Bagi setiap ibu menyusui, mastitis laktasi merupakan kondisi yang sebaiknya diwaspadai. Mastitis merupakan kondisi peradangan payudara yang seringkali terjadi pada masa-masa awal menyusui, khususnya pada 12 minggu pertama setelah melahirkan. Nah, ada beberapa penyebab mastitis yang sebetulnya bisa dihindari, Bun.
Mastitis bisa berdampak pada ibu maupun bayi dan bila tak ditangani dengan baik bisa sampai berakibat cukup serius. Pada bayi, tak jarang kondisi ini bisa menyebabkan si kecil harus disapih sebelum waktunya. Asupan zat gizi pun bisa terganggu karena tak jarang ibu terlalu merasa nyeri untuk menyusui bayi.
Di sisi lain, mastitis yang tidak diobati bisa menyebabkan kondisi abses yang membahayakan. Ini bisa terjadi saat nanah mulai tertumpuk, nyeri pun menjadi lebih bertambah. Oleh karena itu, mengetahui berbagai gejala dan penyebabnya penting bagi setiap ibu menyusui.
Artikel terkait : Mastitis atau peradangan di payudara, ini gejala dan cara mengatasinya!
Gejala mastitis
Waspadai berbagai gejala mastitis pada ibu menyusui
Waspada ya, Bun bila mengalami berbagai gejala abnormal berikut ini :
- Nyeri di bagian payudara.
- Demam tinggi sekitar 38 derajat Celcius.
- Pembesaran pada kelenjar ketiak.
- Tampilan pada payudara yang terlihat kemerahan.
Selain berbagai gejala di atas, ada gejala tambahan lain yang sebaiknya lebih diwaspadai karena kemungkinan abses payudara sudah terjadi, di antaranya:
- Bunda sudah mengalami gejala tersebut lebih lama bahkan setelah pengobatan.
- Munculnya benjolan serta keluar nanah dari payudara.
Lalu sebenarnya apakah yang menyebabkan terjadinya mastitis ini?
Penyebab mastitis pada ibu menyusui
1. Penyumbatan pada saluran ASI
Masalah umum yang menyebabkan terjadinya mastitis adalah penyumbatan pada saluran ASI sehingga menyebabkan ASI statis. Hal ini terjadi ketika ASI tidak keluar seluruhnya, melainkan ada yang mengendap atau tetap berada di dalam payudara.
Biasanya kondisi ini terjadi karena beberapa alasan, seperti :
- Bayi mengalami kesulitan melakukan perlekatan secara sempurna.
- Bayi masih sulit mengisap susu dari payudara.
2. Infeksi bakteri
ASI statis dan infeksi bakteri menjadi penyebab mastitis yang harus diperhatikan
ASI statis bisa diperparah kondisinya oleh infeksi bakteri, Bun. Air susu yang mengendap ini bisa menjadi tempat berkembang biak yang baik bagi bakteri.
Bakteri penyebab mastitis ini biasanya aladah Streptococcus agalactiae dan Streptococcus aureus.
Bakteri biasanya masuk melalui beberapa cara, misalnya saja melalui celah puting susu yang terluka. Selain itu, bakteri juga bisa memasuki saluran susu melalui interaksi kulit dan mulut bayi.
3. Kebiasaan tidak sehat dan tidak tepat
Ada beberapa kebiasaan ibu menyusui dalam keseharian yang menyebabkannya lebih berisiko mengalami mastitis, di antaranya :
- Asupan zat gizi yang tidak sesuai.
- Mengalami stres atau depresi yang parah.
- Kebiasaan mengonsumsi alkohol.
- Kebiasaan ibu yang merokok.
- Melakukan perawatan payudara yang tidak sesuai.
- Menggunakan bra yang terlalu ketat.
- Kurang menjaga kebersihan area payudara.
Artikel terkait : Metode Oketani, pijat Laktasi asal Jepang yang membantu mengatasi masalah ibu menyusui
4. Kebiasaan menyusui yang kurang tepat
Ada beberapa kebiasaan menyusui yang kurang tepat hingga berisiko menyebabkan terjadinya mastitis, di antaranya :
- Hanya menyusui di salah satu payudara saja.
- Frekuensi menyusui lebih jarang dilakukan.
- Tidak menyusui secara tuntas.
- Intensitas menyusui yang masih jarang.
5. Faktor risiko lainnya
Selain keempat faktor penyebab di atas, ada faktor risiko lain yang bisa membuat ibu menyusui lebih rentan mengalami mastitis. Ibu yang menyusui pertama kali akan lebih berisiko mengalaminya dibandingkan ibu yang sudah memiliki pengalaman sebelumnya.
Faktor kesehatan ibu pun turut memengaruhi kondisi ini lho, Bun. Ibu yang mengalami penyakit yang berhubungan erat dengan penurunan imunitas akan lebih berisiko mengalaminya. Beberapa kondisi tersebut, antara lain ibu yang mengalami diabetes, mengalami penyakit kronis atau AIDS.
Artikel terkait : Mengenal inisiasi menyusui dini, proses penting dalam fase menyusui
Nah Bun, bila mengalami berbagai gejala di atas sebaiknya segera periksakan ke dokter ya sebelum mengalami gejala yang lebih parah. Untuk menghindari kondisi ini sebaiknya Bunda hindari berbagai faktor risiko dan penyebabnya, khususnya terkait dengan kebiasaan dan cara menyusui.
Baca Juga :
4 Kali alami mastitis saat menyusui, akhirnya Franda harus dirawat di rumah sakit
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.