Penelitian tentang manfaat ASI dibandingkan asupan bayi lainnya terus berjalan. Selain mencukupi nutrisi bayi, penelitian membuktikan bahwa kandungan protein di dalam ASI dapat melawan berbagai bakteri di dalam tubuh,
Percobaan laboratorium yang membuktikan kehebatan ASI ini dilakukan oleh Vicky Greene, Seorang mahasiswa tahun pertama ilmu biologi di South Devon College Inggris.
Ia sedang meneliti tentang reaksi protein dalam ASI yang bermanfaat untuk melawan bakteri. Hasilnya terlihat jelas dalam foto berikut ini.
Terima kasih untuk pesan yang masuk dari Anda Semuanya!
Aku sedang mencoba untuk membaca semua pesan yang masuk, tapi jumlahnya ada ratusan! Harap bersabar, Aku akan membalas semua pesan yang masuk!
Tulisan ini sudah diedit karena foto ini dapat dilihat oleh semua orang.
Aku adalah seorang mahasiswa tahun pertama jurusan Ilmu Biologi dan aku melakukan percobaan ini untuk proyek penelitian mikrobiologi.
Sampel ASI pertama (BmA) berasal dari seorang ibu menyusui berusia 15 bulan. Sampel ASI yang kedua (BmB) adalah dari seorang ibu yang menyusui anaknya yang berusia 3 tahun.
Aku juga sedang melakukan percobaan terhadap kolostrum dalam beberapa minggu.
Hasilnya membanggakan!
Di sini ada 9 cawan Petri yang mengandung bakteri M. Luteus. Bintik-bintik putih di tengah adalah sebuah cakram direndam dalam dua sampel ASI di atas.
Lihatlah area jernih di sekitar cakram. Di situ terlihat bahwa protein dalam susu telah berhasil menghambat bakteri M. Luteus!
Aku sangat gembira!!! Hal ini juga berlaku untuk bakteri E. coli. Selain itu, kekuatan ASI juga bekerja cukup baik melawan bakteri MRSA.
Masa depan kita sangat cerah. Masa depan kita adalah ASI!
Area putih di dalam cawan petri ini adalah ASI. Kemudian, sesuatu yang tampak seperti titik-titik debu kuning di sekitarnya adalah bakteri yang dilawan ASI. Pada gambar ini terlihat jelas bahwa bagian yang berada di sekitar titik ASI tampak bebas dari bakteri sekalipun jumlah bakteri yang harus dilawan jumlahnya sangat banyak.
Sampel ASI dari ibu yang menyusui anak usia 15 bulan dan anak usia 3 tahun ini juga membuktikan bahwa kualitas ASI ibu juga masih sangat baik bahkan saat ia sudah tidak menyusui bayi baru lahir.
Hal ini juga menjadi kabar baik untuk ibu yang belum menyapih anak di atas usia 2 tahun. Karena percobaan tersebut menunjukkan bahwa ASI masih memberi manfaat yang sangat baik untuk anak usia balita.
Berdasarkan penelitian tersebut, bakteri yang dilawan oleh ASI adalah jenis micrococcus luteus (M. luteus) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya infeksi nosokomial yang dapat menyebabkan infeksi serius pada kulit.
Bakteri E Coli biasanya terdapat pada kotoran manusia (feses) dan hewan. Bakteri ini dapat menyebabkan diare, sakit perut, dan demam. Dalam kasus yang lebih parah, bakteni ini sering bertanggung jawab sebagai penyebab perdarahan saat buang air besar, dehidrasi, atau bahkan gagal ginjal.
Sedangkan, MRSA (Methicillin-Resistant Staphylococcus Aureus) dapat menyebabkan infeksi luka setelah operasi, pneumonia (infeksi paru-paru), atau infeksi di dalam pembuluh darah. Bakteri MRSA yang bersifat invasif dapat menyebabkan infeksi pada jantung katup, tulang, abses pada organ, infeksi sendi, dan infeksi aliran darah (sepsis).
Ibu tiga anak berusia 31 tahun ini berjanji akan mempublikasikan percobaannya mengenai manfaat kolostrum yang merupakan salah satu kandungan paling penting dalam ASI. Ia juga mendorong kesadaran para ibu agar mau menyusui dan berbangga dengan kualitas ASI yang dimilikinya.
Bagikan artikel yang memuat kehebatan ASI ini agar ibu menyusui di seluruh Indonesia dapat lebih semangat memberikan ASI demi daya tahan tubuh yang lebih kuat untuk anaknya. Anak yang sehat dan kuat adalah cerminan generasi Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Baca juga:
Seorang Ibu Meletakkan ASI di Bawah Mikroskop, Hasilnya Mengejutkan [Video]
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.