Sejak pandemi mewabah di Indonesia, ketersediaan dana darurat menjadi topik hangat dalam dunia keuangan. Sayangnya, kesadaran masyarakat akan pentingnya dana darurat tergolong rendah.
Merujuk pada Katadata Indonesia Data and Economic Conference 2021 yang diadakan oleh Katadata Insight Centre (KIC), baru segelintir masyarakat yang memiliki dana darurat dalam pos keuangannya.
“Selama pandemi ini, kami melihat hanya 37% masyarakat kita yang menyimpan uangnya untuk dana darurat, sementara ada sebanyak 62,9% yang sama sekali tidak memiliki dana darurat,” demikian penuturan Expert Panel KIC Mulya Amri mengutip Kompas.
Dari persentase tersebut, durasi ketahanan dana darurat cenderung sebentar. Sebanyak 54% mengaku dana daruratnya hanya bertahan 3 bulan ke depan, 23,2% bertahan 4-6 bulan, dan hanya 10,7% responden yang mengaku dana daruratnya bisa bertahan selama setahun.
Apa Pentingnya Dana Darurat?
Sesuai namanya, dana darurat merupakan dana yang digunakan dalam kondisi darurat. Kondisi yang dimaksud misalnya ada perabot di rumah yang rusak atau kendaraan rusak dan harus segera diperbaiki.
“Pada masa di luar pandemi pun, kemungkinan ada kebutuhan mendesak pun tidak hilang. Oleh karena itu dengan adanya dana darurat, kamu bisa segera membiayai kebutuhan tanpa pusing,” tutur Pakar Finansial Lifepal, Steven Sanjaya mengutip laman Kompas. Lantas, apalagi pentingnya menyiapkan dana darurat?
Artikel terkait: 5 Tipe Pengaturan Keuangan Dalam Keluarga, Manakah yang Terbaik?
1. Mencegah Utang
Dana darurat yang tersedia sejatinya dapat menjadi pagar untuk Anda menambah utang. Dalam kondisi kepepet, orang akan berutang tanpa berpikir panjang. Alasannya jelas, kondisi ekonomi tengah sulit.
Namun, hal ini tidak dibutuhkan dengan adanya dana darurat. Karena pada dasarnya digunakan untuk kepentingan darurat, Anda juga terbebas dari kewajiban membayar bunga utang yang jumlahnya bisa membengkak.
“Khususnya pada masa pandemi, adanya pengaturan dana darurat bisa menutup lubang kekurangan pendapatan apabila terkena pemotongan gaji ataupun pemutusan hubungan kerja (PHK),” sambung Steven.
2. Mencegah Belanja Konsumtif
Selain itu, mengatur dana darurat dengan seksama dapat mengurangi kebiasaan untuk belanja barang yang tidak dibutuhkan alias konsumtif. Alih-alih membelanjakan untuk hal yang tidak penting, Parents secara otomatis akan terus menambah pos dana darurat.
Kepemilikan dana darurat juga dapat memberikan Anda ketenangan ekstra. Bayangkan ketika Anda menghadapi sesuatu yang tidak terduga sebelumnya, Anda dan keluarga sudah tenang karena ada dana yang bisa ‘dibongkar’. Hal ini juga tidak mengganggu pos keuangan lain seperti dana pendidikan anak atau dana pensiun.
Artikel terkait: Sederhana, 5 Cara Mudah Menabung yang Bisa Dilakukan Siapa Saja
Besaran Dana Darurat Ideal
Sebenarnya tidak ada tolok ukur baku berapa dana darurat yang pasti, mengingat setiap keluarga berbeda. Namun, di masa pandemi dana darurat yang sebaiknya disiapkan berbeda dengan biasanya.
Mengutip Instagram ZAP Finance, dalam kondisi normal sebaiknya menyiapkan 3-6 kali pengeluaran bulanan bagi Anda yang masih lajang. Bagi Parents yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, disarankan menganggarkan dana darurat sebanyak 9-12x pengeluaran bulanan.
“Di masa pandemi disarankan menyiapkan 12x pengeluaran bulanan rutin. Pandemi membawa ke masa yang tidak pasti. Dana darurat bisa membantu memenuhi kebutuhan bulanan kalau terkena PHK,” ujar perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie mengutip laman Kompas.
Menurut Prita, sisihkan setidaknya 5% dari penghasilan bulanan untuk membentuk dana darurat. Contoh gaji Anda adalah Rp 10 juta, maka dana darurat yang perlu disisihkan minimal Rp 500.000.
Instrumen Dana Darurat yang Tepat
Berhubung dana darurat adalah dana yang harus cepat tersedia, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam persiapannya yakni:
- Besaran dana darurat harus terus direvisi sesuai dengan kenaikan status, pendapatan, dan pengeluaran tiap bulan.
- Instrumen bersifat aman, likuid, dan mudah diakses
- Memilih instrumen yang tepat untuk menyimpan dana darurat
Lantas, seperti apa instrumen untuk menyimpan dana darurat yang tepat?
Artikel terkait: Ini Instrumen Investasi yang Cocok untuk Generasi Sandwich!
1. Rekening Bank
Membuka rekening tabungan khusus dana darurat sangat dianjurkan. Sebisa mungkin, pisahkan rekening ini dari rekening operasional untuk kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan mendesak tidak mengenal waktu, sejalan dengan rekening tabungan.
Selain mudah dicairkan, rekening juga merupakan instrumen yang paling aman dan cepat diakses. Namun, kekurangan menyimpan dana darurat di rekening adalah adanya risiko ketika terjadi inflasi. Dana juga akan terpotong biaya admin setiap bulannya.
2. Reksa Dana Pasar Uang
Ingin menabungkan dana darurat sekaligus mendapat keuntungan, maka reksa dana pasar uang bisa menjadi pilihan. RDPU merupakan reksa dana dengan risiko paling minim jika dibandingkan jenis obligasi maupun reksa dana saham.
Pergerakan RDPU juga cenderung stabil meningkat karena berisi produk keuangan seperti deposito serta surat utang (obligasi) dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun. Melansir laman Bibit, kelebihan RDPU antara lain:
- Bisa mulai berinvestasi dari Rp 100.000
- Pencairan dana cukup cepat, maksimal 3 hari kerja sejak pengajuan
- Return lebih besar dibandingkan deposito
- Tidak dikenakan pajak
- Risikonya rendah sehingga aman
3. Emas
Emas juga merupakan sarana yang cukup ideal untuk menempatkan dana darurat. Emas dalam hal ini adalah logam mulia alias emas batangan. Kelebihannya, emas mampu berjalan beriringan dengan inflasi dan melindungi kekayaan.
Pun emas juga cukup likuid dan mudah dicairkan kapan saja. Parents semakin dimudahkan karena saat ini, membeli emas tidak harus langsung ke toko emas. Anda bisa membelinya melalui aplikasi yang sudah dilindungi Otoritas Jasa Keuangan.
Namun ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika akan membeli emas, yakni biaya tambahan. Anda harus menyiapkan biaya cetak emas, biaya administrasi, dan jika emas digital ada biaya sertifikat.
Dengan pentingnya dana darurat dewasa ini, sudahkah Parents menyiapkan dana ini untuk diri sendiri dan keluarga?
***
Baca juga:
5 Kesalahan Umum Orang Indonesia dalam Menyimpan Dana Darurat, Begini Mengatasinya!
Ingin Menabung 10 Juta Rupiah dalam Waktu 3 Bulan? Ikuti Cara Praktis Ini
6 Strategi Atur Uang demi Tercapainya Financial Goals Keluarga