Perjalanan kehamilan hingga melahirkan setiap calon ibu tidaklah sama. Bagi Bunda yang ingin melahirkan normal, akan ada tahapan dan proses melahirkan bayi yang akan dilalui.
Salah satu tahap awal ialah adanya kontraksi palsu, yang selanjutnya diikuti pembukaan. Durasi pembukaan juga berbeda hingga akhirnya si kecil lahir ke dunia. Bagi Parents yang penasaran seperti apa sih tahap bayi lahir, baca artikelnya sampai selesai.
Tahap Proses Melahirkan Bayi
Saat hamil, leher rahim akan menutup dan dipenuhi lendir untuk mencegah terjadinya infeksi. Leher rahim berbentuk panjang dan kokoh yang akan menjadi dasar yang kuat bagi rahim Bunda.
Selama masa kehamilan, posisi leher rahim juga sedikit mengarah ke punggung Bunda (posisi posterior). Sebelum persalinan bisa dilakukan, leher rahim Bunda akan melalui beberapa penyesuaian, yaitu: posisinya berubah ke depan (posisi anterior), menjadi lebih pendek, dan lembut.
Proses pelunakan leher rahim ini sering disebut proses pematangan.
1. Pembukaan
Pada tahap pertama, secara bertahap kontraksi akan membuka leher rahim. Serviks harus membesar sehingga bayi Anda bisa lahir.
Otot-otot rahim mengencang setiap kali kontraksi kemudian mengendur, sehingga perlahan menarik leher rahim agar posisinya berada di bagian bawah rahim Bunda.
Di fase awal tahap pembukaan ini, karena serviks terbuka secara bertahap, Bunda mungkin tidak merasakan adanya perubahan.
Pembukaan berlangsung lambat dan kontraksi hanya muncul sebentar saja dengan jeda tiap kontraksi cukup panjang. Pada fase ini, Bunda akan merasakan hal berikut:
- Leher rahim menipis dan mulai membuka. Muncul kontraksi ringan yang berlangsung selama 40–60 detik. Semakin lama, kontraksi akan semakin teratur dan semakin kuat setiap 5 menit.
- Seiring berjalannya waktu, leher rahim akan mulai terbuka sedikit demi sedikit. Biasanya akan ada lendir bercampur darah keluar dari vagina.
- Fase awal berakhir ketika pembukaan leher rahim mencapai sekitar 4 Waktu yang diperlukan untuk mencapai pembukaan tersebut berbeda-beda pada tiap ibu hamil.
Bagi calon ibu yang baru melahirkan, fase ini kemungkinan membutuhkan waktu lebih lama yaitu 8–12 jam. Durasi akan lebih cepat jika Bunda sudah pernah melahirkan.
Usai fase awal, tiba saatnya Bunda memasuki fase awal di tahap pertama. Di fase ini kontraksi biasanya akan berlangsung lebih lama dan intens. Leher rahim akan kian melebar dan terbuka hingga 10 sentimeter. Fase ini ditandai dengan gejala berikut:
- Leher rahim akan melebar mencapai 7 cm. Kontraksi di fase ini akan terjadi setiap 2–3 menit yang berlangsung sekitar 45–60 detik, bahkan semakin lama bisa terjadi selama 60–90 detik. Saking seringnya, Bunda akan merasa tidak nyaman
- Pecah air ketuban bisa saja terjadi. Jika gejala ini sudah terlihat, tandanya Bunda harus segera berkemas dan lekas ke rumah sakit
- Intensitas sakit akan meningkat yang berlangsung 4-8 jam bahkan lebih lama untuk kehamilan pertama. Jika tidak kuat menahan, Bunda bisa meminta obat pereda rasa sakit pada dokter.
Ketika fase aktif berakhir, ada masa yang disebut fase transisi. Di sini kontraksi akan berlangsung lebih kuat dan lama, dan pembukaan mulai melebar dari 7–10 cm. Pada saat ini Anda mungkin merasa kelelahan, takut, atau semakin cemas.
Bila Bunda melahirkan anak pertama, leher rahim akan melunak dan memendek, kemudian melebar. Jika Bunda pernah melahirkan sebelumnya, kondisi pada leher rahim akan terjadi berbarengan sehingga waktu persalinan cenderung lebih singkat.
Artikel terkait: Tahap Pembukaan 1-10 dalam Proses Melahirkan, Ini yang Terjadi pada Tubuh Ibu
2. Proses Mendorong Bayi
Ini adalah tahap ketika bayi Anda lahir. Selama tahap kedua persalinan, posisi bayi akan turun ke vagina (jalan lahir) dan Bunda harus mendorong bayi kuat-kuat agar ia bisa keluar.
Bunda akan merasakan tekanan kepala bayi berada di bawah panggul. Bunda mungkin merasakan keinginan kuat untuk terus mendorong sampai bayi keluar.
