Konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina dikabarkan telah menyebabkan harga minyak dunia menembus $100 atau sekitar Rp1,4 juta per barrelnya. Lonjakan harga minyak dunia tersebut pertama kalinya sejak 2014 dan memicu kekhawatiran bahwa perang di Eropa dapat mempengaruhi pasokan energi global. Maka tak berlebihan jika dikatakan bahwa perang Ukraina pengaruhi harga sembako di Indonesia.
Harga Minyak Dunia Naik karena Perang Rusia-Ukraina
Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al-Arabiya, minyak mentah Brent mencapai level tertingginya pada Kamis dini hari tadi, yakni $101,34 per barrel atau meningkat sebanyak 4,5 persen dari semula $101,20 per barrel. Angka tersebut tertinggi sejak September 2014.
Artikel Terkait: Tensi Memanas, Siswa Ukraina Sudah Diajarkan Cara Bertahan dari Invasi
Dampak ketegangan Rusia dan Ukraina terhadap Asia dan Indonesia relatif terbatas. Hal ini lantaran kawasan Asia yang memiliki tingkat inflasi yang jauh lebih rendah dibandingkan Amerika Serikat. Alhasil, inflasi masih akan tetap berada dalam kisaran yang terkendali di tengah dampak kenaikan harga energi dan berbagai komoditas.
Artikel Terkait: 50 Nama Ukraina Unik untuk Bayi Laki-laki dan Perempuan
Sementara untuk perekonomian dan pasar finansial Indonesia juga akan relatif lebih terinsulasi dari dampak konflik Rusia dan Ukraina.
Disebutkan bahwa inflasi Indonesia yang masih relatif rendah, pada kisaran 2,18%, diperkirakan akan tetap terjaga di bawah 4% atau rentang atas acuan Bank Indonesia. Selain itu, sebagai negara produsen dan eksportir energi, komoditas, dan logam terkemuka di dunia, Indonesia juga diuntungkan dari kenaikan harga produk-produk tersebut.
Bagaimana Perang Ukraina Pengaruhi Harga Sembako di Indonesia?
Dikutip dari sindonews.com, Direktur Eksekutif Center of Law and Economic Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa efek dari harga komoditas minyak mentah akan meningkatkan inflasi.
Menurut Bhima, pengaruh melonjaknya harga minyak mentah tersebut akan membuat harga BBM di Tanah Air ikut naik. Tak pelak, biaya pengiriman barang dan biaya logistik akan jauh lebih mahal. Efeknya pada harga kebutuhan pokok semakin meningkat, daya beli masyarakat semakin rendah. Dan efek terhadap subsidi energi juga akan membengkak cukup signifikan.
“Itu karena pada asumsi makro APBN, harga minyak hanya tercatat USD 63 per barel. Jadi gap antara harga minyak yang ditetapkan dalam APBN dengan harga minyak mentah yang riil di lapangan sudah terlalu jauh. Maka imbasnya akan ada pembengkakan dari subsidi energi yang signifikan,” tambahnya.
Oleh karena itu, Bhima mendesak pemerintah untuk segera melakukan perubahan APBN guna menyesuaikan kembali beberapa indikator. Khususnya nilai tukar rupiah dan juga inflasi.
Artikel Terkait: Viral Rusa Positif Omicron, Bisakah Menularkan pada Manusia?
“Karena inflasinya bisa lebih tinggi daripada perkiraan,” cetusnya.
Selain itu, Bhima mengatakan bahwa pemerintah juga perlu melakukan antisipasi, seperti melakukan tambahan dana PEN, yang mencakup stabilitas harga pangan dan juga stabilitas harga energi ke dalam komponen anggaran PEN.
“Karena ini mengancam pada stabilitas dan pemulihan ekonomi sepanjang 2022,” tandasnya.
Itulah berita mengenai perang Ukraina pengaruhi harga sembako di Indonesia. Semoga harganya ngga naik terlalu tinggi ya Parents.
Baca Juga:
https://id.theasianparent.com/putri-vladimir-putin-suntik-corona
https://id.theasianparent.com/kebun-binatang-bandung
https://id.theasianparent.com/nama-bayi-perempuan-rusia