Sudah nonton video VICE Indonesia soal polemik poligami di Indonesia? Video ini setidaknya memberikan saya penjelasan tentang poligami dalam Islam.
Saat melihat video tersebut, banyak momen yang membuat saya mengerenyitkan dahi. Tak hanya menimbulkan banyak tanya, namun juga kemarahan.
Iya, terus terang saja, hampir sepanjang nonton video tersebut, saya cenderung emosi.
Poligami dalam Islam
Bukan, bukan karena saya membantah bahwa poligami dalam Islam ini dilarang. Poligami memang dibolehkan. Setidaknya dalam Al Quran, surat An Nisa sudah menjelaskan tentang masalah poligami dalam Islam ini.
Tapi tentu dengan banyak syarat yang ikut membuntutinya. Salah satunya, terkait dengan persoalan adil.
Pertanyaannya, apakah kita mampu bersikap adil? Apakah para lelaki atau suami yang tergabung dalam dalam komunitas poligami ini yang mampu bersikap adil?
Sebelum membahas apakah seorang manusia mampu berikap adil, saya lebih dulu ingin mengutip beberapa pandangan para suami yang ikut dalam komunitas poligami, seperti yang mereka sampaikan dan terekam dalam video Vice Indonesia.
“InsyaAllah saya sih, cita-cita saya mau istrinya 4. Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang punya istrinya banyak…”
“Di akhir zaman ini, paling besar fitnah itu dari wanita, saya ingin menyelamatkan akidah dalam keluarga saya.”
“Mohon doanya, mudah-mudahan keluarga kami bisa sampai ke surga.”
Dan yang terakhir, saya benar-benar tidak habis pikir dengan pendapat yang diutarakan seorang lelaki yang mengatakan bahwa adanya KB sebenarnya adalah ajaran dari umat di luar Islam supaya umat Islam sedikit. Oleh karena itu perlu dilawan dengan poligami.
Adalah Riski Ramdani, sosok di balik komunitas poligami. Ia pun menjadi juru kampanye poligami. Kepada Vice Indonesia, ia mengatakan bahwa konflik lelaki itu adalah menyukai lebih dari satu perempuan.
Hal ini yang menyebabkan tidak sedikit banyak lelaki yang melakukan perselingkuhan atau malah lebih buruknya lagi membuat lelaki ‘jajan’. Menurutnya, Islam memberi kemudahan karena poligami bisa dijadikan jalan keluar.
Mendengar latar belakang dirinya mendirikan komunitas poligami, saya tergugu. Hal yang terbersit justru segudang pertanyaan. Lagipula bukankah alasan tersebut hanya memperlihatkan bahwa orang-orang yang ingin berpoligami tidak bisa menahan hawa nafsunya?
Jika memang sedang merasa nafsu, hasrat seksual tidak bisa dibendung? Kenapa tidak hasrat tersebut tidak dilampiaskan pada istrinya saja? Kenapa poligami dijadikan pembenaran untuk lelaki bisa melampiaskan nafsunya secara halal?
Lantas, benarkah poligami dalam Islam seperti yang mereka katakan?
Membicarakan isu poligami memang mungkin tidak akan ada habisnya. Biar bagaimana pun, akan terus ada sisi yang mendukung dan ingin menjalankannya, ada pula yang sebaliknya, di antaranya, saya dan suami.
Ya, sebelum menikah kami sempat membahas masalah poligami. Syukurnya, kami punya pandangan sejalan, bahwa untuk mendapatkan surga bukan dengan jalan poligami.
Sementara, salah satu teman saya, Febri Joko, ayah dari dua anak juga memiliki pandangan serupa.
“Poligami? Memang di agama Islam dibolehkan, tapi syaratnya itu kan banyak banget. Nggak bisa langsung poligami begitu saja. Saya sadar betul tidak bisa bersikap adil, bisa seimbang membagi kasih sayang dengan wanita lain.”
“Adil itu sulit sekali. Walaupun ada yang bilang bahwa poligami dijalankan untuk syiar, saya sendiri lebih memilih tidak dengan cara poligami. Banyak cara kok yang bisa kita lakukan untuk syiar atau mendapatkan pahala untuk menuju surga,” ujarnya.
Sementara Nina Nurmila, perempuan muslim sekaligus akademisi Islam yang banyak menghabiskan belasan tahun menggali isu poligami mengatakan pada Vice Indonesia, bahwa hanya di ajaran Islam yang di dalam kitab sucinya yang menganjurkan bermonogami. Poligami itu sendiri sebenarnya sudah ada di mana-mana, kemudian Islam merevolusi secara bertahap.
“Menjadi maksimal jadi 4 dulu, tapi ujungnya yang diinginkan adalah fawahidatan. Yang sering kali itu yang sering dikutip hanya sepotong saja, dicopot tengah saja. Jadi nikahilah perempuan dua, tiga atau empat. Sudah begitu saja. Tapi kalau memang tidak mampu berlaku adil pada 4 orang itu, satu saja. Ini yang jarang dilanjutkan.”
Selanjutnya, Nina juga menegaskan bahwa dalam surat yang sama, An Nissa, ayat 129 dibunyikan, engkau tidak akan pernah bisa berbuat adil di antar perempuan walaupun engkau menginginkannya. Jadi poligami itu pasti diharamkan karena memang dikhawatirkan tidak adanya keadilan.
Sayangnya, tidak sedikit yang belum menyadari hal ini. Khususnya kaum perempuan. Padahal, seperti yang telah Nina jelaskan bahwa rasa cemburu yang dirasakan sebenarnya merupakan kekerasan psikologis. Jadi, jangan anggap cemburu sebagai fitrah seorang perempuan.
“Konstruksi budaya patriakal, itu menyudutkan perempuan. Katanya, kalau perempuan mengizinkan suaminya poligami, maka akan masuk surga. Dia akan berjuang, padahal dalam hatinya sebenarnya sakit, ‘Sakit… tapi ini dari Allah, ini demi surga’.”
“Dalam Islam itu kan bahagia di dunia, bahagia di akhirat. Robbana aatina fid dunya hasanah… jadi janji surga untuk yang berpoligami itu nggak ada dalam Al- Quran.”
“Apapun yang benar itu kan sebenarnya enak di hati, kalau Allah maha adil, nggak mungkin dong, Allah akan menurunkan ayat-ayat yang mendukung ketidakadilan. Itu yang salah bukan Al Qurannya. Tapi cara membacanya,” papar Nina.
Jika memang para pelaku atau para suami yang memiliki niat untuk poligami dengan alasan ibadah, apakah tidak ada ibadah yang lain yang bisa dijalankan? Apakah ibadah-ibadah yang wajib atau sunat sudah dijalankan dengan baik?
Referensi: Vice
Baca juga:
Tak perlu poligami, pria ini berniat mendapat pahala dengan menafkahi ratusan janda
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.