Seorang pemuda yang berprestasi gemilang sedang melamar pekerjaan menjadi manager. Semua tahap seleksi telah lolos dilaluinya. Tinggallah tahap terakhir, yaitu wawancara dengan direktur.
Namun, setelah tahu apa pekerjaan ibu si pemuda, permintaan sang direktur sungguh aneh.
“Saya punya permintaan untuk Anda. Ketika Anda pulang nanti, cucilah tangan ibu Anda. Lalu temui saya besok pagi.”
Lihatlah video mengharukan ini. Dalam 3 menit, kita akan belajar menghargai orangtua kita, dan juga bagaimana mengajar anak kita untuk menghargai orang lain.
Baca juga:
Kisah Pengorbanan Seorang Ibu yang Menyentuh Hati
Ibu adalah sosok yang selalu memberikan hal terbaik untuk anak anaknya. Tak heran jika ibu akan rela berkorban untuk bisa menyekolahkan anak, memberikan pakaian yang layak, memberi makan yang sehat dan pengorbanan lainnya. Video berdurasi 3 menit yang berjudul Aprreciate Hard Work ini menyentuh hati para penontonya. Mari simak kisah pengorbanan ibu yang tidak pernah terbalaskan sampai kapanpun ini.
Kisah Perjuangan Ibu Untuk Menyekolahkan Anak
Seorang pemuda yang baru saja menyelesaikan kuliah S2 sedang ingin melamar pekerjaan sebagai manajer di sebuah perusahaan besar. Ia lolos pada tahap interview pertama dan selanjutnya ia akan melakukan intervie dengan direktur perusahaan tersebut. Sang direktur kemudian melihat CV yang diberikan oleh sang pemuda. Nilai akademik yang dimiliki oleh pemuda sangatlah bagus.
Mulai dari ia duduk di bangku sekolah dasar hingga ia lulus jenjang s2, ia selalu menempati posisi pertama. Karena penasaran direktur kemudian bertanya pada pemuda, apakah ia mendapatkan beasiswa salama menempuh masa kuliah. Pemuda pun menjawab tidak, ia tidak mendapatkan beasiswa selama menempun pendidikan dari bangku sekolah dasar.
Direktur masih penasaran dan bertanya pada pemuda apakah ayahnya yang telah membayar uang sekolah salama ia menempuh pendidikan. Pemuda menjawab jika ayahnya telah meninggal sejak ia berusia satu tahun dan pembayaran uang sekolah dibebankan pada ibunya. Direktur kemudian bertanya, apa pekerjaan sang bunda sehingga bisa membiayai pendidikan anak hingga kuliah s2.
Pemuda kemudian menjawab jika ibunya hanya bekerja sebagai tukang laundry. Direktur pun kemudian melihat tangan sang pemuda dan mendapati tangannya halus. Ia pun bertanya apakah selama ini pemuda pernah membantu ibu untuk mencuci laundry. Pemuda kemudian menjawab ia tidak pernah membantu ibunya mencuci, karena ibunya selalu menyuruh untuk fokus belajar padahal pemuda mencuci lebih cepat daripada ibunya.
Pemimpin perusahaan tersebut tampak berpikir, dan kemudian berkata pada anak muda. Besok kembalilah ke perusahaan ini setelah pemuda mencuci kedua tangan ibu. Jika sudah melakukan itu, pemuda diperbolehkan untuk datang kembali. Sang pemuda tampak bahagia dan pulang dengan hati gembira. Ia merasa sesuatu yang baik mungkin saja akan terjadi jika ia mencuci tangan ibunya.
Pengorbanan Ibu yang Tidak Ada Batasnya
Saat pulang, ia berkata pada ibunya untuk mengizinkan mencuci kedua tangannya. Sang ibu tampak bingung namun kemudian membiarkan anaknya mencuci kedua tangannya. Saat mencuci tangan sang ibu, pemuda tampak merasakan sesuatu yang aneh. Selama ini ia tidak pernah sekalipun memegang tangan sang ibu. Ia merasakan tangan ibu sangat kasar dan penuh memar, pemuda pun mengeluarkan air mata di pipinya.
Pemuda merasa bersalah dengan ibunya dan merasakan betapa besarnya pengorbanan ibu untuk anaknya. Ibunya yang merelakan tanganya penuh memar untuk bisa menyekolahkan anaknya hingga jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tanpa ia sadari bahwa sang ibu telah memberikan semua yang ia lakukan untuk bisa menyekolahkan anaknya. Esok harinya pemuda kembali ke kantor untuk menemui direktur perusahaan tersebut.
Direktur perusahaan melihat ada air mata yang membendung dan menetes di pipinya. Ia pun bertanya kepada pemuda pelajaran apa yang ia dapatkan saat mencuci tangan ibunya. Pemuda menjawab bahwa ia belajar tentang mengapresiasi pekerjaan orang tuanya. Karena orang tuanya ia pun bisa menyelesaikan masa pendidikan dan mendapatkan peringkat pertama. Ia juga berkata tanpa orang tuanya, mustahil baginnya untuk sukses seperti sekarang ini.
Pemimpin perusahaan tersebut menghela nafas melihat kesimpulan yang diambil oleh pemuda. Ia kemudian mengatakan bahwa mengapresiasi hasil kerja orang lain adalah syarat yang dicari oleh sang direktur sebagai seorang manajer. Pemuda telah membuktikannya melalu caranya menyampaikan perasaan saat bercerita tentang ibunya. Sang pemuda pun diterima kerja di perusahaan tersebut.
Pelajaran yang dapat dipetik dalam kisah tersebut adalah betapa pentingnya untuk mengapresiasi hasil kerja orang lain. Tanpa perjuangan orang tua, seorang anak tidak akan pernah bisa sukses hingga dewasa. Orang tua akan selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya meskipun ia akan merasakan sakit karena memar, panas, dan luka yang mungkin dirasakan oleh tubuhnya. Untuk itu penting bagi kita untuk selalu menghormati orang tua kita.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.