Kehamilan Pertamaku, Pengalaman Menyiapkan Diri Jadi Ibu

Dulu, saya tidak pernah membayangkan bisa berada di titik ini. Fase kehidupanku yang sangat luar biasa.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pengalaman pertama jadi ibu bagi setiap perempuan pasti berwarna. Akupun demikan.

Dulu, jauh sebelum menikah, aku tak pernah terbayangkan ataupun bercita-cita menjadi orang tua. Layaknya anak muda pada umumnya, pastinya punya cita-cita yang selangit. Ya, dulu sih, mauna jadi penyiar radio terkenal, ingin menjadi psikolog andal, ataupun jadi arkeolog yang ahli mengulik benda-benda unik.

Ketika akhirnya aku menemukan jodoh, dan merencanakan pernikahan, baru terpikir, bagaimana ya jika setelah menikah aku hamil? Melahirkan? Lalu punya anak?

Apakah aku bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak-anakku kelak?

Sungguh tiba-tiba muncul kekhawatiran yang berlebihan ketika aku memikirkan itu. Rasa was-was yang rasanya akan terbersit saat memasuki dan memiliki pengalaman pertama jadi ibu.

Ada rasa ketakutan tersendiri memikirkannya. Takut tidak bisa menjadi orang tua yang baik. Ah, sudahlah. Yang penting jalani saja dulu yang ada didepan mata.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pengalaman Pertama Jadi Ibu, Rasanya Nano Nano

Ya, ketika akhirnya pernikahan terjadi, dan bulan berikutnya ternyata aku terlambat datang bulan. Wah rasanya kaget luar biasa. Secepat ini ya Tuhan beri kepercayaan pada kami untuk jadi orang tua?

Antara bahagia, cemas, was-was, semua jadi satu dan bercampur aduk.

Rasanya masih ingat betul pertama kali mencoba test pack, ketika muncul garis kedua samar- samar, haru dan bahagia jadi satu. Walaupun sebenarnya, momen itu adalah hanya momen kecil dari luasnya momen menjadi orang tua.

Orang pertama yang saya peluk saat ini adalah ibu, karena saat itu suami dinas di luar kota, status kami memang menjalani pernikahan jarak jauh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jadi ibu saya yang pertama kali lihat bagaimana ekspresi saya saat itu. Setelah itu saya info ke suami, dan kami tak sabar untuk segera menjadwalkan kunjungan ke dokter kandungan. Sepanjang waktu sebelum hari menuju ke dokter kandungan, saya sangat berhati-hati dalam melakukan aktivitas apapun. Karena sangat takut kalau dia yang sedang terbentuk di rahim saya ini terguncang ataupun terganggu.

Telat 2 minggu dari jadwal datang bulan, dan bertepatan kedatangan suami dari luar kota, kami memutuskan pergi ke dokter kandungan. Padahal kakak saya sudah berkata, kalau masih telat 2 minggu kemungkinan belum terlihat di USG. Tapi namanya calon orang tua baru, terlalu bersemangat. Kami tetap berangkat ke dokter kandungan.

Dan benarlah apa yang dikatakan kakak saya, telat 2 minggu dari datang bulan, yang terlihat di rahim ketika USG hanyalah penebalam dinding rahim saja, belum ada kantung hamilnya.

Wah, ada rasa sedikit kecewa sekaligus menyesal, kenapa sih tidak bisa bersabar sedikit menunggu?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Janinku Tumbuh dengan Kuat

Tidak berapa lama kemudian, saya yang masih seorang karyawati pada saat itu, mendapat tugas keluar kota menggunakan pesawat. Waduh, bagaimana ya si dia yang ada di rahim ini jika kubawa naik pesawat?

Sempat diresepkan obat penguat kandungan, yang akhirnya tidak kuminum, karena kupercaya dengan kekuatan dia yang diperutku. Aku berpedoman dengan beberapa jurnal yang kubaca, kalau tidak ada flek, semuanya akan baik-baik saja.

Sepanjang perjalanan dinas dengan pesawat, syukurlah semua berjalan lancar.

Dan pada saat sudah telat 4 minggu dari datang bulan, kami kembali mendatangi dokter kandungan. kedatangan kedua kami ini sudah lebih agak tenang, dan ternyata sudah terlihat kantung janin.

Wah, sungguh kami sangat bahagia dan segera memberi tahu kepada seluruh orang tua kami. Dokter kandungan kedua yang kami temui ini, dokter yang berbeda dengan sebelumnya

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Karena tahu ini kehamilan pertama, beliau sangat tegas, memberi tahukan apa saja yang tidak boleh saya makan, apa saja yang harus saya konsumsi, beliau tuliskan di selembar kertas dan saya bawa pulang.

