Baru-baru ini, event berkelas dunia Paris Fashion Week tengah menjadi perbincangan di kalangan netizen. Banyak warganet yang curiga dengan banyaknya brand asal tanah air terbang ke Paris. Polemik Paris Fashion Week ini menuai kritik dari berbagai kalangan.
Bukan tanpa alasan, brand tersebut mengklaim datang ke Paris karena menjadi bagian dari Paris Fashion Week. Padahal, dibutuhkan perjuangan panjang dan kualifikasi mumpuni untuk ikut serta dalam ajang Kota Mode tersebut.
Polemik Paris Fashion Week, Apa yang Terjadi?
Salah satu pihak yang mengkritisi fenomena ini adalah pengusaha Lucky Heng. Lucky menampar banyaknya brand yang menuturkan berpartisipasi dalam event Paris Fashion Week ini.
“Agak sebel sama banyaknya brand Indonesia yang klaim masuk Paris Fashion Week tahun ini. Semua berani claim dan pakai nama ‘Paris Fashion Week’ tapi gak ada yang berani tag @parisfashionweek. Sampai Binus, Geprek Bensu masuk PFW pula,” ungkap Lucky memulai kritikannya.
“Gila sih rekor ini, KKW Fenty Cartier saja belum pernah masuk PFW, malah dari Indonesia ada puluhan. Informasi misleading ini cukup membodohkan masyarakat sebenarnya,” imbuhnya.
Lucky menilai bahwa media dan agensi hanya memperjualbelikan slot palsu yang sejatinya tidak pernah diselenggarakan oleh official account Paris Fashion Week. Lucky khawatir hal ini dapat menimbulkan salah paham di kalangan masyarakat yang kurang paham.
Artikel terkait: 7 Fakta Seputar Vaksin Nusantara yang Tuai Polemik, Belum Kantongi Izin BPOM
Ingin Mengedukasi Masyarakat
Merasa hal ini akan menyebabkan kesalahan informasi pada masyarakat, Lucky Heng pun kembali menegasnya beberapa poin.
“The Official Paris Fashion Week hanya ada satu. Yaitu yang diselenggarakan oleh Federation Francaise de la couture. Jadwal official nya juga hanya ada satu.
Sisanya, banyak media dan agency yang memperjualbelikan slot tayang untuk memasukan jadwal ‘palsu’ ke kalender asli mengatasnamakan PFW seolah-oleh legit. IG-nya juga hanya ada satu @parisfashionweek.
Sebenarnya praktik dan informasi misleading menggunakan nama ‘Paris Fashion Week’ ini sudah berjalan lumayan lama. Tapi season ini, Indonesia rekor dunia sih. Dari beauty brands, Binus hingga Geprek Bensu,” lanjutnya lagi.
“Sebagian brands yang ikut, menurut saya sebenarnya dalam hati mereka tahu sendiri dan aware, sehingga menulis ‘Paris Fashion Show’ instead.
Saya agak marah dan sebel aja karena I genuinely love fashion. Dan ini adalah informasi yang sebenarnya justru memalukan mengatasnamakan Indonesia kalau didengar oleh dunia luar. Singkat kata kita ‘mengada-ada’ sendiri dan ‘hore-hore’ sendiri saja. Heboh sendiri, puji sendiri,” tegas Lucky.
Lucky Heng menegaskan bahwa kritiknya itu bukan karena atas dasar iri. Ia hanya ingin mengedukasi masyarakat agar tak tertipu dengan permainan brand yang mengklaim tampil di Paris Fashion Week.
“Bayangkan jumlah netizen yang clueless yang telah dimainkan perasaan dan harapannya, pengetahuan dan wawasannya, di misled oleh informasi ini, apalagi mengatasnamakan Indonesia.
US, UK, hingga Prancis sendiri saja yang lebih banyak brand gede gak berani klaim pernah masuk PFW. Audience sana sudah lebih pintar, tidak bisa dibodoh-bodohi,” tutup Lucky.
Artikel terkait: Polemik Tahu Tempe: Harga Naik bikin Bunda Pusing, Bikin Sendiri Yuk!
Kementerian Pariwisata Buka Suara
‘Perang komentar’ ala warganet ini pun membuat Sandiaga Uno angkat bicara. Sebagai informasi, brand Indonesia yang terbang ke Paris memang dibawa oleh Gekraf Indonesia dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Tujuannya jelas, untuk memberikan kesempatan bagi merk Indonesia memoles diri dan memiliki nilai jual di kancah global.
