Si kecil kini bukan bayi lagi, bahkan sudah melewai fase balita! Di usianya 6 tahun 2 bulan, ia telah lebih mandiri, senang bertemu orang baru dan siap menjalin pertemanan baru. Anak Parents kini sudah menjelma menjadi sosok yang mungkin sudah tak lagi senang merengek untuk meminta bantuan. Apa saja perkembangan anak 6 tahun 2 bulan?
Perlu diketahui, perkembangan yang dicapai setiap anak tentu bisa berbeda, dalam artian waktu pertumbuhan setiap anak tidak sama. Berikut ini detail perkembangan anak 6 tahun 2 bulan yang bisa menjadi gambaran bagi Anda.
Perkembangan Anak 6 Tahun 2 Bulan #1 : Aspek Fisik
Pada fase ini anak semakin mahir memamerkan keahlian fisik seperti melompat, melempar, menendang dan menangkap. Karenanya inilah saat tepat bagi Anda mendorong anak agar lebih berani beraktivitas di luar rumah dan mengasah kemampuan mereka. Tak hanya itu, aktivitas menantang seperti sepak bola dan basket akan membuat anak lebih memahami instruksi, lho!
Selain itu aktivitas ini turut berdampak dengan kemampuan sosial seperti kerja tim, kepemimpinan dan disiplin yang mana poin ini menjadi pondasi penting kehidupan anak. Berikut deretan aktivitas yang sudah bisa Anda lihat di fase ini:
- Kemampuan dasar seperti melompat, melempar, menendang dan menangkap
- Berenang
- Keseimbangan dan koordinasi anggota tubuh meningkat
- Berdiri dengan satu kaki lebih dari 9 detik
- Melempar dan menangkap bola kecil
- Mengenal dan mengikuti irama musik
Apa yang sebaiknya dilakukan orangtua:
- Dorong anak mengikuti kegiatan luar ruang seperti olahraga
- Dukung anak beraktivitas fisik minimal satu jam setiap hari
- Ajarkan anak melakukan pemanasan sebelum melakukan aktivitas fisik
- Ajarkan anak tentang nutrisi dan libatkan mereka saat sedang berbelanja
- Batasi screen time anak maksimal 1-2 jam sehari
Jangan ragu menghubungi pakar jika:
- Koordinasi tangan dan mata tidak berkembang
- Tidak mampu melakukan pekerjaan dasar, misalnya menaruh kaus kaki dan sepatu sendiri
- Kehilangan kemampuan yang tadinya dimiliki
Perkembangan Anak 6 Tahun 2 Bulan #2 : Aspek Kognitif
Otak anak semakin berkembang pada fase ini, terlihat dari cepatnya ia memahami konsep baru setiap harinya. Anak cenderung menantang diri, dari yang tadinya pengamat menjadi pengalaman nyata.
Anak akan lebih penasaran akan segala hal di sekitarnya dan mempertanyakan apa yang ia lihat, dengar dan alami. Bersiaplah Parent untuk mendengar rentetan pertanyaan dari mulut kritis anak, bukankah bertanya adalah cara untuk belajar tentang dunia? Jangan terkejut jika anak akan lebih mandiri dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa uluran tangan Anda.
- Kian aktif bertanya
- Rentang fokusnya bertambah
- Mulai awas membedakan sesuatu hal yang benar dan salah
- Lebih waspada saat sedang berada di luar rumah
- Mampu menangani tugas yang rumit baik di rumah maupun di sekolah
- Senang dengan permainan yang menantang
Apa yang sebaiknya dilakukan orangtua:
- Sabarlah menjawab setiap pertanyaan anak
- Hiasi pelajaran berhitung dalam keseharian anak
- Sediakan tempat yang tenang di rumah untuk anak mengerjalkan PR
- Jangan memaksa anak terus belajar dan mengulang sesuatu yang tidak perlu
- Dorong anak bermain kreatif
- Habiskan waktu anak dengan cara berbeda, pergi ke museum misalnya
Jangan ragu menghubungi pakar jika:
- Enggan bahkan cenderung menghindari aktivitas sederhana, misalnya berpakaian sendiri
- Tidak menyahut saat dipanggil
- Kesulitan berkomunikasi dengan orang lain
- Tidak bisa berhitung sampai 10
- Tidak bisa membaca kata yang terdiri dari dua huruf
Perkembangan Anak 6 Tahun 2 Bulan #3 : Aspek Sosial dan Emosional
Usia 6 tahun 2 bulan menjadi momentum anak lebih mudah beradaptasi dalam lingkup pergaulan, bahkan ia mulai membentuk pertemanan apa yang diinginkan. Anak juga akan belajar nilai kehidupan. Jangan kaget Bun jika anak sudah bersedia berbagi dan mengucapkan terima kasih pada teman dan keluarga.
