Kehamilan merupakan momen saat Anda bisa merasakan suka cita mendalam, termasuk menumbuhkan harapan yang indah. Meskipun begitu, pada saat yang sama, beberapa calon ibu dapat mengalami tingkat stres dan kecemasan tinggi selama periode ini. Ya, kadang pikiran negatif ibu hamil sulit dihilangkan.
Berikut beberapa hal yang memicu pikiran negatif pada ibu hamil, dan langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi rasa khawatir berlebihan ini.
Kehamilan bisa menyenangkan sekaligus menakutkan. Rasa takut dan khawatir berlebihan kerap muncul karena pikiran negatif ibu hamil. Tenang saja, jika hal ini memang tengah dirasakan, Anda tidak sendirian.
Setidaknya, menurut survei tahun 2015 yang dilakukan terhadap 130 ibu hamil di Asia yang dilakukan oleh theAsianparent.com, ada 4 kekhawatiran kehamilan yang kerap dirasakan para ibu di Asia, khususnya di Singapura dan Malaysia.
Berikut beberapa pikiran negatif ibu hamil
1) Bayi saya akan mengalami beberapa jenis cacat lahir – 48%
Salah satu pikiran negatif ibu hamil yang banyak dirasakan terkait rasa takut jika janin yang tumbuh di dalam rahim tidak berkembang normal, “Ketakutan terbesar saya adalah bayi saya akan mengalami cacat lahir. Saya membaca artikel ini di satu media tentang seorang bayi yang lahir tanpa otak dan selama sisa kehamilan saya seperti mebayangkan kalau saya akan akan memiliki bayi seperti itu.”
2) Keguguran – 13%
Pikiran negatif lainnya, “Saya khawatir bahwa saya akan mengalami keguguran atau janin lahir namun tidak selamat. Kekhawatiran akan membuat saya terjaga sampai larut malam karena pada akhirnya tidak ada yang bisa saya lakukan selain makan sehat dan beristirahat cukup untuk menjaga bayi saya aman.”
3) Persalinan dan melahirkan akan terasa sakit – 11%
Ketakutan berikutnya, “Pada kehamilan pertama, saya sangat takut bahwa tidak akan bisa mentolerir nyeri persalinan. Saya sudah takut pada jarum dan saya telah mendengar bahwa persalinan terasa seperti ketika tulang sedang dihancurkan. ”
4) Bayi saya akan terlilit tali pusat – 10,4%
Pikiran negatif ibu hamil yang berikutnya adalah, “Saya hamil 18 minggu dan kekhawatiran terbesar saya adalah tali pusar yang membungkus bayi. Dan saya khawatir itu akan terjadi setiap saya bergerak aktif dan ketika saya tidur. “
Kekhawatiran lain dari ibu hamil Asia termasuk juga :
1) Terjadinya persalinan prematur
“Bayi pertama saya adalah bayi prematur pada 7 bulan dan dengan kehamilan kedua, saya sangat takut akan memiliki bayi prematur lagi. Syukurlah saya melahirkan bayi laki-laki yang sehat di hampir 39 minggu. ”
2) Saya tidak akan menurunkan berat badan setelah bayi lahir
“Saya mengalami kenaikan berat badan hingga 20 kg selama kehamilan dan saya sangat takut bahwa saya tidak akan pernah bisa menurunkan berat badan. Saya sudah menambah 7 kg pada trimester pertama!”
3) Suami akan tidak setia saat saya hamil
“Saya hamil 8 bulan dan selama 3 bulan terakhir saya tidak ingin berhubungan seks. Tubuh saya juga telah berubah dan saya memiliki banyak tanda peregangan merah di sekitar perut saya. Jujur, saya tidak akan menyalahkan suami saya jika dia selingkuh, karena sepertinya saya tidak bisa berhubungan seks selama 3-4 bulan lagi. Tetapi saya akan hancur secara emosional jika dia melakukannya. Saya takut dia akan berselingkuh. “
4) Saya tidak akan menjadi ibu yang baik
“Saya pikir sulit untuk membesarkan anak-anak di dunia saat ini. Saya yakin saya akan melakukan pekerjaan yang baik – tetapi saya tidak yakin saya akan menjadi ibu yang baik.”
5) Saya akan makan sesuatu yang bisa membahayakan bayi saya
“Saya khawatir saya secara tidak sengaja makan sesuatu yang akan membahayakan bayi, terutama pada trimester pertama. Saya ingat satu kesempatan ini bahwa saya secara tidak sengaja telah memakan semangkuk tiramisu makanan penutup favorit saya tanpa disadari memiliki alkohol, telur mentah, dan keju mascarpone. Setelah menyadari, saya menghabiskan sepanjang pagi memaksa diri saya untuk muntah dan sisa hari saya diliputi dengan kesedihan yang sangat besar dan merasa seperti kegagalan menjadi ibu.”
