Dari berbagai masalah kulit bayi, istilah dermatitis dan eksim pasti sangat familiar di telinga Bunda. Keduanya merupakan kondisi umum yang banyak dialami bayi. Namun, sebenarnya adakah perbedaan di antara dermatitis dan eksim?
Yuk, simak penjelasan berikut ini!
Perbedaan Dermatitis dan Eksim
Kedua istilah seperti dermatitis dan eksim ini sama-sama mengacu pada kondisi kulit bayi yang meradang dan teriritasi, serta sensasi gatal.
Dikutip dari laman Verywell Health, dermatitis sendiri adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada kondisi peradangan kulit bayi, seperti ruam, jerawat, bahkan ketombe.
Selain itu, kulit kemerahan pada bayi juga bisa menjadi gejala dermatitis.
Sedangkan, eksim umumnya merupakan peradangan kulit bayi yang memiliki gejala lain seperti gatal, ruam bersisik, dan kulit kering.
Dermatitis bisa bersifat sementara, namun bila kondisi ini terjadi lebih parah atau kronis dan bertahan lama, biasanya disebut dengan eksim.
Meskipun banyak bentuk dermatitis yang biasa disebut sebagai jenis eksim, bentuk eksim yang paling umum adalah dermatitis atopik.
Dilansir dalam laman Medical News Today, penyakit dermatitis atopik ini memengaruhi sekitar 15–20% anak-anak di seluruh dunia.
Berikut perbedaan kondisi antara eksim dan dermatitis, dikutip dari laman Healthline.
|
|
Dermatitis
|
Eksim
|
Kondisi Kulit
|
Kulit bayi teriritasi.
|
Peradangan pada kulit bayi.
|
Tingkat Keparahan
|
Bisa akut atau kronis
|
Kronis
|
Penyebab
|
Paparan alergen (termasuk kimia atau obat), kondisi genetik, stres pada bayi, perubahan hormonal, Dermatosis hormonal (kondisi kulit), virus, dan radiasi.
|
Paparan alergen, iritasi kulit, genetik, sistem imun yang menurun, stres, kondisi kulit yang terlalu kering, bahan wewangian atau parfum, perubahan suhu ruangan, berkeringat, alergi makanan, bahan pakaian yang kasar atau sintetis.
|
Gejala
|
Ruam, kulit kering, gatal, bengkak, kulit melepuh, perih atau terbakar, perubahan warna kulit.
|
Ruam, gatal parah, kulit kering, bercak di kulit bayi, kulit bersisik, benjolan kecil berisi cairan, kulit berkerak dengan cairan kuning, terasa nyeri.
|
Komplikasi
|
Infeksi kulit pada luka terbuka.
|
Infeksi kulit, masalah tidur pada bayi akibat peningkatan gejala di malam hari, rasa gatal yang parah akibat digaruk, bercak kulit yang menebal, jenis eksim lainnya.
|
Faktor Risiko
|
Lingkungan, alergi, asma, riwayat keluarga dermatitis, kesehatan bayi.
|
Asma, demam atau jenis alergi lainnya, riwayat eksim dalam keluarga.
|
Perawatan
|
Produk perawatan kulit bayi untuk menghilangkan iritasi, mengurangi stres, hindari mandi menggunakan air yang terlalu panas, menggunakan pelembap kulit setiap hari, menghindari pemicu.
|
Menghilangkan iritasi, mengurangi stres, Mengurangi frekuensi mandi menggunakan air yang terlalu panas, menggunakan pelembap kulit setiap hari, kompres dingin.
|
Perawatan Dermatitis dan Eksim
“Eksim” dan “dermatitis” merupakan istilah umum untuk menggambarkan kondisi peradangan kulit pada bayi. Istilah ini sering digunakan secara bergantian.
Sebagian besar jenis penyakit keduanya dapat ditangani dengan perawatan kulit yang baik pada bayi dan dengan menghindari pemicu atau bahan iritan yang memicunya.
Meskipun memiliki gejala dan ciri yang serupa, masing-masing jenis memiliki penyebab dan tingkat keparahan yang berbeda.
Untuk itu, Bunda perlu mengidentifikasi jenis masalah kulit yang dialami bayi dan penyebabnya untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Cara Mencegah Dermatitis dan Eksim
Sebelum terlambat, masalah kulit ini sebenarnya bisa dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:
- Hindari bayi mandi atau berendam dalam waktu lama karena dapat membuat kulitnya kering.
- Hindari bahan iritan yang membuat kulit si Kecil lebih rentan bermasalah, seperti produk perawatan bayi yang beraroma. Hindari semua bahan atau produk yang bisa menjadi pemicu.
- Setelah mandi, hindari menggosok kulit bayi terlalu keras saat mengeringkan badannya.
- Hindari situasi yang membuat bayi stres, yang dapat menyebabkan kambuhnya penyakit.
- Hindari suhu ekstrim. Atur suhu ruangan bayi, tidak terlalu dingin atau terlalu panas.
- Memakaikan bayi pakaian yang longgar dan nyaman.
- Usahakan kuku bayi tetap pendek, untuk menghindari cedera pada kulit saat ia kebiasaan menggaruk.
- Lakukan rutinitas perawatan kulit bayi menggunakan produk yang aman.
- Gunakan pelembap untuk bayi, seperti minyak, losion, atau krim khusus.
Salah satu cara untuk menjaga kelembapan kulit bayi dengan memilih sabun mandi bayi yang lembut seperti Zwitsal Hair & Body Bath yang terbukti 100% melembapkan karena mengandung prebiotic moisturizer yang bisa menjaga skin barrier si Kecil.
Formulanya aman karena bebas dari SLS dan teruji oleh dokter anak. Setelah mandi, gunakan lotion dan cream dari Zwitsal yang membantu menjaga kelembapan kulitnya selama 24 jam.
Untuk menjaga serta merawat kulit bayi agar tetap sehat dan Happy Skin, temukan informasi seputar perawatan kulit bayi lainnya di laman Happy Skin Hub di sini!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.