TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Penyakit SARS – Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Bacaan 4 menit
Penyakit SARS – Gejala, Penyebab, Cara Mengobati

Gejala awalnya mirip dengan influenza, namun dapat memburuk dengan cepat.

SARS atau severe acute respiratory syndrome adalah infeksi paru yang bersifat serius dan dapat mengancam nyawa. 

Severe acute respiratory syndrome (SARS) adalah infeksi saluran nafas yang disebabkan oleh virus. Sebagian besar individu yang mengalaminya berusia 25-70 tahun dan perlu dirawat di rumah sakit. Kerusakan paru akibat SARS dapat sangat serius hingga menimbulkan kematian.

penyakit SARS

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada bulan November 2002 di Provinsi Guangdong, Cina. Sejak itu, SARS kian mewabah dan menyebar ke 29 negara di mana total 8.096 orang mengalaminya, 774 di antaranya meninggal dunia, dan angka kematian sebesar 9,6 persen.

Pada bulan Juli 2003, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa wabah SARS telah berhenti. Dan di tahun 2004, tidak ditemukan lagi kasus SARS di belahan dunia manapun. 

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Gejala yang muncul dapat berbeda-beda, tergantung pada berapa lama individu sudah terpapar virus.

Di tahap awal penyakit, gejala mencakup:

  • Demam di atas 38oC, kerap disertai gemetar dan/atau menggigil
  • Merasa sakit, seperti sedang flu
  • Nyeri kepala
  • Pegal-pegal atau nyeri otot

Gejala-gejala awal tersebut biasanya berlangsung selama 3-7 hari. Setelah itu, gejalanya menjadi:

penyakit sars

  • Batuk kering
  • Sesak napas, yakni sulit untuk bernapas dalam atau perlu upaya lebih besar untuk bernapas 
  • Nyeri dada saat batuk atau bernapas
  • Diare
  • Nyeri menelan
  • Pilek/beringus

Pada 3-7 hari pertama, sebagian besar penderita tidak mengalami batuk, gangguan bernafas, pilek, atau nyeri menelan meski timbul demam dan merasa sakit.

Diagnosis penyakit ini didapatkan dari riwayat medis, pemeriksaan fisik serta dari hasil pemeriksaan yang dapat berupa:

  • Uji molekular. Tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat mendeteksi materi genetik virus penyebab SARS dari berbagai spesimen (darah, tinja, lendir saluran nafas atau jaringan tubuh).
  • Pemeriksaan antibodi terhadap virus penyebab SARS
  • Rontgen atau CT scan dada

Penyebab Penyakit SARS

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang sebelumnya tidak dikenal dari keluarga virus Coronaviridae, yang juga menyebabkan flu biasa. Virus penyebabnya disebut dengan SARS-associated coronavirus atau disingkat SARS-CoV. 

Virus ini ditularkan terutama melalui kontak erat antar individu. Dalam konteks SARS, kontak erat berarti merawat atau tinggal bersama individu yang terinfeksi, atau berkontakan langsung dengan lendir saluran nafas atau cairan tubuh individu yang terinfeksi.

Aktivitas yang termasuk kontak erat yakni menyentuh secara langsung, mencium atau berpelukan, menggunakan alat makan dan minum bersama-sama, dan berbicara dalam jarak dekat (kurang dari 1 meter). Sedangkan aktivitas yang tidak termasuk kontak erat yakni berjalan bersama atau duduk sebentar di dalam ruang tunggu atau kantor.

Penularan terjadi melalui droplet (percikan lendir) saluran nafas saat individu yang terinfeksi batuk atau bersin. Droplet kemudian terpercik ke udara dan selanjutnya mengenai mata, hidung, atau mulut orang lain yang berada di dekatnya (biasanya dalam jarak kurang dari 1 meter).

Virus juga dapat menyebar kala individu menyentuh permukaan atau objek yang terkontaminasi droplet infeksius—seperti gagang pintu, telepon, atau tombol lift—kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulutnya sendiri. Virus penyebab SARS juga dapat menular melalui udara (airborne). 

