Parents pasti mengharapkan kondisi bayinya sehat saat lahir ke dunia, termasuk masalah kesehatan kulitnya. Di masa awal kelahirannya, sebagian besar kulit bayi terlihat pucat dan cenderung putih. Namun, perubahan warna kulit pada bayi makin terlihat seiring bertambahnya usia sang buah hati.
Beberapa bayi tampak memiliki kulit sedikit kemerahan, keunguan, kekuningan, hingga kebiruan. Bahkan, ada juga warna kulit bayi tidak merata. Variasi warna kulit pada bayi biasanya tidak menandakan kondisi yang mendasarinya. Akan tetapi, beberapa warna kulit pada bayi bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan tertentu.
Perubahan warna kulit pada bayi baru lahir berbeda-beda antara satu bayi dengan bayi lainnya. Selain adanya kondisi kesehatan tertentu, latar belakang etnis (ras), usia bayi, suhu tubuh, bahkan hal-hal sederhana seperti apakah bayi menangis atau tidak juga dapat menjadi salah satu faktor penentu perubahan warna kulit pada bayi.
Artikel Terkait: Panduan Merawat Kulit Bayi yang Lembut dan Sensitif
Daftar isi
Perubahan Warna Kulit pada Bayi
Bukan hal yang aneh jika warna kulit bayi yang baru lahir mengalami perubahan selama beberapa bulan setelah kelahiran. Sebenarnya, dibutuhkan waktu hingga enam bulan untuk mengembangkan warna kulit permanen bayi. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Skin Research and Technology tahun 2017 menemukan bahwa kulit bayi berubah secara signifikan seiring bertambahnya usia. Para peneliti mencatat, kulit bayi menjadi lebih terang dan berkurang kemerahannya antara usia 2-20 bulan. Selain itu, kulit bayi ditemukan mengalami peningkatan pigmen kuning hingga mencapai usia 20 bulan.
Salah satu faktor penentu perubahan warna kulit pada bayi, yaitu genetika. Gen menentukan jumlah melanin di kulit bayi. Melanin adalah pigmentasi yang mewarnai kulit. Semakin banyak melanin yang dimiliki kulit bayi, semakin gelap warna kulitnya. Melanin melindungi kulit dari sinar matahari yang berbahaya, sinar yang menyebabkan kulit terbakar dan kanker kulit. Perlu diingat, bahwa gen yang diturunkan ini pada akhirnya dapat menghasilkan berbagai macam warna kulit untuk bayi.
Adapun beberapa alasan penyebab perubahan warna kulit pada bayi bisa berbeda-beda, yaitu:
Merah Tua
Dikutip dari laman Medical News Today, saat bayi keluar dari perut ibunya, mereka memiliki kulit yang tipis dan tembus pandang. Ini berarti bahwa darah dan struktur pembuluh darah bayi dapat terlihat melalui kulitnya. Namun, adanya tekanan saat melahirkan, serta perubahan udara dari dalam perut dan ruangan menyebabkan kulit bayi cenderung terlihat menjadi merah tua.
Di sisi lain, kulit bayi akan berwarna ungu kemerahan selama beberapa hari pertama kehidupannya. Hal ini dipengaruhi oleh sistem sirkulasi darah dalam tubuh bayi yang baru saja berkembang pesat.
Merah Muda
Bayi baru lahir sering terlihat cerah dengan kulit yang terkadang memiliki warna merah muda. Kebanyakan orang tua berasumsi bahwa ini adalah warna kulit bayi yang sebenarnya. Padahal, warna merah muda berasal dari pembuluh darah merah yang terlihat melalui kulit tipis bayi.
Kuning
Penyakit kuning pada bayi bisa menjadi penyebab ia memiliki kulit berwarna kekuningan. Kondisi ini sangat umum terjadi pada bayi baru lahir dan biasanya akan hilang tanpa pengobatan.
Penyakit kuning yang baru lahir adalah efek samping dari hati mereka yang memecah sel darah merah tua. Saat sel darah tua rusak, mereka menghasilkan zat kuning yang disebut bilirubin. Hati bayi yang baru lahir mungkin perlu berkembang selama beberapa hari sebelum dapat mengeluarkan bilirubin dengan sendirinya.