“Produk ekonomi kreatif yang ingin go global akan kami fasilitasi, seluruh produk kreatif anak dan talenta anak bangsa. Kami punya tugas dan fungsi untuk membuka ruang dan peluang agar semakin banyak peluang dan pemenang pasca pandemi ini,” ungkap Sandi dalam akun YouTube resmi Kemenparekraf.
“Ternyata produk indonesia sangat diminati di Eropa terutama Paris Fashion Week. Kami melihat banyak produk-produk ekonomi kreatif kita yang membuka lebih dari 20 juta lapangan kerja. Ini bagian dari tatanan persiapan eko baru pasca pandemi.
Intinya semua produk indonesia harus kita dukung untuk membangkitkan semangat kita untuk pulih dan membuka peluang kita untuk menjadi pemain global.” pungkas Sandi.
Tidak ketinggalan, Ifan Seventeen yang telah didapuk sebagai Ketua Bakominfo Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional memberikan opininya. Hal ini dijelaskan secara gamblang dalam video Instagramnya.
“First of all, aku pengen jelasin kalau Paris Fashion Week adalah event tahunan yang diselenggarakan oleh FHCM, jadi semacam federasi di sana. Ini bisa dibilang event fashion terbesar di dunia, bahkan hampir mengalahkan New York Fashion Week.
Jadi wajar kalau banyak sekali para enthusiast dari fashion, penggemar atau pemerhati fashion yang berangkat dari seluruh dunia ke Paris pada tanggal 6 Maret,” jelas Ifan.
Artikel terkait: Pesan Ayah Atta Halilintar Soal Persalinan Aurel Tuai Kritikan, Netizen: “Perempuan Bukan Pabrik Anak”
Ifan Seventeen: Tidak Salah Juga Membawa Nama Paris Fashion Week
Ifan tidak menampik bahwa desainer dan brand telah melalui banyak syarat dan kurasi. Antusiasme mereka untuk menambah nilai jual membuat Gekraf dan Kemenparekraf berinisiatif mengajak brand yang kompeten untuk berangkat ke Paris.
“Dan di tahun ini Gekrafs juga Kemenpar mengajak brand-brand yang memang menurut kami kompeten untuk berangkat ke sana. Jadi brand-brand yang non-desain bisa berkolaborasi dengan para desainer untuk diberangkatkan ke sana.
Namun, memang bukan di event Paris Fashion Week yg dari FHCM, that’s why we name it Gekrafs Paris Fashion Show during Paris Fashion Week,” tegasnya. Nampaknya hal inilah yang tidak digali lebih dulu oleh netizen Indonesia sehingga terlanjur viral di media sosial.
“Cuma kalau menurutku ya, mungkin yang membuat miss di sini, pada saat brand-brand itu menyampaikan kepada KOL-KOL yang ikut ke sana, mungkin hal-hal ini yang memang kurang ditekankan. Jadi banyak sekali yang menamai kegiatan mereka dengan Paris Fashion Week,” pungkas Ifan.
Sekali lagi, bukanlah hal yang sepenuhnya salah ketika brand memutuskan menggunakan nama Paris Fashion Week. Dengan catatan, brand tersebut tidak mencantumkan logo event terkait.
“Apakah itu salah? Jawabannya tidak. Bahkan ketika menamai atau menyebutkan kegiatan mereka di sana dengan sebutan Paris Fashion Week itu juga sebenarnya enggak apa-apa. Yang penting jangan menyertai logo FHCM tersebut. Dan ini tentunya one step forward untuk mengenalkan industri fashion Indonesia kepada dunia,” tutup Ifan.
Demikian penjelasan dan klarifikasi pihak terkait perihal polemik Paris Fashion Week. Dengan derasnya arus informasi, alangkah bijaknya bila kita menelaah lebih dulu dan tidak menelan mentah-mentah informasi yang beredar.
Baca juga:
Aturan Terbaru Pencairan JHT Tuai Protes, Ini Kata Perencana Keuangan
Raffi Ahmad Bangun Kebun Binatang untuk Anak, Tuai Kritik Aktivis Hewan
Tuai Kontroversi, Adegan Dalam 'All of Us are Dead' Dikritik Warganet