi
Selain rasio positif, angka reproduksi penyebaran virus pun meningkat saat dilonggarkan ya PSBB transisi. Menurut Anies, hingga 12 Juli 2020 angkanya suda mencapai 1,15.
“Dengan angka Rt berkisar 1, artinya wabah ini stabil tidak mengalami kenaikan, tapi juga tidak mengalami penurunan. Kita tentu ingin Rt turun, artinya dari satu berharap lebih kecil,” kata Anies.
Menurutnya, angka Jakarta kini menandakan adanya peningkatan percepatan penularan. Segenap warga Jakarta pun diimbau untuk waspada.
“Karena itu kita berada di atas satu, 1,15. Itu menandakan bahwa ada pergerakan percepatan penularan. Karena itu kita harus ekstra waspada,” tambahnya.
Banyak kasus tanpa gejala
Di Jakarta sendiri, Anies mengungkapkan bahwa kasus tanpa gejala terbilang tinggi terjadi. Sebanyak 66 persen kasus positif di Jakarta rupanya merupakan orang tanpa gejala sakit. Hal inilah yang menurutnya harus menambah kewaspadaan setiap orang.
“66 persen dari kasus positif baru di Jakarta dalam seminggu terakhir adalah mereka yang tidak memiliki gejala sakit, keluhan, dan mereka yang ditemukan positif,” ujarnya.
Hingga Kamis, 17 Kuli 2029 wilayah ibu kita sudah mencapai kasus positif sebanyak 15.477. Sebanyak 721 orang meninggal dunia, sementara sebanyak 9.855 telah dinyatakan sembuh.
Artikel Terkait : Sering tak terdeteksi, ini gejala Corona hari ke-1 sampai ke-17, wajib tahu!
Mari tetap terapkan protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran virus Corona. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat.
Baca Juga :
5 Penelitian Ini Buktikan Virus Corona Menular Lewat Udara, Waspada!