Cerita haru yang menginspirasi datang dari perjuangan anak buruh jahit yang berhasil lulus cumlaude. Kesuksesan Hesti Wulandari dalam menempuh pendidikannya tersebut tak lepas dari perjuangan berat dan doa orang tuanya.
Lulus dengan predikat cumlaude dan IPK 3,87 membuat kedua orang tua Hesti merasa terharu bisa menyekolahkan putrinya ke jenjang pendidikan tinggi. Bagaimana kisah haru perjuangan Hesti? Yuk, simak kisahnya berikut ini.
Hesti Berhasil Lulus SBMPTN Berkat Doa Ibu
Parents pasti sering dengar dahsyatnya doa yang dipanjatkan oleh seorang ibu, hal tersebut juga dirasakan oleh Hesti ketika masa-masa memasuki dunia perkuliahan. Agus, sang ayah menceritakan awal mula Hesti saat menentukan pilihan kampus.
Sejak masih duduk di bangku SMK, putrinya telah mempersiapkan untuk studi lanjutnya dengan mengikuti les mata pelajaran.
“Awalnya anak saya ingin masuk ke STAN bagian pajak seperti kesukaannya, namun karena bukan rezekinya maka tidak diterima,” kata Agus seperti yang dilansir dari Kompas.com.
Sang ibu pun menyarankan untuk mendaftar lewat jalur SBMPTN di UNY dan ia berhasil diterima. Biaya kuliah menjadi hal yang dikhawatirkan oleh Agus dan Mimin.
Meski biaya jadi kendalanya, Hesti mendapatkan informasi beasiswa bidikmisi bernama KIP Kuliah bagi siswa yang pandai namun dari keluarga kurang mampu. Informasi tersebut didapatkan dari para gurunya.
Ia juga mencari informasi mengenai beasiswa itu lebih lanjut karena mayoritas alumni sekolahnya jarang yang menempuh studi lanjut.
Perempuan kelahiran 26 Januari 2002 itu menjatuhkan pilihannya pada jurusan pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pilihan pertama, kemudian Universitas Negeri Semarang, dan Universitas Tidar Magelang.
Artikel terkait: Tukang Becak Berhasil Jadi Sarjana, Bawa Ibunya ke Wisuda Bawa Becak
Pilihan tersebut Hesti serahkan kepada sang ibunda, dan jatuhlah kepada pendidikan Akuntansi dalam SBMPTN.
“Dalam bayangan saya pendidikan akuntansi akan menjadi guru di SMK di mana mengajarkannya relatif lebih mudah karena siswanya sudah dewasa. Berbeda dengan mengajar skeolah di bawahnya seperti SD atau SMP,” tutur Mimin.
Berkat doa yang turut dipanjatkan oleh Mimin, putrinya pun berhasil diterima pada pilihan pertamanya itu.
Kiat-kiat Hesti Raih Predikat Cumlaude
Selama kuliah, Hesti menyibukkan diri dengan mengikuti kegiatan bermanfaat seperti aktif dalam beberapa unik kegiatan mahasiswa UKM Rekayasa Teknologi, UKM Al Fatih Fakultas Ekonomi, dan UKM panahan.
“Indeks prestasi saya tertinggi pernah mencapai 4,00 saat semester 7,” tuturnya.
Kiat-kiat lain yang membuatnya bisa meraih indeks prestasi tinggi yakni selalu mengerjakan tugas baik setelah kuliah maupun di sela-sela waktu beraktivitas dalam UKM, serta belajar dengan disiplin terutama saat mendekati ujian dan serius memperhatikan dosen saat mengajar.
Kepandaiannya Terlihat Sejak Kecil
Kedua orang tuanya juga mengaku sudah melihat kepandaian putrinya yang diterima sekolah di SD pada usia 4,5 tahun. Di usianya yang belum masuk kriteria itu, Hesti bisa mengikuti pembelajaran dengan lancar bahkan masuk 3 besar.
Duduk di bangku SMP, nama Hesti masuk dalam peringkat 5 besar nilai Ebtanas di sekolahnya, dan selama SMK ia selalu menduduki peringkat pertama.
Hebatnya lagi, ia meraih nilai sempurna 100 pada mata pelajaran Matematika di Ujian Nasional SMK.
Berniat Melanjutkan Studi S2
Perempuan 20 tahun itu pun menuturkan ingin melanjutkan studi S2 Magister Akuntansi melalui jalur beasiswa LPDP. Kedua orang tuanya jelas mendukung penuh keinginan putri bungsunya tersebut.
“Jangan sampai anak kami hanya menjadi buruh seperti orang tuanya, harus lebih baik,” kata Agus.
Cerita perjuangan Hesti yang bisa lulus dengan predikat cumlaude di samping kendala ekonomi ini sangat menginspiratif untuk terus berjuang meraih cita-cita. Sukses terus untuk Hesti!
Baca juga:
Kisah Perjuangan Orangtua Menyekolahkan Anak, Hanya Ojol Lulusan SD
Gadis Asal Yogyakarta Ini Bergaji Rp 2,6 Miliar Per Tahun, Intip Kisah Inspiratifnya!