Wabah virus corona nampaknya belum menemui titik terang. Hingga berita ini ditulis, Jumat (21/02) data penyebaran virus corona telah mencatat ada 76.204 kasus yang terinfeksi, 2.247 orang meninggal dan 18.189 orang sudah dinyatakan sembuh.
Sampai saat ini, jumlah korban terinfeksi terbanyak memang masih di Negara China. Namun korban lainnya juga tersebar di beberapa negara lain seperti Singapura, Thailand, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Australia, Jerman, Vietnam, Amerika Serikat, Prancis, Kanada, Uni Emirat Arab, Italia, Iran, Filipina, India, Inggris, Rusia, Nepal, Kamboja, Belgia, Spanyol, Finlandia, Swedia, Mesir dan Sri Lanka.
Bagaimana dengan warga Indonesia?
Penyebaran virus corona di Indonesia, mungkinkah terjadi?
Hingga Kamis (20/2) malam, dipastikan delapan negara melaporkan kasus kematian di negaranya akibat virus terbaru ini. Dari data jumlah korban meninggal, mayoritas kasus kematian terbanyak terjadi di China daratan.
Selain China, tujuh negara lain melaporkan kasus kematian virus corona di wilayahnya antara lain Filipina, Hong Kong, Jepang, Prancis, dan Taiwan. Terbaru, dua kasus kematian akibat Covid-19 terjadi di Iran dan satu di Korea Selatan sehingga menambah rentetan panjang korbanakibat virus ini.
Melihat banyaknya kasus corona yang mewabah di banyak negara, muncul pertanyaan besar mengapa belum ditemukan satu pun kasus positif corona di Indonesia.
Padahal, virus ini telah menjangkiti banyak negara mencakup seluruh negara Asia. Bahkan, pihak asing mempertanyakan sejauh mana Indonesia mampu mendeteksi dan nantinya mencegah wabah ini.
Kalau pun ada laporan WNI yang positif corona, kejadian tersebut terjadi saat ia sedang berada di luar negeri, bukan di Indonesia.
Beragam spekulasi pun akhirnya bemunculan. Mengapa virus ini tidak ditemukan di Indonesia. Penyebabnya diduga karena daya tahan tubuh, hingga banyaknya ramuan herbal yang tersedia di Indonesia sehingga mampu menangkal beragam penyakit.
Menyikapi hal ini, Prof. Dr Iris Rengganis, SpPD-KAI, selaku Ketua Perhimpunan Alergi dan Immunologi Indonesia dan Guru Besar UI memberikan tanggapannya.
Daya tahan tubuh memiliki peran penting cegah penularan virus corona
Ditemui theAsianparent ID usai acara Forum Diskusi: “Cegah VirusCorona dengan Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh” yang digagas SOHO Global Health, di Jakarta, Rabu (19/02), ia menjelaskan bahwa pada dasarnya tubuh memang memiliki sistem imun atau sistem pertahanan sebagai mekanisme alami untuk melawan ancaman dari masuknya benda asing dari luar.
Baik itu virus, bakteri, atau pun jamur. Dengan sistem imun ini maka tubuh pun punya mekanisme untuk mempertahankan dirinya dari bahaya, baik yang berasal dari dalam tubuh maupun luar tubuh.
“Sistem imun dapat ditingkatkan dengan memodulasi (mengatur) sistem daya tahan tubuh menggunakan imunostimulan. Imunostimulan inilah berperan mengaktivasi berbagai elemen dan mekanisme berbeda pada sistem imun. Imunostimulan berfungsi meningkatkan pertahanan alamiah tubuh untuk mengatasi berbagai infeksi virus dan bakteri, dan juga berbagai penyakit dimana sistem imun mengalami penurunan atau penekanan,” papar Prof. Iris.
Selain terkait dengan daya tahan tubuh, Prof. Iris juga menerangkan ada alasan lain mengapa sampai saat ini virus corona belum ditemukan di Indonesia.
“Sebetulnya kelembapan udara yang tinggi dan lingkungan sangat berpengaruh mengapa virus Covid-19 ini sulit bertahan di Indonesia. Virus sejatinya senang berkembang biak di wilayah yang suhu udaranya dingin dengan kelembapan rendah. Sementara di Indonsia tidak.”
Ia pun menambahkan, “Selain itu, iklim juga berperan terhadap sistem imunitas tubuh seseorang. Kalau orang sudah terbiasa bermukim di satu tempat dalam waktu lama (tidak berpindah ke tempat yang cuacanya dingin) berpengaruh juga,” tukasnya.
Artikel terkait: Tak perlu panik! Lakukan ini untuk mencegah terpaparnya virus corona
Senada dengan Prof. Dr Iris, ahli dari Sekolah Kedokteran Yong Loo Lin National University of Singapore, Jyoti Somani dan Paul Tambyah menyebutkan bahwa sinar matahari memang akan membantu proses menghilangkan virus corona. Hal tersebut didasari oleh peristiwa penyebaran SARS yang menyebar di wilayah China dan menghilang saat musim panas sekitar bulan Mei.
Kendati saat ini Indonesia diklaim masih aman dari ancaman penyebaran virus corona, pemerintah tidak mau terlena. Pemerintah bersama Kementerian Kesehatan senantiasa berkoordinasi terkait penyebaran virus. Komunikasi dengan WHO juga dilakukan secara intens untuk mengawasi penyebaran virus ini.
Pentingnya jalani pola hidup sehat
Sementara, ditemui di acara yang sama, dr Erlina Burhan, M.Sc, SpP (K), Konsultan Paru Sub Infeki RSUP Persahabatan mengatakan masyarakat tidak perlu panik, karena virus corona hanya menular bila terjadi kontak langsung dengan orang yang sudah lebih dulu terjangkit virus corona. Virus corona menyebar dari manusia ke manusia lewat batuk, bersin, atau kontak dekat. Namun bila seseorang memiliki antibodi yang kuat, maka virus corona tidak bisa melumpuhkan tubuh.
Oleh karena itulah, mengingat sistem imun jadi pelindung vital bagi tubuh untuk bisa melawan penyakit, ia pun mengingatkan agar menjaga pola hidup bersih. . Menjaga kebersihan seperti mencuci tangan dapat mengurangi risiko penyebaran virus hingga 37 persen. Selain jangan lupa untuk mengonsumsi makanan bernutrisi, dan terakhir sangat dianjurkan untuk menutup mulut dan hidung dengan masker atau tisu ketika bersin atau batuk dan rutin membersihkan diri setiap habis berpergian.
Perilaku hidup bersih ini tentunya juga perlu dimulai dari rumah, sehingga bisa menular pada si kecil.
Baca juga :
7 Mitos virus corona yang perlu Parents tahu! Salah satunya menular lewat pandangan mata