Gatal atau iritasi di bagian tubuh mana pun tentu dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Terlebih bila hal itu terjadi di daerah sensitif seperti vagina. Meskipun umumnya penyebab vagina gatal tidak perlu dikhawatirkan, namun dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa mengisyaratkan masalah kesehatan yang lebih serius.
Tidak percaya? Berikut ini penjelasan selengkapnya.
Berbagai Penyebab Vagina Gatal
Ada beberapa penyebab umum rasa gatal, terbakar, dan iritasi pada vagina, seperti:
a. Vaginosis bakteri
Normal bila memiliki campuran bakteri yang sehat di dalam vagina. Namun, bila beberapa pertumbuhan bakteri ada yang salah dapat menyebabkan infeksi.
Selain gatal, gejala lain yang datang dengan vaginosis bakteri adalah peradangan, rasa terbakar, keputihan, dan bau amis.
Artikel Terkait : 7 Macam Aroma Vagina dan Maknanya, Kapan Perempuan Harus Waspada?
b. Penyakit menular seksual (PMS)
Chlamydia, herpes genital, kutil kelamin, trikomoniasis, gonore dan organisme lain dapat menyebabkan gatal dan iritasi pada vagina atau vulva dan gejala lainnya.
c. Infeksi ragi (kandidiasis vagina)
Sekitar tiga dari setiap empat perempuan akan mengalami infeksi jamur di beberapa titik dalam hidup mereka. Infeksi ragi terjadi ketika ragi, candida, tumbuh berlebihan di vagina dan vulva.
Kehamilan, hubungan seksual, antibiotik, dan sistem kekebalan yang melemah semuanya dapat membuat perempuan lebih mungkin terkena infeksi jamur. Selain rasa gatal dan iritasi, infeksi ragi akan menghasilkan cairan yang tebal, putih, dan berwarna merah kecoklatan.
d. Menopause
Penurunan produksi estrogen yang terjadi pada akhir tahun reproduksi perempuan dapat menyebabkan dinding vagina menipis dan mengering. Ini dapat menyebabkan gatal dan iritasi.
Penipisan dinding vagina juga menjadi masalah pada beberapa ibu yang menyusui.
e. Iritasi kimia
Sejumlah zat kimia, termasuk krim, douche, kondom, busa kontrasepsi, deterjen, sabun, kertas toilet beraroma, dan pelembut kain juga dapat mengiritasi vagina dan vulva.
f. Sclerosis lichen
Ini adalah kondisi langka yang menyebabkan bercak putih tipis pada kulit, terutama di sekitar vulva. Bercak itu secara permanen dapat melukai area vagina.
Perempuan pasca-menopause paling mungkin mengalami kondisi ini.
Artikel terkait: Seperti apa kondisi vagina setelah melahirkan normal? Simak penjelasan dokter berikut ini
Cara Mengobati Vagina yang Terasa Gatal
Ada beberapa tips untuk mencegah dan mengobati vagina gatal, seperti:
- Hindari pembalut beraroma atau kertas toilet, krim, mandi busa, semprotan feminin, dan douche.
- Gunakan air dan sabun biasa tanpa pewangi untuk membersihkan area genital eksternal Anda secara teratur. Namun, jangan melakukannya lebih dari sekali sehari untuk menghindari kekeringan.
- Selalu bersihkan area kemaluan dari depan ke belakang setelah buang air besar.
- Kenakan celana dalam katun dan ganti pakaian dalam Anda setiap hari.
- Jangan terlalu sering menyentuh area kemaluan.
- Gunakan kondom selama hubungan seksual untuk membantu mencegah penyakit menular seksual.
- Jika Anda mengalami kekeringan pada vagina, gunakan pelembab vagina. Oleskan pelumas berbasis air sebelum berhubungan seks.
- Hindari hubungan seksual sampai gejala yang Anda rasakan membaik.
- Jangan menggaruk area yang gatal untuk mengurangi iritasi.
Perlu diketahui bahwa iritasi vagina seringkali akan membaik dengan sendirinya. Namun bila iritasi vagina tidak kunjung membaik, segera lakukan konsultasi pada dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
****
Referensi: WebMD, Healthline
Baca juga :
Laser Vagina Pasca Melahirkan, Benarkah Bisa Mengencangkan Miss V?
6 Kebiasaan buruk yang menganggu kesehatan vagina, wanita wajib baca!