Permen coklat dengan lapisan gula warna-warni, rainbow cake, kukis berwarna cerah menyala dan masih banyak lagi. Semua makanan itu memang menggoda, terutama bagi anak-anak. Tapi semua camilan lezat itu juga mengandung pewarna makanan buatan. Pewarna buatan ditengarai dapat menyebabkan efek samping yang serius, seperti hiperaktif pada anak-anak, kanker dan alergi. Benarkah demikian?
Apa itu pewarna makanan buatan?
Pewarna makanan buatan adalah bahan kimia yang digunakan untuk menambah warna dan mempercantik tampilan makanan agar lebih menarik perhatian.
Pewarna buatan pertama kali diciptakan pada tahun 1856 dari tar batubara dan telah digunakan selama berabad-abad. Saat ini, pewarna makanan terbuat dari minyak bumi.
Ada dua jenis pewarna buatan, yakni yang larut dan tidak larut dalam air. Jenis pewarna yang larut dalam air biasanya berbentuk bubuk, butiran, atau cairan sedangkan yang tidak larut diperuntukkan untuk produk yang mengandung lemak dan minyak.
Artikel terkait: Awas! 5 Jenis makanan dan minuman ini bisa menyebabkan kanker
Berbagai produk yang mengandung pewarna makanan akan diuji coba keamanannya oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Jadi, berbagai produk di pasaran yang mengandung pewarna buatan telah lulus uji dan terbilang aman untuk dikonsumsi, selama ada nomor registrasi Badan POM-nya.
Berikut beberapa jenis pewarna makanan buatan yang biasa digunakan
- Pewarna buatan Merah No. 3 (Eritrosin), berwarna merah ceri yang biasa digunakan dalam permen dan pasta untuk dekorasi kue.
- Pewarna buatan Merah No. 40 (Allura red), berwarna merah gelap yang digunakan dalam minuman olahraga, permen, bumbu, dan juga sereal.
- Pewarna buatan Kuning No. 5 (Tartrazine), warna lemon kuning yang digunakan dalam permen, minuman ringan, keripik, popcorn, dan sereal.
- Pewarna buatan Kuning No. 6 (Sunset yellow), berwarna oranye kuning yang digunakan dalam permen, saus, makanan yang dipanggang, dan buah-buahan yang diawetkan.
- Pewarna buatan Biru No. 1 (Brilian biru), berwarna biru kehijauan yang digunakan dalam es krim, kacang polong kalengan, sup kemasan, dan bahan dekorasi kue.
- Pewarna buatan Biru No. 2 (Indigo carmine), berwarna biru terang yang digunakan dalam permen, es krim, sereal, dan makanan ringan.
Namun, ada sedikit kontroversi mengenai keamanan zat ini. Beberapa pewarna buatan makanan dianggap aman di satu negara, tetapi dilarang dikonsumsi manusia di negara lain, sehingga sangat membingungkan untuk menilai keamanannya.
Misalnya, hijau No. 3, juga dikenal sebagai Fast Green, disetujui oleh FDA tetapi dilarang di Eropa.
Quinoline Yellow, Carmoisine, dan Ponceau adalah contoh pewarna makanan yang diizinkan di Eropa tetapi dilarang di Amerika.
Efek samping dari pewarna makanan buatan
Pewarna buatan, meski dinyatakan aman, ternyata memicu timbulnya efek samping pada anak. Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Anak jadi hiperaktif
Pada tahun 1973, seorang ahli alergi anak-anak menyatakan bahwa pewarna makanan buatan dan pengawet dalam makanan menyebabkan hiperaktif dan masalah belajar pada anak-anak.
Sebuah studi kecil menemukan bahwa 73% anak-anak dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) menunjukkan penurunan gejala ketika dua zat tambahan tersebut dihilangkan dari makanan mereka.
Artikel terkait: Pewarna makanan alami lebih baik daripada pewarna buatan
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh United Kingdom’s Food Standards Agency di tahun 2007 menunjukkan bukti serupa yang menyatakan bahwa mengonsumsi makanan yang mengandung pewarna buatan dapat meningkatkan perilaku hiperaktif pada anak
Kesimpulannya, studi menunjukkan ada hubungan kecil tapi signifikan antara pewarna makanan buatan dan hiperaktif pada anak-anak. Beberapa anak tampaknya lebih sensitif terhadap pewarna daripada yang lain.
2. Pewarna Buatan Picu Kanker
Pemeriksaan kanker payudara. (Unsplash)
Dengan pengecualian pewarna jenis Red 3, saat ini belum ada bukti konklusif bahwa pewarna makanan dapat menyebabkan kanker. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan berdasarkan peningkatan konsumsi pewarna makanan.
3. Alergi
Menurut penelitian, beberapa pewarna makanan buatan, terutama Biru 1, Merah 40, Kuning 5 dan Kuning 6, dapat menyebabkan reaksi alergi pada individu yang sensitif.
Haruskah pewarna buatan berbahan kimia dihindari?
Bagi kebanyakan orang, pewarna makanan mungkin tidak berbahaya. Namun demikian, menghindari makanan olahan yang mengandung pewarna dan pengawet dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan terutama bagi anak-anak.
Cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan fokus pada makan makanan utuh yang tidak diproses. Tidak seperti makanan olahan, sebagian besar makanan utuh sangat bergizi.
Berikut adalah beberapa makanan yang bebas dari zat pewarna buatan
Memiliki warna alami, makanan-makanan berikut ini bebas dari pewarna buatan dan aman dikonsumsi tanpa perlu khawatir efek samping.
- Susu dan telur: susu, yogurt polos, keju, telur, keju cottage.
- Daging dan unggas: ayam segar, tidak diasinkan, daging sapi, babi dan ikan.
- Kacang-kacangan dan biji-bijian: almond tanpa rasa, kacang macadamia, kacang mede, pecan, kacang walnut, biji bunga matahari.
- Buah dan sayuran segar: Semua buah dan sayuran segar.
- Biji-bijian: oat, beras, beras merah, quinoa, barley.
- Tumbuhan polong-polongan: kacang panjang, kacang merah, buncis.
Sumber: hellosehat, healthline
Baca juga:
Peneliti Temukan Cara Agar Anak Suka Makanan Sehat
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.