Pada hari Senin, 13 Juni 2022, telah berlangsung pemakaman Emmeril Kahn Mumtadz atau yang akrab disapa Eril. Pemakaman tersebut berlangsung di Cimaung, Bandung. Pada kesempatan tersebut, Ridwan Kamil, ayahanda dari Emmeril Kahn Mumtadz membacakan sebuah tulisan yang dibuatnya tentang sosok sang putra. Pidato Ridwan Kamil ini tak pelak mengundang rasa haru masyarakat yang hadir.
Pidato Ridwan Kamil Kisahkan Perjuangannya Mencari Eril
Sumber: viral.rujukannews.com
Ridwan Kamil membacakan pidato yang telah dibuatnya setelah prosesi pemakaman Eril selesai. Dalam pidato tersebut, Ridwan Kamil menceritakan sosok Eril, hikmah kepergian sang putra dan perjuangan Ridwan Kamil serta keluarga dalam mencari Eril selama 14 hari. Berikut isi pidato yang disampaikan oleh Ridwan Kamil usai pemakaman sang putra.
“Izinkan saya menyampaikan sepenggal rasa cinta, siapa itu Eril dan apa hikmah dari kepergian Eril.
14 hari bisa terasa pendek dalam hidup rutin yang sehari-hari, tapi 14 hari ini menjadi begitu panjang dalam kehidupan kami. Kami bertanya-tanya mengapa harus selama ini ya Allah, mengapa tidak lebih cepat agar semua lekas berlalu, supaya kami yang hidup tidak terlalu lama mengharu biru, tapi waktu adalah rahasia Allah yang mustahil bisa dipecahkan apalagi menyangkut tentang kelahiran dan kematian.
Waktu adalah relatif, begitulah kata orang orang yang arif, dan akhirnya kami menerimanya dengan hati yang lapang, sebab kami bisa menemukan banyak sekali petunjuk yang terang.
Dalam rentang 14 hari yang sejujurnya sangat melelahkan, namun kami pun mendapat banyak pelajaran dan menerima kearifan. Tentang hidup Eril yang secara kasat mata rasanya terlalu singkat, tapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat padat penuh manfaat.
Artikel terkait: Dikabarkan Hilang, Ini Profil dan Fakta dari Emmeril Khan Mumtaz
Sejengkal Tanah Milik Allah
Sumber: kumparan.com
23 tahun mungkin belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar, namun terbukti ternyata memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar. Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari, tapi tentang tiap hela nafas yang dipakai berbuat baik walau kecil dalam sehari-hari.
Kami mengikhlaskan Eril pergi karena kami akhirnya menyadari bahwa Allah telah mencukupkan seluruh amal-amalnya untuk menutupi kemungkinan bertambah kekhilafannya.
Mungkin akan berat, tapi kami sebenarnya sudah menyiapkan hati kalau kami tak akan pernah lagi melihat lagi jasadnya untuk terakhir kali.
Bukankah Eril lahir di New York yang berada jauh diseberang, mengapa tidak jika iya wafat di Swiss yang jauhnya juga tidak berbilang. Bukankah tiap sejengkal tanah adalah milik Allah yang menentukan segala pergi dan pulang.
Artikel terkait: Hari Ketiga, Proses Pencarian Eril di Sungai Aare Swiss Kian Intensif
Bahkan Kepergiannya Mendatangkan Cinta
Sumber: manado.tribunnews.com
Kepergian Eril yang semula adalah untuk melanjutkan pendidikan S2 tak hanya membuat keluarga terpukul. Masyarakat merasakan kesedihan yang sama. Namun, Kang Emil tak menampik bahwa kepergian Eril mendapatkan banyak doa tulus dari seluruh lapisan masyarakat.
Luncuran doa yang dipanjatkan dari berbagai penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup bagi kami untuk yakin barangkali Allah memang yang menghendaki agar kepulangannya disambut baik oleh langit dan bumi.
Bagaimana mungkin kami tidak merasa dilimpahi oleh rahmat dan kurnia saat jenazah yang terbaring ini, berada di air berhari-hari masih utuh lagi sempurna, itulah salah satu keyakinan kami bukti adanya mukjizat yang akhirnya Alhamdulillah kami diberi sempat untuk melihat tanda kekuasaan Allah sang pemberi berkat, pelajaran bagi kita yang beriman, dan yang pandai membaca isyarat.
Kematian Eril, merupakan kehilangan yang sangat telak juga pengalaman yang sungguh dahsyat dalam momentum waktu yang nyaris sejajar, kami merasakan kehilangan yang paling besar, tapi seketika itu juga kami merasa dilimpahi kasih yang akbar.
Terakhir kami sangat bersyukur dianugerahi seorang putra yang dalam hidupnya, bahkan dalam pulangnya masih mendatangkan cinta kepada kami sang orang tua.
Terima kasih, hatur nuhun, jazakallah khairan katsiran, atas segala cinta doa yang dipanjatkan untuk ananda Eril almarhum, semoga Allah membalas berlipat-lipat kebaikan Anda semuanya.”
Demikian informasi tentang pidato menyentuh yang disampaikan oleh Ridwan Kamil. Turut berduka cita untuk Ridwan Kamil dan keluarga, semoga selalu diberikan kekuatan dan ketabahan.
Baca juga:
10 Fakta Sungai Aare di Swiss, Tempat Hilangnya Putra Ridwan Kamil
Ridwan Kamil Adopsi Anak Yatim Piatu di Hari Anak Nasional
9 Masjid Unik Karya Ridwan Kamil, Punya Makna di Balik Bentuknya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.