Berdasarkan laman resmi University of Rochester Medical Center Rochester, lebih dari setengah dari semua bayi baru lahir mengalami sejumlah penyakit kuning selama minggu pertama. Hal ini menyebabkan warna kuning pada kulit dan mata.
Beberapa jenis penyakit kuning:
Ada beberapa jenis penyakit kuning yang kerap menyerang bayi baru lahir, di antaranya:
- Penyakit kuning fisiologis. Kondisi ini terjadi sebagai respons normal terhadap kemampuan bayi yang terbatas untuk mengekskresikan bilirubin pada hari-hari pertama kehidupannya.
- Penyakit kuning ASI. Sejumlah kecil bayi yang disusui mengalami penyakit kuning ketika mereka berusia 2 minggu hingga 12 minggu.
- Penyakit kuning karena kesulitan menyusui. Bayi yang lahir lebih awal (prematur) mungkin mengalami kesulitan menyusui pada awalnya dan mungkin juga mengalami penyakit kuning.
- Penyakit kuning dari hemolisis. Kondisi ini dapat terjadi akibat kerusakan sel darah merah karena penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (penyakit Rh), memiliki terlalu banyak sel darah merah, atau pendarahan internal.
- Penyakit kuning berhubungan dengan fungsi hati yang tidak adekuat. Kondisi kuning pada bayi juga bisa terkait dengan fungsi hati yang buruk karena infeksi atau faktor lainnya.
Pengobatan penyakit kuning tergantung pada banyak faktor, termasuk penyebab dan tingkat keparahan penyakit kuning. Perawatan sering kali termasuk menggunakan lampu khusus yang disebut fototerapi. Bayi dengan penyakit kuning parah mungkin memerlukan rawat inap dan transfusi darah.
Biru
Tangan dan kaki biru juga bisa menjadi ciri khas bayi baru lahir. Bayi yang baru lahir belum memiliki sistem peredaran darah yang berkembang sempurna. Memiliki sistem peredaran darah yang belum matang dapat berarti mereka telah mengurangi aliran darah ke tangan dan kaki mereka. Saat bayi mulai menghirup udara, warna kulitnya akan berubah menjadi merah.
Warna kulit agak kebiruan juga terkadang terlihat pada wajah atau bibir dan mulut. Biasanya terlihat saat bayi dengan tangisan yang sangat intens. Tapi, warna ini akan kembali menjadi merah muda ketika bayi berhenti menangis.
Namun, jika warna biru tak kunjung hilang bahkan hampir seluruh kulit bayi berwarna biru, ini mungkin menandakan masalah. Bisa jadi, bayi tersebut mengalami sianosis. Kondisi ini sering terlihat pada bayi dengan kelainan jantung, karena jantung tidak dapat memompa darah beroksigen ke seluruh tubuh. Kesulitan bernapas juga dapat menyebabkan sianosis.
Penyebab Kondisi Sianosis
Penelitian dari The Brooklyn Hospital Center, sianosis dapat terjadi karena kondisi jantung, paru-paru, dan sistem saraf pusat. Ada berbagai kondisi yang dapat menyebabkan sianosis, antara lain:
- Tetralogy of Fallot: Tetralogy of Fallot adalah suatu kondisi yang menyebabkan berbagai kelainan jantung. Kelainan jantung ini menyebabkan darah kurang oksigen beredar di sekitar tubuh bayi.
- Atresia trikuspid: Atresia trikuspid adalah kelainan genetik yang menyebabkan katup jantung bayi hilang. Katup yang hilang ini berarti bahwa darah tidak dapat mengalir dari jantung bayi ke paru-paru mereka untuk menerima oksigen, menyebabkan sianosis.
- Total anomalous pulmonary venous return (TAPVR): TAPVR adalah kelainan jantung yang menyebabkan darah kaya oksigen bercampur dengan darah kurang oksigen di dalam jantung bayi. TAPVR terjadi ketika darah yang kaya oksigen dari paru-paru kembali ke sisi yang salah dari jantung bayi.
- Methemoglobinemia: Methemoglobinemia disebabkan oleh kelebihan produksi protein yang disebut methemoglobin yang membawa oksigen dalam aliran darah, tetapi tidak melepaskannya. Terlalu banyak methemoglobin berarti tidak ada cukup oksigen dalam darah bayi.
