Merebaknya wabah virus corona semakin meluas, penularan virus ini bahkan sudah sampai ke Indonesia dan Timur Tengah.
Pemerintah Arab Saudi bahkan menghentikan kebijakan visa umrah dan wisata sementara yang berlaku mulai Kamis (27/02). Penting bagi kita mengetahui seperti apa kriteria orang mudah tertular virus.
Selengkapnya: Hentikan penyebaran virus corona, Arab Saudi menghentikan visa umrah sementara
Penelitian di Wuhan mengungkap fakta tentang penularan virus corona
Virus corona bisa menulari siapa saja, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa pria lebih rentan terjangkit virus ini dibandingkan perempuan. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet pada Rabu (29/01) ini melibatkan 99 pasien. Semua pasien itu dirawat di Wuhan, kota tempat wabah ini bermula.
Penelitian ini dilakukan oleh tim dokter di Rumah Sakit Jinyintan Wuhan, bersama para peneliti dari Universitas Jiao Tong Shanghai dan Rumah Sakit Ruijin di Shanghai. Hasil penelitian mereka menemukan bahwa pria lebih rentan terkena virus corona, apalagi jika sebelumnya ia memiliki masalah kesehatan.
Artikel terkait: 7 Mitos virus corona yang perlu Parents tahu! Salah satunya menular lewat pandangan mata
Pasien yang terdiri dari 67 pria dan 32 perempuan ini menjalani perawatan intensif sejak 1 hingga 20 Januari 2020. Penelitian ini juga menimbulkan kasus Mers-CoV dan Sars-CoV ditemukan lebih banyak menginfeksi laki-laki daripada perempuan.
Hal ini disebabkan beberapa faktor, salah satunya perlindungan kromosom X dan hormon yang membuat perempuan lebih kebal dan bisa beradaptasi terhadap penyakit.
Dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa kematian akibat virus corona akan semakin tinggi apabila pasien sebelumnya menderita komplikasi dan penyakit kronis. Misalnya masalah jantung, TBC, dan diabetes yang akan memperparah kondisi pasien.
Apa pendapat dokter tentang laki-laki yang lebih rentan terhadap virus corona dibanding perempuan?
Penasaran dengan fakta yang ada, theAsianparent melakukan cross check melalui wawancara eksklusif dengan dr. Erlina Burhan, M.Sc, SpP (K), Konsultan Paru Sub Infeksi RSUP Persahabatan.
“Iya, tidak sepenuhnya salah. Ini disebabkan adanya reseptor pada saluran napas (reseptor sel ACE2) yang memang menjadi media penularan virus, reseptor ini lebih banyak ditemui pada laki-laki. Perlu diingat populasi daratan Tionghoa itu mayoritas laki-laki, plus mobilitias pria lebih tinggi,” tuturnya usai acara Forum Diskusi: “Cegah VirusCorona dengan Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh”.
Artikel terkait: Tak perlu panik! Lakukan ini untuk mencegah terpaparnya virus corona
dr. Erlina menyebutkan, biasanya seseorang yang akhirnya meninggal akibat virus corona karena virus telah hidup dan berkembang biak di organ vital seperti paru-paru. Reseptor yang lebih banyak ada pada pria tersebut ada di nasofaring hingga otak, namun paling banyak ditemukan pada epitel paru.
“Dari 41 kasus yang dilaporkan di Wuhan, 60% itu gejalanya batuk, 30% demam, dan ada 3% yang merasakan keluhan di saluran pencernaan sehingga bisa orang yang terjangkit corona itu juga mengeluhkan diare,” sambung dr. Erlina.
Pada kesempatan yang sama, Prof. dr. Bambang Supriyatno, SpA (K) selaku Konsultan Respirasi Anak di RSCM tak menampik bahwa kendati semua orang berisiko namun ada beberapa kriteria orang yang lebih berisiko tertular virus dalam hidupnya.
“Ada beberapa golongan antara lain anak yang berusia di bawah 5 tahun, akil baligh, remaja yang kelebihan berat badan, orang dewasa muda dan daya tahan tubuhnya lemah, juga orang yang lanjut usia. Terutama manula karena mereka potensial mengalami penyakit kronis sehingga kesulitan untuk menghadapi serangan patogen virus yang masuk ke dalam tubuh. Apalagi sistem kekebalan tubuh lansia sudah menurun,” pungkasnya.
Baca juga :
26 Negara sudah terjangkit virus corona, mengapa belum ada kasus di Indonesia?