Di balik makanan enak yang pernah Parents konsumsi biasanya mengandung penyedap rasa atau lebih dikenal dengan sebutan micin. Sayangnya, saat ini, micin atau Monosodium Glutamate (MSG) sering dipandang negatif oleh masyarakat karena dipercaya bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan.
Misalnya, dianggap bisa membuat sakit kepala, hipertensi, obesitas atau kegemukan, hingga berpengaruh pada penurunan inteligensi dan daya fokus atau kosentrasi seseorang. Pada kenyataannya, seluruh anggapan tersebut salah, apabila Parents mengonsumsi MSG dengan takaran yang tepat dan tidak berlebihan.
Berdasarkan lembar fakta dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), MSG aman dikonsumsi dalam takaran secukupnya sambil tetap memerhatikan gizi seimbang. Begitu juga dengan WHO yang menyatakan bahwa konsumsi glutamat tidak membahayakan kesehatan.
“Pembahasan tentang MSG memang masih marak dibicarakan karena begitu banyak mispersepsi yang terjadi di kalangan masyarakat mengenai efek negatifnya terhadap kesehatan. Penggunaan bumbu penyedap rasa tak berbahaya bagi kesehatan selama penggunaannya dilakukan dengan bijak,” jelas Prof. DR. Dr. Nurupudji A. Taslim, MPH, SpGK(K).
Artikel terkait : Ilmuwan: MSG Aman Bagi Kesehatan dan Perkembangan Otak
Penyedap rasa atau MSG boleh ditambahkan dalam makanan
Profesor Pudji melanjutkan, selama kita menggunakan bumbu penyedap rasa dengan takaran tepat dan tidak berlebihan, kita tidak perlu khawatir dengan efek negatif MSG bagi kesehatan. Tak luput, kita juga tetap memerhatikan makanan dengan gizi seimbang.
“Jika kita memerhatikan asupan gizi dengan baik dan menggunakan MSG dalam porsi yang tepat dan seperlunya, tentunya tubuh kita tetap sehat dan tidak perlu khawatir MSG memberikan efek negatif terhadap kesehatan. Hal ini yang perlu disadari masyarakat agar persepsi penggunaan MSG tidak lagi rancu,” ujarnya selaku Ketua Umum PDGKI.
Adapun takaran aman mengonsumsi MSG setiap harinya yaitu 100 miligram per-kilogram berat badan. Misalnya berat badan Parents yaitu 60 kilogram, maka maksimal tubuh menerima asupan MSG yaitu hanya 6 gram atau sekitar satu sendok teh perhari.
“Semakin sedikit kita gunakan, misalnya hanya untuk meningkatkan nafsu makan, itu makin bagus. Karena sesuatu yang berlebihan itu tidak disarankan,” kata Pudji menambahkan saat ditemui pada Rabu, 5 Februari 2020.
Apakah Bumil, Busui, dan anak-anak boleh mengonsumsi MSG?
Ibu hamil, ibu menyusui, dan anak-anak diperbolehkan mengonsumsi MSG atau penyedap rasa dalam makanan sehari-harinya. Akan tetapi, yang harus diingat dan diperhatikan yaitu takaran yang sesuai atau tepat, alias tidak berlebihan.
Walau demikian, untuk Bunda dan si kecil yang memiliki reaksi sensitivitas tertentu terhadap MSG atau intoleransi MSG, sebaiknya menghindari bahan penyedap ini. Gejala yang timbul saat seseorang memiliki sensitivitas atau intoleransi MSG yaitu akan merasa pusing, leher terasa kencang, mual, dan lainnya.
“Misalnya seseorang ini makan beberapa banyak MSG, setelah makan sekian banyak, muncul efek atau gejala tersebut. Tapi, efek-efek ini nggak permanen, akan hilang seiring berjalannya waktu,” ucap DR med. Dr. Maya Surjadjaja, M. Gizi, Sp.GK, IAAF, Head of Partnership, Development and Inter-institutional Relationship PDGKI.
“Jadi bukan yang akan menyebabkan risiko yang lebih parah. Efek ini sama seperti kita yang nggak bisa minum susu, kemudian minum susu, pasti akan muncul efek seperti langsung buang air besar,” sambungnya dalam konferensi pers ‘Penggunaan Bumbu Penyedap Rasa dengan Bijak Tidak Berbahaya Bagi Kesehatan’.
Artikel terkait : Amankah menambahkan penyedap rasa pada MPASI bayi?
MSG adalah penyedap rasa berbahan dasar alami
MSG merupakan bumbu penyedap rasa yang berbahan dasar alami seperti rumput laut, tapioka, serta gula tebu yang diolah melalui proses fermentasi. Asam glutamat dalam MSG tidak berbeda dengan yang terdapat di keju, ekstrak kacang kedelai, dan tomat.
Menurut laporan Food and Drug Administration (FDA), tidak ditemukan perbedaan antara zat glutamat yang terkandung dalam jamur, keju, dan tomat dengan zat glutamat dalam produk olahan seperti dalam MSG, hydrolyzed proteins, dan saos kedelai. Selain itu, glutamat memiliki fungsi sebagai penghubung otak ke seluruh jaringan syaraf dan pengendali fungsi tubuh.
“Masyarakat aman untuk menggunakan MSG dalam masakan, seperti yang dipaparkan dokter. MSG terbuat dari bahan alami dan diolah melalui proses fermentasi, sehingga selain dapat memperkaya rasa berbagai makanan, MSG juga aman dikonsumsi selama digunakan dengan bijak,” ungkap Albert Dinata, GM Marketing PT Sasa Inti.
Itulah informasi terkait penggunaan MSG yang dianjurkan oleh medis, agar tidak menimbulkan efek negatif bagi kesehatan. Kuncinya adalah Parents harus memerhatikan takaran yang tepat saat mengonsumsi MSG, jangan berlebihan.
Bagi ibu hamil dan menyusui, tidak ada salahnya juga untuk berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter terkait batasan konsumsi MSG. Sebab, biasanya setiap Bumil dan Busui memiliki kondisi yang berbeda-beda.
Semoga informasi ini bagi Parents!