Jika bayi dengan kulit kebiruan dan mengalami kesulitan makan, bernapas, atau bangun, mereka mendapat perawatan medis darurat.
Artikel Terkait: 10 Tips Memutihkan Kulit Bayi Menggunakan Bahan Alami, Penasaran Bun?
Tekstur Kulit Bayi
Dilansir dari laman Medline Plus, tekstur kulit bayi baru lahir yang sensitif akan berbeda-beda, tergantung dari lamanya masa kehamilan. Bayi prematur biasanya memiliki kulit yang tipis dan transparan. Sementara kulit bayi cukup bulan akan lebih tebal. Pada hari kedua atau ketiga bayi, kulitnya agak cerah dan bisa menjadi kering dan bersisik.
Jenis kulit bayi memang cenderung sensitif sehingga rentan mengalami iritasi. Karena itu, umumnya bayi memang rentan mengalami masalah kulit, seperti biang keringat, jerawat, hingga milia. Namun, kondisi tersebut biasanya akan sembuh seiring waktu.
Tips Merawat Warna Kulit Bayi
Meski perubahan warna kulit pada bayi dapat dipengaruhi oleh faktor genetika dan kesehatan tubuh bayi sendiri, namun Parents perlu menjaga kesehatan kulit bayi. Dikutip dari laman Baby Center, beberapa tips menjaga warna kulit bayi ini bisa dilakukan para orang tua di rumah.
1. Tidak Perlu Sering Memandikan Bayi
Sebenarnya, tidak perlu memandikan bayi setiap hari. Bayi masih memiliki lapisan pelindung yang terlihat seperti lemak berwarna keputihan yang berfungsi untuk menjaga suhu bayi. Setelah 6 jam bayi dapat dilap dengan air hangat saja.
Faktanya, terlalu banyak memandikannya dapat mengeringkan kulit halus bayi. Bahkan, membuatnya lebih rentan terhadap ruam dan infeksi.
Menyeka bagian leher, kaki, lengan, dan area popoknya dengan waslap basah biasanya cukup baik untuk dilakukan setiap hari. Setidaknya, cara ini dilakukan pada awal kehidupannya atau sebelum tali pusat lepas. Setelah tali pusat lepas bayi dapat dimandikan dengan dimasukkan ke dalam air, hati-hati kepala terendam dalam air.
2. Mandi dengan Suhu yang Tepat
Sebaiknya tidak memandikan bayi terlalu pagi maupun terlalu sore. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), gunakan air hangat-hangat kuku untuk memandikan bayi. Temperatur air mandi menyerupai suhu tubuh bayi yaitu berkisar antara 37,2 sampai 37,7 derajat Celcius, bila menggunakan termometer untuk air. Bisa juga memeriksa dengan siku ibu, sebaiknya air tidak terasa panas ataupun dingin.
3. Gunakan Produk Khusus Bayi
Saat melakukan perawatan kulit bayi, prinsipnya menggunakan seminimal mungkin zat-zat kimia yang berkontak dengan kulit, karena kulit bayi masih sangat sensitif. Pilihlah pembersih yang bebas detergen dan bebas pewangi, mulai dari sabun pencuci pakaian hingga pelembut pakaian bayi.
Pilihlah sabun mandi bayi berformulasi lembut. Beberapa shampo dan sabun khusus bayi juga biasa berlabel tidak pedih di mata, sehingga termasuk aman jika terkena mata bayi. Namun alangkah baiknya untuk segera membasuhnya dengan air bersih.
Selain itu, selalu pilih losion atau pelembap kulit yang bebas pewangi dan pewarna.
Produk pilihan yang bisa Anda gunakan ialah Zwitsal Baby Bath Natural Dengan Minyak Telon dan Zwitsal Baby Skin Protector Lotion. Kedua produk ini 100% terbukti melembapkan, karena mengandung 4x prebiotic moisturizer.
4. Menjemur Bayi
Walau banyak mitos beredar bahwa sinar matahari dapat membuat warna kulit menjadi gelap, namun bayi tetap butuh berjemur. Kulit bayi mudah sekali terbakar, jauh lebih cepat daripada kulit anak besar atau orang dewasa. Untuk itu, jauhkan dia dari sinar matahari langsung sebanyak mungkin, terutama antara pukul 10 pagi hingga 4 sore, saat sinar matahari paling kuat.