Selain mengekspresikan emosi dan pemikiran, apalagi yang bisa dilakukan anak pada usianya saat ini?
- Pandai menyalurkan pemikiran dan perasaan
- Mau berteman
- Memahami konsep kerja kelompok
- Perhatian dalam hal pertemanan
- Tidak lagi ragu bertemu orang baru
Apa yang sebaiknya dilakukan orangtua:
- Jangan segan menanyakan anak apa yang ia rasakan setiap hari
- Dorong anak mengungkapkan emosinya
- Mulai edukasi anak mengenai bullying
- Ajari bagaimana menghargai dan berterima kasih
- Dukung dan puji saat anak melakukan hal positif
- Beritahu anak karakter orang asing yang berbahaya, serta apa saja anggota tubuh yang boleh disentuh
- Berikan contoh terkait tata krama dan etika
Jangan ragu menghubungi pakar jika:
- Rewel saat jauh dari Anda
- Tidak suka bermain dan berbincang dengan teman sebaya
- Tidak bersedia berbagi
- Cenderung pemalu atau agresif dengan orang lain
Perkembangan Anak 6 Tahun 2 Bulan #4 : Aspek Berbicara dan Bahasa
Wohooo, anak sudah mampu berceloteh dan lebih percaya diri mengucapkan kalimat lengkap hingga tujuh kata! Anak bahkan mampu mengeja kata yang terdiri dari tiga suku kata seperti ‘animal’ dan ‘spaghetti’, juga menggunakan kepemilikan seperti ‘milikku’ tanpa ragu.
- Kemampuan kosakata meroket, mulai mampu mengekspresikan ketertarikan, isi pikiran dan perasaan
- Ahlinya membunyikan huruf konsonan
- Meramu kalimat yang menggambarkan masa lalu saat berbicara
- Mulai bisa mengidentifikasi pola kata
- Mempertanyakan makna kata atau kalimat
Apa yang sebaiknya dilakukan orangtua:
- Bicaralah pada anak dengan intonasi suara yang lembut dan menenangkan
- Gunakan musik sebagai media untuk meningkatkan kemampuan bahasa anak
- Tanya anak mengenai kesehariannya, hal ini terdengar sepele namun akan melatih anak untuk terbuka dan tanggap jika terjadi sesuatu pada anak di sekolah
- Kenalkan kata baru diikuti maknanya
- Banyaklah bertanya pada anak untu anak berani bercakap-cakap
Jangan ragu menghubungi pakar jika:
- Menghindari membaca dengan suara lantang
- Kesulitan mengikuti instruksi sederhana
- Gagap
- Membalas dengan “huh?” atau “apa?” walaupun Anda sudah mengatakan sesuatu berulang kali
- Bermasalah mengingat informasi penting yang singkat
Perkembangan Anak 6 Tahun 2 Bulan #5 : Aspek Kesehatan dan Nutrisi
Tak seperti masa awal MPASI di mana anak tergugah mencoba aneka makanan, kini anak sudah mampu membedakan makanan apa yang ia suka dan tidak. Artinya, Parent harus lebih inovatif mengkreasikan makanan agar gizi anak terpenuhi.
Terlepas dari anak yang mulai pilah pilih makanan, idealnya anak membutuhkan 1.000-2.000 kalori bergantung seberapa banyak aktivitas yang ia lakukan setiap hari. Umumnya pada masa ini anak memiliki berat 19 kg dan tinggi sekitar 114 cm. Sebagai pengingat, penuhi daftar gizi berikut untuk anak:
- Produk susu: Berikan anak 2-3 cangkir susu setiap hari. Ingat jangan berlebihan agar anak mendapat kebutuhan vitamin yang optimal
- Protein: Berdasarkan studi yang dilakukan di Institute of Medicine, Amerika Serikat; protein merupakan komponen utama yang sebaiknya terkandung dalam makanan anak. Sediakan kebutuhan protein anak dua kali sehari. Protein bisa didapat dari telur, ikan tuna, kacang-kacangan dan buncis yang mana kandungan proteinnya sama baiknya dengan daging tanpa lemak
- Sayuran dan buah: Kendati sering terlihat tidak menarik, sayuran dan buah adalah nutrisi vital agar anak terhindar dari penyakit. Riset membuktikan kebanyakan orangtua masih timpang memberikan sayuran pada anak dibandingkan buah. Cukupi kebutuhan anak dengan memberinya 2 cangkir buah dan sayuran setiap hari. Agar anak doyan Bunda bisa menyisipi sayuran dalam makanan favoritnya misalnya pasta atau pizza.
