theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
  • COVID-19
  • Gizi & Stimulasi
  • Toddler & Pra Sekolah
  • Hidrasi Keluarga
  • Cek Alergi
  • Sukses ASI Eksklusif
  • Cari nama bayi
  • Kehamilan
    • Project Sidekicks
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Pilihan Parents
    • Plesiran Ramah Anak
    • Kisah Keluarga
    • Event
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja

Peniti Bersarang di Hidung Anak 5 Tahun - Peringatan untuk Semua Orangtua

Bacaan 4 menit
Bagikan:
•••
Peniti Bersarang di Hidung Anak 5 Tahun - Peringatan untuk Semua Orangtua

Parents, anak 5 tahun masih sering memasukkan benda kecil ke mulut maupun hidung. Bacalah berita ini agar kita dapat memetik pelajaran penting darinya.

Parents, mengasuh anak 5 tahun memang memiliki tantangan tersendiri. Pada anak 5 tahun, pertumbuhan memasuki fase kognitif yang melibatkan pengetahuannya akan sesuatu.

Karena itu pengawasan orangtua juga harus diperketat pada masa ini. Jangan sampai perkembangan fase kognitif anak berisiko bahaya seperti yang terjadi pada anak 5 tahun di California ini.

Seorang anak lima tahun, Khloe Russell awalnya diduga menderita penyakit misterius karena hidungnya yang terus ingusan tanpa sebab yang jelas. Hampir enam bulan hidung bocah ini mengeluarkan ingus hijau dan berbau busuk.

Setiap lima menit dia selalu mengeluarkan ingus namun tak pernah mengeluh rasa sakit apapun.

“Sekitar enam bulan lalu hidungnya mulai ingusan,” ujar Katelyn Powell, sang ibu, kepada Daily News.

Orangtua anak 5 tahun ini telah membawanya ke tiga dokter berbeda. Semua mendiagnosa Khloe mengalami radang pada rongga sinus di sekitar hidung atau dikenal dengan sinusitis.

Saat pemeriksaan tak terlihat hal yang janggal dalam hidung Khloe. Dokter kemudian memberikan antibiotik untuk Khloe, namun dia tak kunjung sembuh.

Ibunya bahkan membawanya ke dokter gigi, menduga barangkali penyakit ini berhubungan dengan organ gigi Khloe. Hasilnya pun sama, nihil.

Ditemukan peniti yang membusuk

Misteri ini terpecahkan pada suatu hari saat seorang saudara Katelyn datang berkunjung ke rumah mereka pada suatu akhir pekan.

Melihat Khloe membuang ingus setiap lima menit, saudara ibunya ini meminta Khloe terus mengeluarkan ingusnya. Tak lama keluarlah sebuah peniti sekitar 1,5 inci yang sudah hitam membusuk.

Ibunya bertanya, apakah Khloe yang memasukkan peniti tersebut ke hidungnya?

Khloe menjawab ya, dan dia lupa memberi tahu ibunya. Anak 5 tahun ini ingin tahu seberapa jauh peniti itu bisa masuk ke hidungnya. Ia bilang, ia telah mengeluarkan peniti dari hidungnya, namun tak sadar jika masih ada yang tertinggal.

Kini setelah peniti itu keluar, Khloe berhenti ingusan dan keadaannya membaik, meski sedikit trauma.

Setelah berita ini tersebar, Katelyn mengaku mendapat banyak email kecaman yang mengkritik kelalaiannya dalam mengasuh anak.

Katelyn mengatakan, ia sengaja berbagi cerita ini karena ini bisa terjadi pada anak lainnya. Ia hanya ingin orangtua lain waspada.

1. Orangtua harus peka

Kita harus peka dengan situasi dan kondisi anak. Sedikit saja anak terlihat melakukan hal di luar kebiasaannya, orangtua harus segera ambil tindakan.

Misalnya, biasanya anak selalu semangat sarapan pagi. Jika satu kali saja mereka ingin melewatkan makan paginya, kita harus tanggap mencari tahu apa yang salah.

2. Bertanya sebanyak mungkin pada anak

Orangtua adalah dokter pertama bagi anak-anak. Saat terjadi gejala yang tidak sehat, bertanyalah sebanyak mungkin pada anak untuk mendapatkan banyak informasi.

