Parents, ternyata bukan cuma mulut saja lho, yang bisa mengalami sariawan, alat kelamin pria atau penis juga bisa mengalaminya.
Bagaimana bisa sariawan muncul di alat kelamin? Apa penyebabnya dan bagaimana cara mengobatinya?
Masalah pada alat kelamin dianggap sebagai hal yang sensitif dan cenderung dihubungkan dengan penyakit akibat hubungan seksual (sexually transmitted disease atau STD). Faktanya, tidak semua masalah pada alat kelamin disebabkan oleh infeksi seksual. Ada juga yang disebabkan faktor lainnya.
Mengutip Klikdokter, berdasarkan epidemiologi secara global, penyakit kelamin, terutama yang memberikan gejala seperti sariawan, terjadi lebih dari 20 juta kasus. Paling banyak menyerang pria dan perempuan dalam rentang usia 14-49 tahun.
Gejala sariawan pada penis
Jika Anda atau pasangan mulai merasakan ada perbedaan pada penis, coba periksa apakah ada gejala-gejala seperti di bawah ini. Jika iya, bisa jadi penis sedang mengalami sariawan.
- Iritasi dan warna kemerahan di sekitar kulit yang iritasi
- Kulit penis seperti terbakar
- Ada gumpalan putih, seperti remahan keju
- Bau tidak sedap
Artikel terkait: 4 Fakta kista pada penis yang wajib Anda ketahui!
Penyebab sariawan pada alat kelamin pria
Dilansir Klikdokter, berikut ini beberapa kondisi yang sering menjadi penyebab sariawan di sekitar alat kelamin:
1. Herpes Genitalis
Herpes genitalis disebabkan oleh infeksi herpes simplex virus type 2 (HSV- tipe 2). Penyakit ini juga bisa disebabkan oleh HSV tipe 1, tetapi tipe ini biasanya dikaitkan dengan kontak seksual oral. Sedangkan penularan virus HSV tipe 2, asalnya dari kontak seksual genital langsung.
Awalnya, herpes genitalis akan memunculkan lesi seperti sariawan yang berjumlah lebih dari satu dan dirasakan sangat nyeri, meski pada beberapa kasus nyeri bisa saja tidak terjadi.
Letak sariawan ini cukup khas, di sekitar foreskin penis, maupun di sekitar anus.
Sebelum lesi sariawan tersebut muncul, pada beberapa kasus dalam 48 jam dilaporkan keluhan seperti demam, nyeri yang tidak jelas di sekitar kelamin yang menjalar hingga area paha dan pantat.
2. Sifilis
Sifilis merupakan penyakit sistemik yang disebabkan oleh infeksi spirochaeta, Treponema pallidum. Secara garis besar, ada dua kategori besar sifilis, yaitu kongenital (ditularkan dari ibu ke janin di dalam rahim) dan sifilis yang didapat akibat penularan dari hubungan seksual, jarum suntik, maupun produk darah yang tercemar.
Pada sifilis, terdapat beberapa fase perjalanan penyakit. Sedangkan sariawan di kelamin merupakan fase awal (primer) dari infeksi tersebut.
Yang membedakannya dengan penyakit lain, sariawan yang muncul jumlahnya 1 atau soliter, tidak disertai nyeri, dan disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar selangkangan.
Fase primer tersebut dapat bertahan hingga 3 minggu. Selanjutnya adalah fase sekunder, akan muncul tanda dan gejala yang lebih kompleks. Kondisi tersebut seperti kelainan kulit di telapak tangan dan kaki, mukosa, gangguan penglihatan, hingga infeksi di sistem saraf pusat.
3. Chancroid
Chancroid (ulkus mole) disebabkan oleh infeksi bakteri Haemophilus ducreyi. Infeksi ini memiliki tampilan lesi sariawan yang berbentuk tidak bulat, permukaannya datar seperti piring, dasarnya mudah berdarah dan sangat nyeri.
Infeksi chancroid ini mudah ditemukan pada daerah preputium dan frenulum penis pada pria, atau di sekitar vulva vagina pada wanita. Tak jarang, infeksi ini juga disertai munculnya cairan kental dari alat kelamin yang berbau busuk.
Artikel terkait: Duh, penis ternyata bisa patah! Hati-hati lakukan 3 posisi seks ini
4. Sindrom Behçet
Tak hanya berkaitan dengan infeksi menular seksual, sariawan pada alat kelamin juga bisa terjadi pada kondisi lain seperti sindrom Behçet. Penyakit autoimun ini ditandai dengan munculnya lesi sariawan di mukosa mulut dan kelamin, serta adanya peradangan di daerah uvea mata yang bisa berujung pada kebutaan.
Sindrom ini termasuk langka, prevalensinya hanya 0,12-0,33 kasus dari 100.000 orang. Di negara Asia seperti Jepang, Korea, dan Cina, tercatat 13-20 kasus per 100.000 populasi penduduk.
Selain berhubungan dengan infeksi seksual, munculnya sariawan di kelamin juga bisa terjadi karena penyakit autoimun. Untuk mencegahnya, lindungi diri dengan kondom saat berhubungan seks, setia dengan pasangan, dan periksakan kesehatan apabila muncul keluhan mengganggu di sekitar alat kelamin.
Apa yang harus dilakukan jika mengalami sariawan pada penis?
Jika mengalami sariawan di penis, maka ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meringankan gejalanya:
- Bersihkan penis secara teratur.
- Gunakan kondom saat berhubungan seks.
- Hindari menggunakan sabun atau gel mandi berparfum karena dapat memperparah iritasi.
- Gunakan pakaian yang longgar dan tidak menyebabkan lembab di sekitar penis.
Jika gejala penis sariawan tak kunjung reda, jangan ragu untuk segera hubungi dokter.