Hingga 1 April 2020, jumlah penderita Korona di Indonesia sudah mencapai 1.677 orang, pasien yang sembuh sekitar 103 orang, sementara 157 orang di antaranya meninggal dunia. Berdasarkan laporan, angka ini dialami oleh beragam usia dan latar belakang pekerjaan, termasuk petugas kesehatan terinfeksi korona pun tak bisa dihindari
Sedihnya, baru-baru ini dikabarkan, 2 orang petugas terinfeksi korona dalam keadaan hamil, di Jakarta.
Petugas kesehatan terinfeksi korona dalam keadaan hamil
Berdasarkan update dari website Corona.jakarta.go.id, jumlah pasien Covid-19 ini memang mengalami kenaikan yang cukup pesat. Hal ini juga diungkapkan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia.
Dwi menuturkan bahwa terdapat kenaikan sebanyak 84 orang yang positif Covid-19 ini, 2 di antaranya bahkan dalam kondisi hamil. Jumlah tersebut merupakan akumulasi data dari 30 rumah sakit dan satu klinik di Jakarta.
“Petugas terinfeksi korona jumlahnya sampai 84 orang, 1 orang di antaranya meninggal dan dua orang dalam kondisi hamil,” kata Dwi di Balai Kota Jakarta, Rabu (1/4/2020), dilansir dari Liputan6.com.
Artikel Terkait : Sering tak terdeteksi, ini gejala Corona hari ke-1 sampai ke-17, wajib tahu!
Berdasarkan pantauan, Rabu, 1 April 2020, jumlah kasus terkonfirmasi di Jakarta mencapai 794 orang yang positif. Sebanyak 490 orang masih dirawat, 87 orang meninggal dunia, dan 166 orang diisolasi mandiri. Sementara itu, sebanyak 6% atau 51 orang sudah berhasil sembuh.
Lalu, sebenarnya bagaimana risiko Covid-19 ini pada ibu hamil?
Risiko virus korona pada ibu hamil
Saat hamil, seorang perempuan diketahui memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah dibandingkan kondisi biasanya. Situasi pandemi seperti sekarang ini, bumil tentu saja bisa merasa khawatir akan keselamatan janin. Terlebih lagi, bagi bumil yang sedang menjalankan bertugas di fasilitas kesehatan.
Bagi yang sudah dinyatakan positif, kekhawatiran akan menularkan pada janin tentu saja akan dialami.
Terkait dengan hal ini, dr. R. Fera Ibrahim, MSc, SpMK(K), PhD memberikan penjelasan. Menurut dokter Fera, tidak semua virus bisa ditularkan dan masuk ke janin. Virus korona menjadi salah satu contoh virus yang mungkin tidak bisa memengaruhi kesehatan janin.
“Tidak semua virus bisa ditularkan ke janin. Jadi, ada virus-virus tertentu yang punya kemampuan bisa menginfeksi janin, tapi tidak semua virus. Kalau virus infeksi saluran napas itu tidak akan memengaruhi. Jadi kalau ibu terinfeksi korona, belum tentu janinnya juga,” ujar dr. Fera.
Namun, menurutnya kondisi-kondisi tertentu pada ibu hamil bisa memengaruhi cara penanganan pada janin. Misalnya saja saat ibu hamil terinfeksi saat trimester pertama maupun trimester lanjut.
Bila ibu hamil terinfeksi mendekati HPL
Saat akan mendekati waktu kelahiran, ibu hamil hendaknya bersiap. Menurut dokter Fera, saat si kecil lahir nanti, ia harus segera dijauhkan dahulu dari ibunya.
“Hal yang jadi masalah itu kalau bayi sudah lahir. Penularannya kan melalui droplet, jadi kalau ibu memegang bayi, mungkin bisa tertular. Tapi kalau kondisi kehamilan intrauterus (di dalam rahim), sampai sekarang belum ada penelitian, kita belum tahu lebih lanjut mengenai virus baru ini,” terang dr. Fera.
Senada dengan dr. Fera, Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K), MSc, PhD juga menjelaskan hal yang serupa. Dokter Erlina menuturkan bahwa ibu hamil trimester akhir yang positif korona mungkin tidak memiliki risiko kesehatan pada kehamilannya.
“Saat ibu hamil yang akan melahirkan, misalnya di akhir trimester ketiga mungkin tidak berisiko. Bayinya sudah cukup kuat untuk lahir,” ujar dr. Erlina. Ia pun menegaskan untuk langsung menjauhkan bayi saat lahir agar tak tertular, meski bertolak belakang dengan prinsip Inisiasi Menyusui Dini atau mendekatkan bayi saat setelah lahir.
Artikel Terkait : Tidak menerapkan lockdown, ini 7 kebijakan pemerintah mencegah penyebaran Corona di Indoensia
Saat infeksi terjadi pada trimester pertama
Meskipun begitu, ibu hamil tentu saja perlu terus waspada. Terutama bagi ibu hamil masih mengandung janin pada trimester pertama. Dibandingkan trimester akhir, dokter Erlina lebih mengkhawatirkan kondisi ibu hamil positif Korona saat kandungannya masih dini.
“Justru yang kita khawatirkan jika ibu terjangkit pada saat trimester pertama, karena janin masih sangat lemah. Di pedoman WHO dikatakan, dokter kandungan dan dokter anak harus diskusi untuk melakukan pemeriksaan yang optimal,” ujar dr. Erlina.
Menurut dokter Erlina, diskusi tersebut juga dilakukan untuk menentukan penanganan seperti kemungkinan melakukan terminasi atau mengakhiri kehamilan maupun mempertahankannya.
Penelitian masih sangat terbatas
Mengingat virus yang menyebabkan Covid-19 ini masih baru, baik dokter Erlina maupun dokter Fera menuturkan bahwa beberapa informasi mengenai risikonya pada ibu hamil dan janin belum diketahui secara pasti. Untuk bisa memastikan, tentu saja perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Terkait penularannya pada ibu hamil dan komplikasi yang terjadi, hal ini pun juga masih bergantung pada kondisi ibu itu sendiri. Jika ibu hamil memiliki komplikasi kesehatan seperti diabetes, hipertensi, maupun penyakit lainnya, maka ada risiko jika akan mengalami komplikasi yang lebih serius.
Kita doakan saja ya Parents agar kedua petugas maupun pasien Korona lain bisa segera sembuh. Jangan lupa untuk selalu mengikuti protokol dai dokter dan pemerintah, ya.
Baca Juga :
Tak perlu panik, ini cara tepat menjelaskan wabah corona terhadap anak!