Saya ingat betul, saya harus hindari mayonnaise. Padahal, saya sangat suka makan makanan yang pakai mayonnaise. Ya karena ini kehamilan pertama, saya turuti saja. Sayur dan buah wajib dikonsumsi, beliau juga berikan vitamin ibu hamil.

Setelah mendapat kepastian kalau saya benar hamil, saya mulai banyak membaca tentang kehamilan. Saya juga tergoda untuk minum susu hamil, walaupun sebenarnya kata dokter, vitami saja sudah cukup.

Tapi namanya sedang hamil, kapan lagi mencicipi susu hamil, pikirku?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Alami Kontraksi Palsu

Bulan berikutnya kontrol kehamilan, kami sudah diperdengarkan detak jantungnya. Wah, rasanya makin bahagia. Karena jujur diawal ini yang paling saya takutkan juga adalah kehamilan di luar kandungan yang kalau orang tua bilangnya hamil anggur.

Semakin menjalani hari menjadi ibu hamil, dengan kondisi masih bekerja, rasanya bahagia. Karena ada aktivitas, ada rekan kerja tempat bercerita dan mereka juga ada yang berpengalaman dengan kehamilan, hari-hari kulalui dengan bahagia walaupun kadang agak melankolis karena menjalani pernikahan jarak jauh, tapi dengan berbagai aktivitas yang kujalani.

Semua kujalani dengan rasa syukur dan nikmat. Ketika itu an aku pun masih berkeliling dengan kendaraan umum. Sungguh bayiku ini kuat luar biasa.

Bulan-bulan berikutnya dilalui dengan lancar, bulan keempat cek dokter kandungan, sudah terlihat kalau bayi kami jagoan, dengan berat yang sesuai dengan umur bulannya.

Aku cuti dari pekerjaan sekitar bulan kedelapan, setelah cuti aku bingung karena aktivitas terhenti, biasanya sibuk bekerja. Akhirnya setiap pagi, aku ditemani ibu, jalan pagi, berolahraga ringan supaya kuat menghadapi hari kelahiran.

Oh ya, aku juga beberapa kali menghadapi kontraksi palsu. Dan lagi-lagi saran dari kakakku, selama belum ada flek pendarahan, berarti belum ada pembukaan.

Alhamdulillah, Anak Lelaki Lahir dengan Selamat

Seminggu sebelum Hari Perkiraan Lahir bayiku, aku mendapati flek sedikit. Malamnya tidak bisa tidur, mules terasa 5 menit sekali.

Paginya, aku memutuskan ke rumah sakit bersama ibu, naik kendaraan umum. Ya, masih kuat naik turun kendaraan umum karena jarak rumah sakit dekat dari rumah orang tua. Pertama kalinya masuk UGD, langsung dicek detak jantung bayi dan dicek sudah pembukaan... empat!

Wow kagetnya luar biasa. Langsung telepon suami yang masih diluar kota, dan dia bisa segera melakukan perjalanan ke kota tempat tinggal orang tua kami.

Saya ditemani ibu berharap-harap cemas, semoga sang bayi lahir pas papanya datang :)

Sekitar 6 jam kemudian, suami datang dan saya untungnya belum melahirkan. Dia masih sempat makan siang, sebelum melanjutkan pertempuran menemaniku yang sedang kontraksi.

2 jam setelah suami datang, lahirlah bayi laki-laki anak pertama kami. Saya tidak akan pernah melupakan momen pertama saya menjadi seorang ibu, bersyukur luar biasa, ditemani suami dan dokter serta perawat yang sangat supportif, saya yang belum pintar mengejan disemangati sedemikian rupa.

Dan setelah kelahiran bayi laki-lakiku, sungguh perjalananku berikutnya kembali dimulai. Perjalanan memberi ASI, dan perjalanan seterusnya untuk mendidik dan membesarkannya sampai menjadi anak yang baik dan berbakti.

Sungguh, pengalaman pertama jadi ibu sangat luar biasa! Bagaimana perjalanan Bunda yang lain?

 

Ditulis oleh Indri Arianti, VIPP Member theAsianparent ID

 

Artikel Lain yang Ditulis VIPP Member theAsianparent ID

id.theasianparent.com/kehamilan-pertamaku

id.theasianparent.com/menjadi-ibu-membuat-lebih-kuat

id.theasianparent.com/kehamilan-dengan-kondisi-oligohidramnion