Proses Terjadinya Kehamilan, dari Pembentukan Sel Telur Hingga Jadi Janin

Mulai dari terbentuknya sperma hingga bertemu sel telur, seperti apa proses kehamilan yang sebenarnya?

Parents pasti sudah tahu, kalau proses terjadinya kehamilan diawali dengan bertemunya sel sprema laki-laki dengan sel telur perempuan. Proses ini dinamakan juga sebagai pembuahan atau konsepsi. Tapi, masih banyak orang yang belum tahu bagaimana cara sel sperma dan sel telur dan berapa lama sampai berhasil menjadi embrio.

Umumnya, diperlukan waktu 45 menit hingga 12 jam bagi sperma untuk mencapai tuba falopi, yang merupakan tempat terjadinya pembuahan. Namun, sperma dapat bertahan di dalam tubuh perempuan hingga tujuh hari, jadi pembuahan dapat terjadi kapan saja dalam seminggu setelah berhubungan seks, jika wanita sedang dalam masa subur atau berovulasi.

Bagaimana Produksi Sel Telur dan Sperma

Mari kita mulai dari sel telur perempuan. Seperti yang kita tahu, sel telur ini diproduksi oleh indung telur atau ovarium. Sel telur ini akan banyak diproduksi ketika masa subur. Beberapa saat setelah menstruasi, antara tiga dan 30 telur mulai matang di salah satu ovarium Anda.

Kemudian telur yang paling matang akan dilepaskan, inilah yang dikenal sebagai masa ovulasi. Setelah dilepaskan, sel telur akan menuju tuba falopi (saluran yang menghubungan ovarium dengan rahim) umumnya memiliki panjang sekitar 10 cm dari tuba falopi menuju rahim.

Rata-rata, sel telur akan bertahan hidup selama 24 jam semenjak dilepaskan. Karena itulah sel sperma harus membuahi sel telur agar terjadi konsepsi. Kalau tidak ada sperma yang membuahi sel telur, nantinya sel telur akan hancur dan terjadi menstruasi.

Artikel terkait: Program hamil saat memasuki usia 40 tahun, masih mungkinkah berhasil?

Bagaimana dengan Sperma Laki-laki? 

Laki-laki dapat terus memproduksi sperma, namun dibutuhkan 2-3 bulan untuk membentuk sel sperma baru. Kemudian, sel sperma ini bisa hidup selama beberapa minggu di tubuh pria.

Nah, ketika pria mengalami ejakulasi, sperma bisa dilepaskan sampai sebanyak 40 juta sel dalam satu kali ejakulasi. Meski dapat dikeluarkan sebanyak 40 juta, hanya satu sperma yang nantinya mampu mencapai sel telur perempuan.

Proses Terjadinya Kehamilan 

Proses ini diawali pada saat Anda berhubungan seksual dengan pasangan. Beruntunglah bila laki-laki dapat orgasme karena orgasme ini memiliki fungsi biologis yang penting.

Pada laki-laki, orgasme akan mendorong semen (dari ejakulasi) yang kaya sperma ke dalam vagina dan naik ke leher rahim, sekitar 10 ml per jam. Kekuatan ejakulasi inilah yang memberi sperma awal yang baik dalam perjalanannya menuju sel telur.

Untuk terjadinya pembuahan, ternyata seorang perempuan tidak perlu orgasme. Karena kontraksi uterus yang lembut juga dapat membantu sperma berjalan.

Nah, untuk meningkatkan peluang terjadinya pembuahan, usahakan melakukan hubungan seks setiap dua hari atau tiga hari sepanjang siklus masa subur Anda.

Setelah itu, sperma masuk ke dalam tubuh perempuan, dan sperma mencari sel telur untuk dibuahi. Proses ini merupakan perjalanan yang panjang bagi sperma dan tidak mudah untuk dilewati.

Artikel terkait: Melebar hingga 10 cm, ternyata begini kondisi vagina saat pembukaan persalinan

Tantangan yang Harus Dilalui Sperma Sebelum Mencapai Sel Telur

Banyak tantangan yang akan dilalui sperma untuk bisa membuahi sel telur. Pertama, lingkungan asam pada vagina perempuan membuat sperma tidak mampu hidup lama di vagina, sehingga banyak sperma yang tak sanggup melaluinya, mati di tengah jalan.

Kedua, sperma akan menghadapi lendir serviks yang menghambat sperma menuju sel telur. Hanya sperma yang punya kemampuan berenang paling kuat yang bisa menembus dan melalui lendir serviks ini.

Ketika sperma sudah mampu melalui jaring-jaring dari lendir serviks, ia kemudian harus berenang sekitar 18 cm dari serviks menuju ke rahim, lalu ke tuba falopi, sampai akhirnya mencapai sel telur.

Saat melalui itu, sperma juga bisa tersesat alias nyasar ke tuba falopi yang salah, bahkan banyak juga yang mati sebelum bertemu sel telur. Sperma yang mampu berenang sangat cepat untuk bertemu sel telur biasanya mencapai waktu selama 45 menit atau jika tidak, dapat memakan waktu sampai 12 jam.

Proses Terjadinya Kehamilan Saat Sperma Bertemu Sel Telur

Saat rombongan sperma berhasil mencapai sel telur, masing-masing sperma akan mencoba menerobos masuk ke dalam sel telur. Tapi hanya sperma terkuat yang dapat memasuki sel telur sampai ke intinya.

Ketika salah satu sperma berhasil mencapai inti sel telur, maka sel telur akan membentuk pertahanan diri sehingga mencegah sperma lainnya masuk. Akhirnya, terjadilah pembuahan.

Bagaimana ya, nasib sperma lain yang tidak bisa memasuki sel telur? Ia akan bertahan di dalam tubuh perempuan sampai 7 hari. Jika perempuan melepaskan sel telur pada masa ini, kesempatan untuk bisa hamil masih tinggi.

Jadi, Anda perlu memperhatikan waktu yang tepat untuk melakukan hubungan intim ya.

Yang Terjadi Setelah Sperma Berhasil Membuahi Sel Telur

Meski sperma sudah berhasil memasuki sel telur, bukan berarti ia bisa membuahkan kehamilan.

Setelah sperma masuk ke dalam sel telur, kemudian sel telur membentuk pertahanan diri, terdapat materi genetik antara sperma dan sel telur kemudian melakukan penggabungan. Di sinilah jenis kelamin bayi ditentukan.

Apabila sperma berhasil membuahi sel telur membawa kromoson Y, maka bayi akan berjenis kelamin laki-laki. Sebaliknya, jika sperma membawa kromosom X, maka bayi akan berjenis kelamin perempuan.

Kemudian, sel-sel baru dengan jumlah 100 sel ini akan membentuk bundelan yang biasa disebut sebagai blastokista. Ia kemudian berjalan menuju rahim, biasanya memakan waktu sampai 3 hari atau lebih.

Di dalam rahim, blastokista akan menempel pada dinding rahim atau disebut sebagai implantasi, yang kemudian akan berkembang menjadi embrio dan plasenta. proses ini membutuhkan waktu sampai beberapa minggu sampai gejala kehamilan muncul.

Itulah tadi, proses terjadinya kehamilan yang cukup panjang. Semoga informasi ini dapat memberi wawasan kepada Bunda, ya.

***

Referensi: Babycentre, whattoexpect

Baca juga

Sperma Encer Sulit Bikin Hamil, Benarkah? Ini Penjelasan Dokter