Secara umum, kelompok yang paling berisiko tertular penyakit SARS adalah mereka yang berkontakan erat dengan individu yang sudah terinfeksi. Contohnya yakni anggota keluarga dan tenaga kesehatan. 

Cara Mengobati SARS

penyakit SARS

Sebagian besar penderita mengalami pneumonia (radang paru) sehingga perlu dirawat di rumah sakit. Pengobatan yang diberikan umumnya mencakup:

  • Obat-obatan untuk mengurangi nyeri, gangguan pernafasan, diare dan gejala lainnya
  • Oksigen tambahan agar dapat bernafas lebih lega

Pada 10-20 persen kasus, gangguan pernafasan cukup berat hingga membutuhkan alat bantu nafas (ventilator) dan perawatan di ruang perawatan intensif. Pada kasus yang sangat berat, penyakit SARS menimbulkan komplikasi yang bersifat fatal. Risiko komplikasi terbesar ada pada individu di atas usia 60 tahun, khususnya yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes atau hepatitis.

Hingga kini, belum ditemukan obat-obatan yang cocok untuk melawan virus penyebab SARS. Obat-obat antivirus yang biasa digunakan untuk mengatasi virus flu tidak efektif untuk penyakit ini.

Pencegahan yang Perlu Dilakukan

Sampai saat ini, vaksin untuk penyakit SARS masih dikembangkan dan belum ada yang diujikan pada manusia. Bila infeksinya muncul kembali, berikut yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko tertular SARS:

  • Hindari bepergian ke daerah di mana terjadi wabah 
  • Hindari mengonsumsi makanan tertentu (seperti daging dari hewan-hewan yang tidak umum), khususnya bila Anda bepergian atau tinggal di Asia
  • Gunakan masker, sarung tangan, dan sering mencuci tangan bila Anda berada dekat atau merawat penderita

Mengingat peyakit SARS sangat serius dan bisa menimbulkan beberpa komplikasi, pengangan yang tepat tentu saja perlu dilakukan untuk mencegah berbagai risiko yang bisa muncul.

 

 

Cerita mitra kami
Butuh Penanganan Cepat Saat Anak Terus Muntah dan Lemas? Dokter Spesialis Anak Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Butuh Penanganan Cepat Saat Anak Terus Muntah dan Lemas? Dokter Spesialis Anak Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Jakarta Selatan
Si Kecil Mual Muntah Berulang? Tak Perlu Cemas, Dokter Spesialis Anak Selalu Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Kuningan
Si Kecil Mual Muntah Berulang? Tak Perlu Cemas, Dokter Spesialis Anak Selalu Ada 24 Jam di Mayapada Hospital Kuningan
Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia
Bukan Hanya Gigitan - Biaya Tersembunyi Demam Berdarah untuk Keluarga di Indonesia
Kaum Sweet Tooth, Jangan Sampai Diabetes! Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya
Kaum Sweet Tooth, Jangan Sampai Diabetes! Kenali Ciri-Ciri dan Cara Menghindarinya

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

dr. Fiona Amelia, MPH

Diedit oleh:

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • Penyakit
  • /
  • Penyakit SARS – Gejala, Penyebab, Cara Mengobati
Bagikan:
  • 3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

    3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

  • Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

    Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

  • Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

    Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

Author Image

dr. Fiona Amelia, MPH

Medical Writer dengan pengalaman di dunia kesehatan digital selama 5 tahun terakhir. Dokter sekaligus ibu dari 2 putra ini memiliki passion yang kuat di dalam dunia parenting serta edukasi seputar kesehatan ibu dan anak. Menyukai travelling dan olahraga, khususnya bulutangkis dan bersepeda. Untuk kontak, email di [email protected] atau DM Instagram @amelifio.
  • 3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

    3 Ciri Flu Singapura Sudah Sembuh yang Terlihat Jelas

  • Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

    Parents Perlu Waspada, Ini 12 Ciri-Ciri Demam Berbahaya pada Bayi

  • Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

    Kenali Ciri dan Gejala Tipes pada Anak Beserta Cara Mengatasinya

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti