Jumlah perokok anak di Indonesia ternyata cukup banyak. Adapun salah satu penyebab anak merokok yaitu karena harga rokok di Indonesia yang dinilai murah. Hal ini terungkap dari hasil survei perokok anak yang dilakukan oleh sejumlah pegiat perlindungan anak bersama Yayasan ALIT (Arek Lintang) Indonesia.
“Kami melihat dari beberapa wilayah dampingan ALIT, banyak sekali anak-anak yang sudah merokok di saat tubuhnya belum mampu menerima paparan zat atau kandungan berbahaya dari rokok,” ujar Lisa Febriyanti, Tim Baseline Survey Yayasan ALIT Indonesia, dalam pemaparan hasil survei di Surabaya, Senin (28/9/2020), mengutip dari Tribunnews.
Artikel Terkait: Bayi menderita paru-paru basah karena pengasuh suka merokok, ibu ini peringatkan semua orangtua!
Hasil Survei tentang Penyebab Anak Merokok
Lisa melanjutkan, paparan temuan di lapangan tentang perokok anak dilakukan pada 506 responden dari lima wilayah cluster yang disurvei di Provinsi Jawa Timur.
Dari seluruh responden yang diwawancarai pada survei tersebut hasilnya menunjukkan sebanyak 87% perokok anak berasal dari keluarga yang memiliki anggota keluarga dewasa sebagai perokok. Bukan hanya itu, sebanyak 85% anak tersebut pernah diminta atau disuruh orang dewasa untuk membeli rokok.
“Yang bikin prihatin adalah 87% dari anak mengaku sebagai perokok aktif, merokok sudah menjadi keseharian mereka, dan sebagian besar dari mereka sudah mulai merokok di usia 13-14 tahun,” imbuh Lisa.
Tim Survei dari Yayasan ALIT Indonesia juga menemukan bahwa ada anak berusia lebih muda yang sudah mulai merokok, yakni di usia lima tahun.
“Sebanyak 79% perokok anak membeli sendiri rokoknya, dan ternyata sebanyak 72% penjual rokok membiarkan anak-anak membeli rokok,” ujarnya lagi.
Selain itu, dalam survei juga ditemukan bahwa rata-rata anak yang merokok menggunakan sebagian uang sakunya untuk membeli rokok.
“Harga rokok yang dibeli anak bervariasi, dari pernyataan responden dan dibandingkan dengan harga pada pita cukai, terdapat beberapa merek yang didapatkan anak-anak secara lebih murah. Temuan kami, ada anak-anak yang mendapatkan rokok lebih murah dibandingkan harga yang dibanderol,” sambug Lisa.
Artikel Terkait: Kisah Pilu: Bayi Meninggal karena Asap Rokok di Acara Aqiqah, Peringatan bagi Semua Perokok
Salah Satu Penyebab Anak Merokok karena Harga Rokok di Indonesia Murah, Mengapa Bisa Seperti Itu?
Penyebab banyaknya anak di Indonesia yang merokok, Yayasan ALIT Indonesia menyoroti peraturan pemerintah mengenai cukai rokok serta kaitannya dengan jangkauan anak-anak.
“Saat ini ada kenaikan cukai, tapi kemudian kami juga melihat ada aturan yang absurd yakni Perdirjen Bea Cukai 37/2017 yang membolehkan menjual rokok di bawah 85% dari banderol asal tidak lebih di 40 kota pengawasan bea cukai,” ujarnya.
Hal itu dinilai menjadi sorotan karena dengan aturan yang masih berlaku tersebut, tandanya masih akan mungkin ditemukan harga rokok di bawah 85% dari batasan yang seharusnya.
Dengan begini, harga rokok bisa menjadi lebih murah dari yang tertera pada pita cukainya. Inilah yang membuat anak-anak semakin mudah untuk mendapatkan rokok.
Bagaimana Seharusnya Upaya Pemerintah?
Terkait melonjaknya angka perokok anak di Indonesia, Direktur Eksekutif Yayasan ALIT Indonesia, Yuliati Umrah, mengatakan pihaknya secara tegas berharap agar pemerintah mencabut segala aturan yang masih memungkinkan rokok dijual lebih murah lagi.
“Saya setuju kalau ketentuan tersebut dihapus saja. Harga rokok sudah terlalu murah kalau diperbolehkan dijual di bawah 85 persen. Anak pasti bisa beli dengan uang sakunya,” kata Yuliati.
Yuliati melanjutkan, Yayasan ALIT Indonesia menyarankan pemerintah untuk mencabut ketentuan tersebut demi melindungi anak-anak Indonesia dari ancaman rokok.
Artikel Terkait: Jika Anak Ketahuan Merokok, Apa yang Harus Parents Lakukan?
Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Politik Masalah Pemerintahan dari Universitas Airlangga (Unair), Kris Nugroho, menduga bahwa masih terdapat celah dari penegakan regulasi.
“Perusahaan rokok bisa bermain untuk memanfaatkan kelemahan suatu produk hukum. Yang bisa kita cermati di sini adalah aturan itu sudah termasuk keputusan ekonomi politik yang merupakan titik temu berbagai kepentingan bisnis rokok dengan kementerian,” ungkapnya.
Parents, itulah penjelasan mengenai penyebab banyaknya anak merokok di Indonesia. Dalam menangani hal ini memang diperlukan peran dari berbagai pihak, tidak hanya orangtua dan lingkungan masyarakat, tetapi juga pemerintah.