Baru-baru ini, video perundungan anak di Kabupaten Hulu Sungai Selatan atau HSS, Kalimantan Selatan, menghebohkan media sosial.
Dalam video yang dibagikan lewat akun X @report_ID pada Selasa, 2 Januari 2024, itu terlihat seorang remaja perempuan dipukuli dan dijambak oleh temannya yang mengenakan hijab hitam dan kemeja cokelat bergaris.
Korban meminta ampun dan terlihat berusaha meminta tolong teman lainnya yang sedang berada di motor, tetapi teman itu hanya bisa diam. Sementara itu, pelaku tak berhenti dan terus-menerus memukuli korban.
Artikel Terkait: Heboh Challenge Minum 2 Botol Sirup Sekaligus dalam 3 Menit, Hati-hati Bahaya Ini!
Aksi Perundungan Anak di HSS Diduga karena Berebut Pacar
Terkait video kekerasan yang beredar, Polres Hulu Sungai Selatan pun menjelaskan terkait kronologi dan motif pelaku. Pihak kepolisian sudah memanggil seluruh anak remaja yang terlibat dalam video tersebut untuk diinterograsi dan melakukan pendekatan sebagai bentuk penyelidikan.
Hasilnya, ternyata kasus perundungan anak ini terjadi pada Minggu, 31 Desember 2023 lalu. Perundungan yang terjadi diakibatkan oleh adanya kecemburuan terhadap lawan jenis. Pelaku disebut cemburu dan berebut pacar dengan korban.
Hal ini disampaikan Kapolres Hulu Sungai Selatan AKBP Leo Martin Pasaribu.
Ia menjelaskan, korban maupun pelaku diketahui masih remaja. Korban berinisial KOV (14 tahun). Sementara itu, para pelaku berinisial AH (14 tahun) dan SF (15 tahun).
Awalnya, ketiga remaja itu tergabung dalam satu grup Whatsapp/WA. Namun, mereka terlibat cekcok yang diduga karena kecemburuan. Pelaku pun lantas memberikan pesan pribadi pada korban dan berakhir diajak bertemu untuk berkelahi.
Artikel Terkait: Kisah Inspiratif Rawan Dweik, Gadis Down Syndrome Hafal 30 Juz Alquran
Miris, Kejadian Perundungan Disaksikan Teman
Di hari kejadian, yang memukul dan menjambak korban adalah AH. Sementara itu, SF memukul korban di bagian wajah.
Aksi perundungan itu pun disaksikan oleh anak-anak lain. Pasalnya, rencana perkelahian itu sudah diumumkan di grup WhatsApp.
“Anak yang dalam rekaman video merupakan anggota grup pertemanan. Karena rencana perkelahian mereka diumumkan di grup (WA), maka mereka datang ingin melihat dan menyaksikan,” ungkap Leo.
Seperti terlihat di video, anak-anak yang menyaksikan tidak ada yang berani menolong meski kondisi korban sudah meminta ampun.
Diselesaikan dengan Musyawarah
Pihak kepolisian pun sudah mengambil visum, tetapi hasil visum dilaporkan tidak menunjukkan adanya tanda kekerasan.
Pihak polisi akan mengupayakan Tindakan Diversi pada kasus ini. Artinya, bentuk penyelesaian adalah melalui musyawarah di antara semua pihak untuk menyelesaikan tindak pidana anak.
Sementara itu, pendampingan psikologis pada korban disebut sudah dilakukan oleh pihak kepolisian.
“Kami sudah melakukan pemeriksaan psikologis korban. Kami juga memberikan rehabilitasi singkat agar trauma yang dirasakan korban tidak berkepanjangan. Perbuatan yang dilakukan adalah perbuatan yang salah, kami berharap kejadian ini tidak terjadi lagi terhadap anak anak diwilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan,” pungkasnya.
Artikel Terkait: Viral Anak Salah Naik Pesawat Sendirian, Mau ke Rumah Nenek Malah Nyasar
Parents, berkaca dari kejadian ini, sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak agar menjauhi tindakan bullying atau perundungan. Jangan pernah bosan untuk berikan pemahaman pada anak bahwa tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun tidaklah dibenarkan untuk dilakukan.
Selain itu, ajarkan juga pada anak untuk berani melapor pada guru atau orang tua apabila di lingkungan sekitar terjadi perundungan.
Dengan begitu, ini juga akan mendorong anak-anak lain yang awalnya mungkin pasif dan tidak peduli, bisa turut mengambil peran untuk menghentikan aksi bullying, bukan malah hanya menonton atau mendukungnya.
Semoga kasus perundungan anak di HSS karena berebut pacar ini tidak terulang lagi, ya.
***
Baca Juga:
Balita Dianiaya Pacar Tantenya hingga Meninggal Dunia, Siapa yang Salah?
Hati-hati Paylater dan Pinjol, Ada 51 Kasus Bunuh Diri karena Utang Pinjol
Tiktoker 18 Tahun Punya 3 Anak, Apa Risiko Melahirkan di Usia Remaja?