Apa yang sebaiknya dilakukan orangtua:
- Tawarkan anak macam-macam makanan
- Sajikan makanan tepat waktu
- Jangan paksa anak makan jika sudah kenyang
- Hindari konsumsi minuman manis dan makanan tinggi lemak berlebihan
- Jadilah teladan anak dalam pola makan yang sehat
Vaksinasi dan masalah kesehatan:
- Vaksin DTaP untuk melindungi si kecil dari difteri, tetanus dan pertusis
- Vaksinasi IPV yang akan melindungi si kecil dari polio
- Berikan imunisasi MMR yang akan memproteksi anak dari campak, gondongan dan rubella
- Vaksin varicella sebagai proteksi terbaik anak terkena cacar air
- Jangan lewatkan vaksin flu yang dilakukan setiap tahunnya
Mengobati penyakit umum:
Meskipun telah mendapat vaksin lengkap, anak masih bisa terserang flu, batuk dan/atau penyakit umum lainnya seperti penyakit mulut, kaki, dan tangan. Jika anak mengalami gangguan parah seperti muntah, diare, dan demam di atas 38,5 derajat celcius, bawa ia ke dokter.
- Demam: Jika panas si kecil di atas 38,5 derajat celcius, Parents bisa memberinya paracetamol atau ibuprofen setiap 6 jam sekali. Tapi sebelum itu coba lakukan pengobatan sederhana seperti mengompresnya dengan air hangat-hangat kuku pada dahi, ketiak dan selangkangan. ini akan membantu menurunkan panas. Jika masih belum berhasil, segera bawa ke dokter.
- Batuk: Batuk adalah refleks alami namun dapat menyebabkan ketidaknyamanan bahkan memicu pilek dan mengi. Untuk mencegahnya semakin parah, Parents dapat memberi si kecil minuman jahe hangat yang dicampur madu. Sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum memberi anak obat over-the-counter yang mengandung decongestan, antihistamin, antitusiv, mukolitik dan expectorant.
- Flu: Jika tidak terlalu parah, sebaiknya jangan berikan anak obat yang ada pasaran/over the counter (OTC) untuk flu. Flu disebabkan oleh virus, jadi antibiotik mungkin tidak membantu. Jika flu disertai dengan demam tinggi dan rasa nyeri, bawa anak ke dokter.
- Cacar air: Jika Parents mendapati ruam merah pada kulit si kecil disertai demam yang lebih dari dua hari, segera hubungi dokter. Bisa jadi anak terserang cacar air. Jangan memberikan aspirin pada anak karena dapat menimbulkan komplikasi Reye’s syndrome yang menyebabkan kerusakan liver dan otak. Sebagai pencegahan, pastikan anak memperoleh vaksin cacar air.
- Diare: Jangan berikan anak obat Pepto-bismol dan Kaepectate yang mengandung bismut, magnesium atau aluminium. Beri anak oralit untuk mencegah dehidrasi.
Jangan ragu menghubungi pakar jika:
Hubungi dokter anak jika anak mengalami defisit atau bahkan kelebihan berat badan. Waspadai jika anak mengalami gatal yang tidak biasa, benjol, diare dan muntah berkelanjutan dan demam tinggi dengan suhu tubuh di atas 39’C. Jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak jika tinggi anak tidak sesuai dengan pakem usianya.
Sekali lagi, pertumbuhan setiap anak tentu berbeda. Hindari membandingkan anak dengan anak lain di luar sana ya, Parent. Semoga informasi ini bermanfaat!
Artikel terkait: Perkembangan Anak Usia 6 Tahun 1 Bulan, Si Kecil Sudah Bisa Apa Saja?
Referensi: Disadur dari artikel karya Shreya Jagdish theAsianparent Singapore
Baca juga:
Perkembangan Anak 6 Tahun 3 Bulan, Sudah Sesuaikah dengan Si Kecil?