Mata dunia kini tengah tertuju pada kota Wuhan, Tiongkok yang merupakan tempat ‘lahirnya’ virus Corona baru atau 2019-nCoV. Sayangnya, di tengah derasnya informasi penting yang perlu diketahui masyarakat, mitos virus corona pun kian merebak.
Padahal, pemberitaan yang keliru justru bisa menyesatkan dan berisiko membuat penyakit semakin runyam.
Hal inilah yang kemudian menjadi perhatian pemerintahan Indonesia. Dalam acara Edukasi Media “Personal & Respiratory Hygiene untuk Cegah dan Putus Rantai Infeksi Virus Corona” yang dihelat pada Kamis, (6/2) hal ini dipaparkan.
Klarifikasi dokter terkait dengan mitos virus corona
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia mengungkapkan hingga saat ini, terdapat 57 hoaks tentang virus corona Wuhan yang beredar di tengah masyarakat.
Hal ini membuat masyarakat resah dan tidak bisa menyaring informasi yang akurat. Di samping masyarakat, peredaran berita tidak benar turut memengaruhi kalangan dokter.
Pembicara berfoto bersama dalam acara Edukasi Media “Personal & Respiratory Hygiene untuk Cegah dan Putus Rantai Infeksi Virus Corona”, Kamis, (6/2).
Pada kesempatan yang sama, DR. Dr. Erlina Burhan, Msc, SP. P (K) selaku dokter Pokja Infeksi PP-PDPI memaparkan banyaknya hoaks seputar virus corona. Bahkan, banyak pasiennya yang menanyakan kebenaran informasi karena khawatir terinfeksi. Berikut mitos virus corona dan faktanya yang penting Anda ketahui:
Mitos 1 : Virus corona menulai melalui buah-buahan impor
Faktanya, virus corona merupakan jenis virus baru yang berkembang biak pada hewan lalu menularkannya pada manusia. “Kalau tidak pada hewan, si virus ini (corona) tidak bisa berkembang biak. Jadi nggak mungkin tumbuh di buah-buahan,” ungkapnya.
Mitos 2 : Virus corona bisa menular melalui pandangan mata
“Nah ini juga, nggak ada cerita virus bisa menular melalui pandangan mata,” ujarnya.
Memang, sempat ada berita yang menyebutkan adanya petugas medis yang terjangkit virus corona masuk ke dalam mata walaupun ia selalu memakai masker N95 dan tidak pernah berkunjung ke pasar ikan Wuhan. Namun, tetap saja ini mitos yang tidak bisa dibenarkan.
Setelah diinvestigasi, penularan petugas tersebut akibat berpandangan mata dengan pasien yang terinfeksi. Ia lalu tertular karena menggosok mata tanpa mencuci tangan dahulu.
Oleh karena itu, para ahli menyarankan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang suatu benda. Anda juga tidak direkomendasikan untuk memegang area mata, hidung, dan mulut dengan kondisi tangan kotor.
Mitos 3 : Virus corona bisa menjangkiti manusia melalui ponsel asal Cina
Dr. Erlina menyangkal adanya rumor bahwa virus bisa menular melalui ponsel. “Ponsel Cina banyak beredar di Indonesia, tetapi belum ada kasus di sini,” pungkasnya.
Mitos 4 : Mengonsumsi sop kelelawar membuat pemakannya bisa tertular virus corona
Erlina tak menampik, ia tidak bisa menghalangi budaya makan bahan pangan tertentu yang ada di suatu kawasan. Tak terkecuali Cina yang memang terkenal gemar mengonsumsi kuliner ekstrim dalam kesehariannya. Namun, hal ini bukan berarti orang yang makan sop kelelawar akan langsung terkena virus corona saat itu juga.
“Kelelawar memang membawa banyak virus, termasuk corona. Namun, sop dimasak dalam waktu lama hingga mendidih. Kalau bahannya (kelelawar) dimasak sampai matang virus seketika akan mati. Jadi ya nggak menular lewat sop,” sambung Erlina.
Mitos 5 : Corona bisa sembuh dengan bawang putih
Virus corona sedikit banyak memengaruhi percaturan ekonomi global, bahkan kabarnya harga bawang putih melonjak saat virus ini mulai merebak. Rumor menyebutkan, bawang putih disinyalir dapat menyembuhkan segala jenis penyakit termasuk corona. Hal ini dimanfaatkan sejumlah oknum untuk mengeruk keuntungan pribadi.
Faktanya, belum ada penelitian medis yang membuktikan bahwa bawang putih dapat mencegah infeksi virus corona. Kendati rempah satu ini memiliki segudang manfaat yang baik untuk kesehatan mengingat senyawa antibakteri yang cukup tinggi. Namun, itu tidak berlaku untuk virus corona yang masih dicari obatnya hingga kini.
Mitos 6 : Virus corona dapat sembuh dengan minum alkohol
Erlina menentang mitos virus corona yang banyak didengarnya ini, yang menyebutkan bahwa minum alkohol dengan kadar 70% ditengarai efektif membuat pasien sembuh dari virus yang tengah hangat diperbincangkan ini. Hingga kini, belum ditemukan obat untuk menyembuhkan virus corona. Vaksin bahkan masih menjadi teka teki para peneliti di dunia.
Kabar ini terbilang cukup populer, mengingat nama virus ini yang identik dengan merk minuman beralkohol. Padahal, tidak ada korelasi antara virus ini dan minuman beralkohol. Alkohol memang dapat membunuh bakteri dan virus, tetapi berlaku ketika digunakan dalam bentuk hand sanitizer atau mencuci tangan dengan sabun antiseptik. Penggunaan hand sanitizer dengan kandungan 60% alkohol untuk mencuci tangan dapat membantu mencegah infeksi coronavirus lebih efektif.
Maka itu, pemahaman mitos bahwa minum minuman beralkohol dapat menyembuhkan atau menjadi penyebab coronavirus perlu diluruskan agar masyarakat tidak gegabah melakukan langkah preventif yang belum ada landasan ilmiah.
Mitos 7 : Masker N95 adalah solusi terbaik pencegahan virus corona
Tak hanya bawang putih, keberadaan masker disebutkan menjadi langka setelah merebaknya virus corona. Beredar kabar bahwa masker N95 adalah masker yang paling aman dalam penularan virus corona. Hal ini turut diluruskan oleh Erlina.
“Nggak perlu ya, masyarakat biasa cukup memakai masker bedah. Masker bedah yang warnanya hijau di luar itu. Masker N95 hanya digunakan oleh petugas kesehatan saja,” tutup Erlina.
***
Baca juga :
Banyak Hoaks soal Wuhan, mahasiswi Indonesia bagikan video kondisi terbaru di sana
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.