Period poverty menjadi masalah serius di beberapa negara dan mengundang keprihatinan. Kemiskinan yang menimpa kaum perempuan tersebut membuat pemerintah Hawaii sepakat untuk mulai mengakhiri permasalahan itu.
Dengan undang-undang terbaru yang diterapkan ini berharap semua perempuan bisa merasakan kesetaraan dalam hidupnya. Seperti apa langkah yang dilakukan Hawaii? Yuk, simak informasinya berikut ini.
Apa Itu Kemiskinan Menstruasi?
Menurut United Nations Population Fund, period poverty atau kemiskinan menstruasi adalah kondisi yang menggambarkan perempuan berpenghasilan rendah yang menggambarkan perjuangan perempuan berpenghasilan rendah untuk membeli produk menstruasi.
Istilah tersebut juga merujuk kepada beban keuangan yang dihadapi karena harus membeli produk menstruasi.
Hawaii Berikan Produk Menstruasi Gratis untuk Siswa
Tidak semua perempuan di dunia bisa mendapatkan akses memeroleh produk menstruasi. Selain di India, Hawaii juga termasuk negara yang dihadapkan dengan masalah ‘kemiskinan menstruasi’.
Masalah tersebut didefinisikan sebagai kurangnya akses mendapatkan produk menstruasi dan menyebabkan tantangan mental dan fisik.
Untuk mengentaskan permasalahan tersebut, pemerintah Hawaii mengesahkan undang-undang yang bertujuan demi kesetaraan menstruasi dengan memberikan produk menstruasi secara gratis kepada seluruh siswa sekolah.
Gubernur David Ige berharap dengan undang-undang baru ini siswa bisa memeroleh akses penuh dan gratis ke semua produk kapan pun mereka membutuhkannya.
“Periode kemiskinan adalah masalah nyata bagi kaum muda dan dapat berdampak pada pendidikan mereka secara substansial. Seharusnya ada siswa yang terhambat perjalanan pendidikannya karena kurangnya akses produk menstruasi,” katanya, mengutip dari Beautynesia.
Artikel terkait: Coba Atasi Sampah, Produsen Asal India Ciptakan Pembalut dari Batang Pisang
Dampak dari Kemiskinan Menstruasi
Sementara itu, kelompok Women of Independence mengungkap dalam penelitiannya bahwa hampir satu dari lima wanita pernah mengalami kemiskinan menstruasi, dilansir dari The Guardian. Masalah ini berdampak pada kesehatan, kebersihan, dan kesejahteraan mereka.
Jenis kemiskinan ini terbagi dalam berbagai jenis, dari yang tidak mampu membeli, malu dan takut, serta kekurangan pasokan produk dan fasilitas sanitasi di sekitarnya.
“Itu mudah. Tidak ada anak yang seharusnya terpaksa bolos kelas karena mereka tidak mampu membeli produk menstruasi dan harus tinggal di rumah,” tulis Ige.
Dalam catatan Journal of Global Health Reports tercatat sebanyak 16,9 juta perempuan yang menstruasi di Amerika Serikat hidup dalam kemiskinan.
Sebagai perbandingannya, sekitar dua pertiga dari orang tersebut yakni mereka berpenghasilan rendah yang tak mampu membeli produk menstruasi, sedangkan separuhnya harus memilih antara membeli makanan atau produk menstruasi.
Skotlandia Jadi Negara Pertama Akhiri Period Poverty
Diketahui Skotlandia merupakan negara pertama di dunia yang menyediakan produk menstruasi gratis bagi semua perempuan. Kebijakan itu disetujui pada anggota parlemen dengan undang-undang bernama Product Bills pada November 2020.
Produk seperti pembalut atau tampon tersedia di gedung-gedung publik seperti di sekolah, universitas seluruh Skotlandia secara gratis.
***
Semua perempuan berhak mendapatkan kesetaraan menstruasi, semoga langkah yang dilakukan oleh Hawaii bisa diterapkan juga oleh negara yang punya permasalahan serupa. Bagaimana pendapat Parents dengan kebijakan ini?
Baca juga:
Coba yuk, 12 kegunaan pembalut dan panty liner yang tak cuma buat menstruasi