Di balik kesuksesan karier Shihab bersaudara, ada orang tua hebat sebagai guru utama. Jika Najwa Shihab sukses sebagai jurnalis sekaligus host Mata Najwa, sang kakak Najelaa Shihab memilih pendidikan sebagai fokus utama. Aktif sebagai pegiat pendidikan di Indonesia, pola asuh Najelaa Shihab sungguh menarik.
Faktanya, sejak kecil Najelaa ingin menjadi guru. Tujuannya adalah memastikan seluruh anak di Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas. Asa yang membara membuat perempuan yang akrab disapa Ela ini mendirikan Sekolah Cikal pada 1999.
Pola Asuh Najelaa Shihab
Menikah dengan Ahmad Fikri Assegaf, Najelaa dikaruniai 3 orang anak. Yaitu Fathi Ahmad Assegaf, Nishrin Assegaf, dan Nihlah Assegaf. Menjadi orang tua di usia muda, Najelaa menerapkan pengasuhan yang berbeda dengan orang tua kebanyakan.
1. The Power of Ngobrol
Sebagai seorang ibu, Najelaa mengakui sedikit banyak meniru pola asuh sang ayah terdahulu yaitu rajin mengobrol. Hal ini diakui mendorong anak tidak ragu menjadi sosok yang kritis.
“Aku yang dicontohkan ayahku memang sering mengobrol. Apalagi topik di keluarga aku gak ada yang dianggap berat atau tabu. Aku selalu menghormati apa pendapat mereka,“ tutur Najelaa saat ditemui dalam acara Kumpul Media dan Komunitas Pendidikan Keluarga di kediamannya di bilangan Jakarta Selatan, Kamis (13/4).
“Mungkin buat banyak orang serius ya, tapi aku ngerasa itu kekuatan percakapan. Sesimpel percakapan setiap harinya sih.
Aku di rumah punya rutinitas ibadah salat Magrib bareng, makan malam juga bareng. Jadi banyak values yang aku jadi tau. Kalau ada sesuatu yang penting aku bahas waktu lagi bareng,“ sambung Najelaa.
Artikel terkait: Sukses Didik 5 Anak jadi Generasi Berkualitas, Ini Rahasia Parenting Quraish Shihab
2. Saling Mendukung Antar Saudara
Berbeda usia rentang 4 tahun, Najelaa mengajarkan saling memngaruhi pada anaknya. Tentunya memengaruhi yang positif. Najelaa yakin pengaruh positif bisa didapat dari saudara kandung.
“Ada momen anakku satu udah mau remaja, satunya lagi masih balita. Aku merasa antar sesama saudara saling mendukung. Misalnya salah satu anakku kan minatnya di bidang olahraga.
Terus adiknya melihat jadi oh kalau olahraga itu bukan cuma dapat piala aja lho. Ada hal lain misalnya bisa menetapkan target, komitmen, disiplin. Walau adiknya nantinya gak jadi atlet setidaknya komitmen diraih untuk hidup dia nanti“ lanjut Najelaa.
3. Tidak 100% Mengikuti Parenting Style Orang Tua Terdahulu
Sedikit banyak melihat gaya asuh orang tuanya dulu, Najelaa mengakui tidak selamanya pengasuhan orang tua terdahulu harus diikuti. Bersama sang suami, ia terus belajar menjadi orang tua. Salah satunya dengan memilah mana pola asuh yang bagus dan sebaiknya ditinggalkan karena tidak relevan dengan zaman.
“Beruntungnya aku Abi dan mama pola asuhnya positif, gak ada kekerasan jadinya aku sama suami lebih mudah mengendalikan emosi. Makanya jadi orang tua harus belajar dan sampai sekarang terus belajar karena waktu gak bisa diulang,“ tegas Najelaa.
Artikel terkait: Menikah saat Berusia 20 Tahun, Ini 6 Fakta Pernikahan Najwa Shihab
4. Komunikasi Terbuka dengan Anak
Sama dengan sang ayah, Najelaa nyatanya telah memulai diskusi topik serius dengan anak sehak usia dini. Bahkan, Najelaa memberanikan diri mengajak sang anak bertakziah saat usianya belum genap 2 tahun!
“Aku waktu anakku bayi lagi menyusui aku bacain koran, percaya gak sih. Terus anakku masih kecil aku ajak dia takziah biar tahu oh orang meninggal keluarganya perlu ditemenin.