IDAI menyarankan untuk menjemur bayi dilakukan saat pagi hari, mulai pukul 7-9 pagi dengan durasi sekitar 5-30 menit per sesi. Pasalnya, sinar matahari pagi memiliki kandungan vitamin D yang dapat membentuk pigmen kulit bayi agar lebih sehat dan cerah.
5. Gunakan Tabir Surya dan Pelindung Kepala
Saat menjemur bayi, pastikan untuk memakaikan topi dan tabir surya (sunblock) pada kulit bayi. Oleskan tabir surya pada pipi dan bagian atas telinganya dengan tabir surya, bahkan jika bayi berusia kurang dari 6 bulan. Hindari penggunaan tabir surya kimia yang mendukung krim penghalang fisik seperti titanium dioksida atau seng oksida dengan SPF 30.
6. Memijat Bayi
Siapa sangka, memijat bayi ternyata memiliki dampak pada kesehatan kulit bayi. Setiap kali orang tua mencium, memijat, atau membelai kulit bayi, itu akan merangsang produksi hormon perasaan senangnya (oksitosin). Oksitosin juga meningkatkan penyembuhan kulit, meningkatkan kekebalan tubuh, dan membantu mengurangi faktor inflamasi. Bahkan, hormon ini juga menyebabkan lebih sedikit peradangan dan gangguan kulit pada bayi.
Sebagian besar bayi menyukai gosokan lembut pada punggung, perut, lengan, dan kaki. Di samping itu, gunakanlah beberapa minyak esensial khusus bayi yang dapat menenangkan kulit, mengobati luka bakar, mengurangi stres dan menenangkan pikiran. Misalnya, minyak bunga chamomile, minyak lemon, minyak kayu putih, minyak lavender, dan minyak pohon teh (tea tree).
Pertanyaan Populer tentang Perubahan Warna Kulit pada Bayi
Bagaimana cara mengetahui warna kulit asli bayi?
Menurut laman Medical News Today, belum banyak penelitian yang membahas bagaimana orangtua bisa benar-benar mengetahui warna kulit bayi mereka yang sebenarnya. Namun, jika Parents mau mencobanya, perhatikan warna kulit bayi Anda di bagian ujung telinganya. Warna tersebut dipercaya sebagai warna kulit asli bayi Anda nantinya. Namun sekali lagi, belum banyak penelitian yang bisa membuktikannya.
Kenapa bayi makin lama makin hitam?
Dikutip dari laman Baby Center, saat lahir, kulit bayi Anda cenderung satu atau dua warna lebih terang dari warna kulit mereka nantinya. Kulit akan menggelap dan mencapai warna aslinya dalam dua hingga tiga minggu pertama. Ini adalah waktu yang tepat untuk mulai melakukan rutinitas perawatan kulit bayi secara teratur.
Terkait masalah perubahan warna kulit bayi baru lahir, Parents tak perlu panik. Seiring berjalannya waktu, kulit bayi akan berubah ke warna aslinya secara alami. Apabila Parents ingin mengetahui lebih banyak lagi seputar perubahan warna kulit bayi atau permasalahan kulit bayi lainnya, Anda juga bisa mengakses berbagai artikel informatif di laman Happy Skin.
Itulah informasi lengkap mengenai perubahan warna kulit pada bayi. Jadi, Parents jangan khawatir lagi ya! Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan kulit si kecil dengan melakukan beberapa tips di atas!
***
Cyanosis
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482247/
Skin Color Changes
www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=90&contentid=p02667
Babies and skin color: A guide
www.medicalnewstoday.com/articles/are-black-babies-born-white
Infant Skin Maturation: Preliminary Outcomes for Color and Biomechanical Properties
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5600644/
Skin findings in newborns
Skin care for Black babies
www.babycenter.com/baby/bathing-body-care/african-american-babies-skin-care_10330459
Baca Juga:
Perawatan Terbaik untuk Kulit Bayi Baru Lahir yang Masih Sensitif
Memahami Berbagai Istilah pada Produk Perawatan Kulit Bayi
5 Masalah Kulit Bayi Ini Paling Sering Terjadi, Intip Cara Perawatannya