Dalam memenuhi rasa ingin tahunya, anak 5 tahun belum bisa membedakan hal yang baik atau berbahaya untuknya. Dalam kasus Khloe, dia lupa memberi tahu ibunya soal memasukkan peniti ke dalam hidung.

Orangtua juga tidak mungkin selalu berada di samping anak dan melihat semua kegiatannya. Ajak anak menceritakan kembali kegiatannya selama Anda tak bersamanya.

Gali informasi sedetil mungkin agar Anda bisa mendapat sinyal jika ada sesuatu yang tak beres.

3. Cari second, third opinion

Langkah ibu Khloe mencari dokter kedua dan ketiga, sudah benar. Dalam setiap kondisi tak biasa, carilah sebanyak mungkin perbandingan atau pengalaman orang lain yang mungkin serupa.

Ini akan membantu kita mengambil keputusan lebih lanjut tentang kondisi anak, seperti langkah Katelyn membawa Khloe ke dokter gigi. Usaha ini patut dihargai.

Jangan terlalu lama untuk mencari informasi pembanding. Belajar dari kasus Khloe, enam bulan waktu yang cukup lama untuk menindak lanjuti kejanggalan pada Khloe.

Meski anak 5 tahun itu tak mengeluh sakit, namun Khloe cukup tersiksa harus mengeluarkan ingus setiap lima menit selama enam bulan.

4. Perhatikan milestones anak

Kita harus tetap memperhatikan fase tumbuh kembang anak sebagai bekal mewaspadai risiko yang mungkin terjadi. Mungkin setiap anak memiliki fase berbeda dan tak persis sesuai dengan panduan milestones yang ada.

Tak ada salahnya menjadikannya patokan agar lebih mawas diri untuk kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi pada setiap anak.

Parents, semoga informasi di atas dapat membantu Anda.

Sumber: Daily News

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Penulis

Della Syahni

  • Halaman Depan
  • /
  • Berita Terkini
  • /
  • Peniti Bersarang di Hidung Anak 5 Tahun - Peringatan untuk Semua Orangtua
Bagikan:
•••
  • Psikologi Anak : Ketika Anak Merasa Dirinya Berbeda

    Psikologi Anak : Ketika Anak Merasa Dirinya Berbeda

  • 7 Ucapan Orangtua yang Paling Berdampak Buruk bagi Perkembangan Psikologis Anak

    7 Ucapan Orangtua yang Paling Berdampak Buruk bagi Perkembangan Psikologis Anak

  • Balita ini tertular flu Singapura saat bermain di indoor playground!

    Balita ini tertular flu Singapura saat bermain di indoor playground!

  • Bayi Dibuang di Rumah Warga, Pesan Pelaku: Jangan Lapor Polisi

    Bayi Dibuang di Rumah Warga, Pesan Pelaku: Jangan Lapor Polisi

app info
get app banner
  • Psikologi Anak : Ketika Anak Merasa Dirinya Berbeda

    Psikologi Anak : Ketika Anak Merasa Dirinya Berbeda

  • 7 Ucapan Orangtua yang Paling Berdampak Buruk bagi Perkembangan Psikologis Anak

    7 Ucapan Orangtua yang Paling Berdampak Buruk bagi Perkembangan Psikologis Anak

  • Balita ini tertular flu Singapura saat bermain di indoor playground!

    Balita ini tertular flu Singapura saat bermain di indoor playground!

  • Bayi Dibuang di Rumah Warga, Pesan Pelaku: Jangan Lapor Polisi

    Bayi Dibuang di Rumah Warga, Pesan Pelaku: Jangan Lapor Polisi

  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Sitemap
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami


  • Singapore
  • Thailand
  • Indonesia
  • Philippines
  • Malaysia
  • Sri Lanka
  • India
  • Vietnam
  • Australia
  • Japan
  • Nigeria
  • Kenya
Merek Mitra
Influencer Partner Brand LogoMama's Choice Partner Brand Logo
© Copyright theAsianparent 2021. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan
  • Komuniti
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Nutrisi

Unduh aplikasi kami

google play store
Appstore
  • Beriklan Dengan Kami
  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Hubungi Kami
  • Syarat dan Ketentuan
  • Jadilah Kontributor Kami
Buka di aplikasi