6) Saya tidak akan bisa menjalankan tanggung jawab baru
“Saya seorang wanita karier dengan tim terdiri dari 54 karyawan yang melaporkan pekerjaannya kepada saya. Waktu bekerja saya cukup panjang, begitu juga pasangan saya. Orangtua kami tidak tinggal di dekat kami dan saya khawatir ketika bayi lahir, saya tidak akan bisa menyeimbangkan kehidupan kerja dan keluarga. “
7) Saya akan mati saat melahirkan
“Ibu sahabat saya meninggal ketika dia melahirkan. Saya terus-menerus khawatir itu akan terjadi pada saya juga.” Ini juga bisa menjadi pikiran negatif ibu hamil.
8) Air ketuban saya akan pecah di depan umum
“Saya merasa takut untuk pergi ke mana saja karena takut air ketuban akan pecah saat di luar rumah?”
Memiliki rasa khawatir saat hamil memang merupakan hal sangat wajar, dan bisa berguna untuk lebih mawas diri. Namun segala pikiran negatif ibu hamil dibiarkan begitu saja tentu saja akan merugikan.
Untuk memberi Anda beberapa informasi tepat tentang topik kekhawatiran saat masa kehamilan – termasuk cara mengelola kekhawatiran terkait kehamilan, kami berbicara dengan Dr Wendy Teo, Konsultan Ahli Obstetri dan Ginekologi di Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena.
Rasa khawatir dapat memengaruhi calon ibu dan dirasakan janin
Dr. Teo menjelaskan bahwa kekhawatiran dan stres yang terus-menerus selama kehamilan dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu.
Jika dibiarkan bisa terjadi peningkatan risiko depresi sebelum dan sesudah kelahiran, atau bahkan hipertensi dan diabetes di akhir kehamilan.
Terlebih lagi, tingkat stres yang tinggi juga menyebabkan penurunan tingkat kekebalan tubuh pada ibu sehingga menyebabkan risiko dia jatuh sakit lebih sering.
Bukan hanya ibu hamil yang dapat dipengaruhi tingkat stres dan kecemasan tinggi, dr. Teo juga mengatakan bahwa janin juga dapat merasakan dampaknya dengan cara-cara berikut:
1. Karena hormon stres menyempitkan pembuluh darah, bayi mungkin mengalami penurunan aliran darah dan oksigen.
2. Sama seperti orang dewasa yang sangat stres rentan terhadap infeksi. Bayi yang terbiasa dengan lingkungan stres tinggi di dalam rahim dapat menurunkan kekebalan tubuhnya dan karenanya memiliki risiko infeksi lebih tinggi.
3. Janin dari ibu sangat stres juga terkait dengan peningkatan risiko penyakit paru-paru kronis, keterlambatan perkembangan, masalah belajar dan bahkan kematian bayi.
4. Tak hanya itu, bayi yang lahir dari ibu stres juga lebih rentan terhadap penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes di masa depan.
5. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa temperamen bayi saat besar juga dipengaruhi oleh tingkat stres ibu.
Apa yang harus Anda lakukan untuk berhenti khawatir selama kehamilan?
Inilah beberapa tips hebat dari dr. Teo yang dapat membantu Anda mengelola ketakutan:
1. Cari tahu sumber kekhawatiran.
2. Bicara tentang itu. Bagikan kekhawatiran dan masalah dengan pasangan, teman atau kolega Anda bahkan dengan dokter kandungan.
3. Ikuti atau gabung pada seminar atau kelas yang ditujukan untuk ibu hamil. Memiliki pengetahuan tentang apa yang diharapkan dalam persalinan atau menyusui akan membuat Anda lebih percaya diri dan mengurangi rasa khawatir tentang apa yang akan terjadi.
4. Bicaralah dengan dokter Anda! Cari tahu apakah Anda menderita prenatal blues atau depresi.
5. Luangkan waktu untuk istirahat.
6. Manjakan diri Anda – spa, pijat, berbelanja, dan melakukan sesuatu yang Anda sukai. Teruslah tertawa dan jagalah semangat. Tertawa adalah obat terbaik yang diperlukan ibu hamil.
7. Makan baik dan tetap terhidrasi dengan baik. Penting untuk memastikan asupan asam omega yang cukup (ditemukan pada ikan berlemak seperti salmon) karena jika kekurangan bisa meningkatkan depresi.
8. Berolahraga dalam kadar yang sesuai dengan tahap kehamilan akan meningkatkan jumlah feromon dalam tubuh untuk efek “merasa nyaman”.
Parents, yakinlah bahwa terlepas dari semua kekhawatiran kehamilan, kemungkinan besar Anda akan melahirkan bayi sehat dan menggemaskan. Dan ketika Anda melihat wajah kecilnya untuk pertama kalinya, semua kekhawatiran Anda akan luluh!
Baca juga:
Suami, ini 9 hal yang bikin istri mood swing saat hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.