Emang anak belum mengerti tapi aku yakin anak kalau diajak ngobrol lama kelamaan kosakatanya akan semakin banyak. Ini bakal ngaruh ke reading comprehehentionnya bagus kedepannya, IQ nya juga, intelegensi dipengaruhi kosakata,“ jelas Najelaa.
Keterbukaan juga dilakukan karena Najelaa ingin anak mendengar dari orang tua lebih dahulu ketimbang mendengarnya dari sumber yang salah.
Ia tidak ragu membahas hal yang mungkin dianggap tabu oleh keluarga lain. Mulai dari pendidikan seksualitas, finansial, narkoba, toilet training, bagaimana cara menghadapi bully melalui percakapan rutin dengan buah hatinya.
5. Dorong Anak Merantau
Jika kebanyakan orang tua menahan anak agar selalu dekat dengan orang tua, Najelaa sebaliknya. Ia justeru mendorong agar ketiga anaknya merantau nun jauh di sana. Alasannya, karena dahulu Najelaa tidak merasakan keistimewaan ini.
“Dulu aku anak yang gak jauh, sekolah selalu dekat dari rumah. Waktu kuliah juga diadvice orang tua biar gak usah ke luar kota. Tinggal di rumah itu dari lahir sampai menikah. Makanya aku ingin anakku sekarang dapat experience merantau, jauh dari orang tua,“ ujar Najelaa.
Menurut Najelaa, cara ini akan membuat anak belajar beradaptasi dalam segala situasi, membuktikan kemandirian, dan bersikap jika suatu waktu anaknya menjadi minoritas di suatu tempat.
“Konteks menjadi minoritas itu penting, apalagi kalau anakku tinggal di negara yang bukan mayoritasnya Muslim. Dia akan belajar perspektif bahwa Indonesia itu luas, apalagi di lingkup global pasti sangat beragam.“ jelas Najelaa.
Lanjut Najelaa, kepercayaan penuh pada anak membuat Najelaa tidak mudah khawatir. Terlebih, perkembangan teknologi membuat ia bisa berkomunikasi dengan anaknya kapan saja.
6. Kerjasama yang Baik dengan Suami
Diakui Najelaa, peran Fikri sebagai suami adalah krusial yang membawanya hingga seperti sekarang.
“Fikri sangat telibat, aku gak akan mungkin bisa sukses sebagai ibu, multiperan ibu bekerja dan banyak karya kalau suami gak mendukung. Suami terlibat atau engga menurutku bukan dia mau atau engga, tapi kita sebagai istri kasih kesempatan gak.“ tegas Najelaa.
Sebelum menikah, Najelaa sudah lebih dulu membicarakan gaya asuh seperti apa yang nantinya akan diajarkan. Lebih uniknya, Najelaa mengutamakan kuantitas dibandingkan kualitas dalam hal waktu bersama keluarga.
“Aku sangat mementingkan kuantitas. Unpopular opinion tapi aku gak percaya bakal ada kulitas kalau gak ada kuantitas. Untuk bisa punya hubungan yang baik dalam keluarga, harus ada kuantitas dulu baru ada kualitas.
Makanya aku udah ada kesepakatan makan bersama, salat berjamaah minimal sehari sekali, terus akhir pekan gak ambil kerjaan. Intinya mengusahakan waktu semaksimal mungkin,“ kata Najelaa.
7. Utamakan Mindset yang Luas dan Tidak Ngoyo
Tak kalah penting, Najelaa menegaskan tidak berpikir bahwa cita dan asa hanya untuk anaknya semata.
“Aku bercita cita gak pernah untuk anak sendiri, karena aku tau anakku akan hidup di masyarakat bareng orang lain. Jadi kita sebagai orang tua gak bisa tuh aku ingin anakku bahagia anakku pintar atau mandiri.
Misal nih tercapai anakku bahagia tapi dia ada di lingkungan toxic, mentalnya kurang baik, dan banyak issue bullying pada akhirnya akan memengaruhi dia.“ pungkas Najelaa.
Keren banget ternyata pola asuh Najelaa Shihab ini, out of the box dan semoga bisa menginspirasi Anda ya.
Baca juga:
Dua Perempuan Inspiratif, Simak 10 Potret Kekompakan Kakak Beradik Najelaa dan Najwa Shihab
9 Rahasia Sukses Pengasuhan Ayah dan Ibunda Najwa Shihab, Apa Saja?
Langgeng Menikah Selama 47 tahun, Quraish Shihab Bagikan Rahasianya