Perusahaan Pakaian Bayi Pecat Ibu yang Izin WFH untuk Mendampingi Bayinya di NICU

Miris ya, Parents.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setiap ibu baru tentunya ingin tetap mendampingi bayinya ketika tak berdaya di rumah sakit, meskipun harus mengesampingkan pekerjaannya. Namun, apa jadinya jika tempat Anda bekerja tidak mendukung hal tersebut? Sebuah perusahaan pakaian bayi asal Amerika Serikat, diketahui pecat seorang ibu yang minta izin WFH karena harus mendampingin bayi prematurnya di NICU. Bagaimana kronologinya? 

Perusahaan Pakaian Bayi Pecat Ibu yang Minta WFH untuk Mendampingi Bayi Prematurnya

Saat bayi Anda tak berdaya di rumah sakit, ibu mana yang tidak khawatir. Belum lagi emosi yang naik turun. Marissa Hughes, perempuan asal Amerika Serikat yang baru saja mendapat kebahagiaan menyambut bayi yang diimpikannya sejak lama. Namun, ia harus terancam dipecat karena permohonan izin bekerja secara remote atau WFH yang ia ajukan untuk menemani bayi prematur yang ia adopsi di NICU

Baru Mengadopsi Bayi

Dikutip dari laman People, Marissa Hughes adalah ‘pejuang garis dua’ yang sempat menjalani perawatan kesuburan selama bertahun-tahun bersama suaminya Rawley. Mereka menghabiskan waktu 3 tahun untuk menjalani program kehamilan, termasuk fertilisasi in vitro (IVF) , Inseminasi intrauterin (IUI), hingga mengalami keguguran. Marissa Hughes bahkan hampir meninggal dalam sebuah operasi yang berisiko. 

Berkali-kali gagal, akhirnya pasangan tersebut mengambil alternatif lain untuk memiliki anak, yaitu mengadopsi seorang bayi. Pada bulan Desember lalu, mereka akhirnya berhasil mengadopsi bayi. Sembilan jam perjalanan yang mereka tempuh untuk menjemput bayi yang lahir prematur di usia kehamilan 22 minggu dan beratnya tidak lebih dari setengah kilogram. 

Artikel terkait: 5 Hal Penting Tentang Kelahiran Bayi Prematur

Dipecat Setelah Izin Bekerja Jarak Jauh

Namun di balik kebahagiaannya, Marissa harus tetap berjuang merawat sang bayi prematurnya di NICU dalam waktu yang lama. Ia pun menghubungi tempatnya bekerja, sebuah perusahaan pakaian bayi, Kyte Baby, untuk meminta izin bekerja dari jarak jauh selama ia mendampingi bayi laki-lakinya.

Padahal dalam aturan yang berlaku di sana, Marissa dianggap memenuhi syarat sebagai orang tua angkat untuk mengambil cuti melahirkan saat itu, atau setidaknya menunggu sampai bayi laki-lakinya bisa pulang dari rumah sakit. 

Sayangnya, opsi kerja jarak jauh yang diajukan Marissa masih menunggu persetujuan CEO dari perusahaan pakaian bayi itu. Rupanya, sang CEO merasa pekerjaan Marissa tidak dapat dilakukan dari jarak jauh. Setelah percakapan dengan manajer HR-nya, Marissa mengatakan bahwa ia dipecat. 

“Saya diberitahu, ‘Hei, sayangnya, kami tidak dapat (membuat pengaturan ini) dan oleh karena itu, kami akan menganggap ini sebagai pengunduran diri Anda,’” kata Marissa, dikutip dalam laman Today.com. Marissa mengatakan dia menangis menanggapi pernyataan tersebut dan mengatakan ini bukan yang ia inginkan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Saya berkata, ‘Saya tidak akan mengundurkan diri dan saya bersedia bekerja. Saya tidak pernah berniat untuk berhenti,’” kata Marissa.

Kyte Baby kemudian memberi tahu Marissa bahwa kebijakan mereka adalah mengizinkan kerja jarak jauh selama dua minggu saja. Namun jika dia tidak dapat kembali ke tempat kerja melewati batas waktu itu, pekerjaannya akan diberhentikan.

Kisahnya Viral di Tiktok

Kisah ini pun dibagikan di TikTok, dan menjadi viral. Kisahnya ramai mendapat komentar ketika para orang tua dikejutkan oleh kurangnya simpati dan empati dari sebuah merek pakaian bayi ternama terhadap kehidupan ibu dari bayi prematur.