Dengarkan tubuh Anda dan dorong untuk menanggapi desakan. Ambil napas untuk melakukan jeda di antara keinginan kuat untuk mendorong.
Setiap kali Bunda mendorong bayi, ia akan bergerak lebih jauh menuju panggul. Namun biasanya di akhir kontraksi, bayi Anda akan sedikit naik.
Hal tersebut wajar terjadi. Selama bayi Anda terus bergerak perlahan, Bunda akan baik-baik saja. Biarlah rasa ingin mengejan datang secara alami dan cobalah untuk latih pernapasan dan bersabar agar bisa lebih rileks dan tidak stres.
Ketika kepala bayi mulai muncul di pintu masuk vagina, bidan atau dokter akan memberi tahu kapan ia melihat kepala bayi Anda. Saat kepala mulai terlihat, biasanya dokter akan meminta Anda untuk berhenti mendorong dan menyuruh untuk menarik napas.
Proses ini disebut crowning. Bagi seorang ibu, ini adalah momen yang ditunggu-tunggu. Jika Bunda penasaran, Anda bisa meminta cermin untuk melihat kulit kepala buah hati.
Bunda akan diminta berhenti mendorong sebanyak dua hingga tiga kali kontraksi agar bayi Anda bisa lahir dengan lembut dan perlahan.
Cara ini akan membantu melindungi area perineum dan mencegah terjadinya robekan besar. Bunda mungkin akan merasakan sensasi panas menyengat saat vagina mulai membuka sesuai ukuran kepala bayi Anda.
Setelah bayi lahir, ia akan dikeringkan dengan handuk bersih kemudian ditempelkan ke dada Bunda untuk skin-to-skin. Setelah bayi lahir, bidan atau dokter akan menjepit tali pusar dan mengguntingnya. Jika bayi sehat dan tidak ada komplikasi, Bunda akan bertemu dengan bayi yang sudah 9 bulan dikandung.
Artikel terkait: Proses Melahirkan Normal, dari Pembukaan hingga Pengeluaran Plasenta
3. Proses Melahirkan Bayi yang Terakhir: Mengeluarkan Jaringan Tersisa
Tahap ketiga dimulai ketika bayi Anda sudah lahir dan berakhir ketika Bunda mengeluarkan ari-ari atau plasenta dan kantung ketuban yang telah kosong. Baik ari-ari maupun kantung ketuban yang melekat di ari-ari akan keluar setelah kontraksi.
Ya, meski bayi sudah lahir, Bunda tetap akan mengalami beberapa kontraksi tetapi lebih lemah dibanding saat tahap pertama dan kedua.
Plasenta akan terkelupas dari dinding rahim dan bergerak menuruni jalan lahir. Bunda mungkin akan merasakan kekuatan untuk mendorong lagi demi mengeluarkan ari-ari dan kantung ketuban.
Biasanya plasenta akan keluar dalam waktu 5–10 menit setelah bayi lahir. Namun, ada juga yang baru keluar setelah 30 menit hingga 1 jam.
Pada proses melahirkan bayi fase ketiga ini, Bunda tak perlu melakukan apa pun karena bidan atau dokter akan menarik plasenta serta kantung ketuban dengan perlahan.
Bila semua proses hamil dan melahirkan berjalan baik, Bunda bisa merasakan tiga tahapan melahirkan normal ini secara alami tanpa bantuan obat maupun suntikan.
Jika plasenta tidak kunjung keluar atau tersisa di dalam rahim, dokter mungkin perlu melakukan kuret guna mengeluarkan sisa plasenta. Hal ini untuk mencegah komplikasi berbahaya akibat tertinggalnya plasenta, seperti perdarahan berat setelah melahirkan.
Setelah bayi lahir dan plasenta keluar, dokter akan menjahit luka robekan di jalan lahir. Penjahitan luka juga akan dilakukan pada ibu hamil yang menjalani episiotomi. Untuk mengurangi nyeri, dokter akan memberikan bius lokal selama proses menjahit jalan lahir berlangsung.
Bagi Bunda yang baru pertama kali melahirkan, biasanya seluruh proses melahirkan bisa memakan waktu 10–20 jam. Waktu akan lebih cepat bagi Bunda yang sudah pernah melahirkan sebelumnya.
Itu dia deretan tahapan proses melahirkan bayi secara pervaginam alias normal yang akan Bunda lalui. Semoga sehat selalu bagi Bunda yang kini tengah menanti kelahiran buah hati.
Baca juga:
7 Tanda Melahirkan Pembukaan 1 yang Wajib Dipahami Calon Ibu
9 Cara Mempercepat Pembukaan saat Melahirkan Tanpa Induksi Medis
Membesar Hingga 10cm! Seperti Ini Kondisi Vagina saat Pembukaan Melahirkan