Reaksi dan kecaman untuk memboikot merek tersebut pun begitu ekstrem sehingga merek tersebut menanggapinya, melalui postingan yang diunggah sang CEO, Ying Liu. Ia memposting video yang membahas situasi tersebut di TikTok.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Saya ingin dengan tulus meminta maaf kepada Marissa atas cara mengkomunikasikan aturan cuti yang ia ajukan di tengah perjalanannya yang luar biasa dalam mengadopsi dan memulai sebuah keluarga,” ungkap sang CEO memulai videonya. 

Menurutnya, dia telah menghubungi Marissa Hughes untuk meminta maaf atas kesalahan tim HR-nya. Liu melanjutkan, “Kyte Baby bangga menjadi perusahaan yang berorientasi keluarga. Kami memperlakukan hak orang tua biologis dan non-biologis secara setara. Melalui pengalaman pribadi dan profesional, saya sangat menghormati bayi, keluarga, dan komunitas adopsi.”

Liu kemudian meminta pertanggungjawaban atas situasi tersebut dan menjelaskan bahwa ini adalah masalah komunikasi. “Adalah kekhilafan saya bahwa dia tidak merasa didukung, seperti yang selalu kami inginkan. Seperti yang awalnya ditawarkan kepadanya, kami akan mencarikan dia posisi setiap kali dia memutuskan untuk kembali bekerja,” lanjutnya, meminta maaf kepada Marissa dan Rawley. Sang CEO juga sebelumnya meminta maaf kepada para pelanggan Kyte Baby atas pelanggaran apa pun.

CEO Kembali Meminta Maaf

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Tiktok @kytebaby

Dalam video kedua, Liu kembali membahas situasi tersebut. “Hormat kami, yang salah adalah cara kami memperlakukan Marissa dan sayalah yang mengambil keputusan untuk memveto permintaannya (untuk melakukan kerja jarak jauh karena dia tinggal di NICU untuk merawat bayi angkatnya). Kalau dipikir-pikir lagi, itu adalah sebuah keputusan yang buruk,” kata Liu.

“Saya tidak peka, egois dan hanya fokus pada kenyataan bahwa pekerjaannya selalu dilakukan di tempat dan saya tidak melihat kemungkinan melakukannya dari jarak jauh,”.

Liu mengakhiri videonya yang berdurasi hampir lima menit dengan berbagi apresiasi untuk Marissa Hughes dan menyebutnya sebagai wanita yang luar biasa dengan “hati yang paling besar.

“Saya mengerti jika Anda tidak ingin kembali bekerja lagi, tapi kami akan terus membayar Anda seperti Anda bekerja jarak jauh untuk kami selama jam-jam yang Anda tawarkan, sampai Anda siap untuk kembali bekerja,” katanya. Liu pun menambahkan,”Dan posisi Anda, posisi awal Anda, selalu terbuka bagi Anda ketika Anda kembali.”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: 7 Cara Bekerja dari Rumah sambil Mengasuh Anak agar lebih produktif

Memutuskan Tidak Kembali Bekerja

Permintaan maaf Liu di TikTok mengejutkan Marissa. Marissa mengatakan, Liu berusaha menghubunginya melalui telepon sebanyak dua kali. Namun, mereka tidak dapat terhubung karena Marissa sibuk mengurus bayi kecilnya.

Marissa mengatakan, dia memutuskan bahwa dia tidak akan kembali ke perusahaan tersebut, meskipun ada tawaran baru untuknya dan mengatakan dia menolak tawaran Liu untuk membayar gajinya sesuai jam kerja yang awalnya diusulkan. 

“Tidak ada perusahaan yang sempurna, tapi menurut saya itu bukanlah lingkungan kerja yang sehat bagi saya,” kata Marissa.

“Perusahaan harus menyadari bahwa anak-anak dan keluarga selalu diutamakan sebelum karier dan bahwa fleksibilitas mungkin diperlukan ketika hidup menjadi sulit. Itu adalah rasa kasih sayang,” tutup Marissa. 

Itulah kisah sebuah perusahaan pakaian bayi pecat ibu yang minta izin bekerja secara remote atau WFH. Semoga kisah yang sempat viral di TikTok ini menjadi inspirasi dan pengingat betapa pentingnya posisi keluarga dalam hidup kita semua. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

***

Kyte Baby CEO Issues Apology After Brand Fires New Mom for Asking to Work Remote from NICU

people.com/kyte-baby-ceo-apology-after-brand-fires-new-mom-8546347

Exclusive: The new mom at the center of the Kyte Baby controversy speaks out

www.today.com/parents/babies/marissa-kyte-baby-speaks-out-rcna134900

 

Baca juga: 

Tips Bagi Ibu yang Bekerja untuk Menyeimbangkan Kehidupan Karir dan Keluarga

Pria ini Dipecat Karena Menemani Istrinya Melahirkan

Dilema Ibu yang Bekerja

 

 

Penulis

Aulia Trisna