Kisah Hidup W.R Soepratman, Seorang Guru dan Wartawan yang Mencintai Musik

Pencipta lagu Indonesia Raya adalah seorang wartawan dan guru yang mencintai musik. W.R. Soepratman juga lihai bermain biola.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebagai warga negara Indonesia yang memiliki wawasan kebangsaan yang baik, Anda tentu tahu pencipta lagu Indonesia Raya adalah Wage Rudolf Soepratman atau biasa disingkat W.R. Soepratman.

W.R. Soepratman merupakan pemuda yang memberikan pengaruh terhadap sejarah Indonesia. Saat menciptakan lagu Indonesia Raya, W.R. Soepratman baru berusia 21 tahun. Berikut ini profil singkatnya.

Artikel terkait: 18 Nama Pahlawan Nasional Indonesia dan Perjuangannya yang Perlu Dikenalkan kepada Anak

Pencipta Lagu Indonesia Raya adalah W.R. Soepratman, Seorang Wartawan dan Guru

Mengutip dari Wikipedia, Wage Rudolf Soepratman lahir di Purworejo, Jawa Tengah, 19 Maret 1903. Namun ada dua versi terkait tanggal kelahirannya, yaitu yang pertama menyebut 9 Maret, yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Musik Nasional.

W.R. Soepratman adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Ayahnya bernama Djoemeno Senen Sastrosoehardjo, seorang tentara KNIL Belanda, dan ibunya bernama Siti Senen.

Kakak Soepratman bernama Roekijem. Pada tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke Makassar untuk disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem yang bernama Willem van Eldik.

Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama tiga tahun, lalu melanjutkan ke Normaalschool di Makassar hingga selesai. Ketika berumur 20 tahun, ia menjadi guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Mengenal 11 Pahlawan Nasional yang Diabadikan di Mata Uang Rupiah

W.R. Soepratman Menjadi Wartawan

Selama beberapa waktu, Soepratman bekerja di sebuah perusahaan dagang. Kemudian dari Makassar, ia pindah ke Bandung untuk bekerja sebagai wartawan di harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita.

Setelah itu, Soepratman pindah ke Jakarta dengan masih menjalani pekerjaan sebagai wartawan di Bandung. Ketika di ibu kota, Soepratman tertarik pada pergerakan nasional dan banyak bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan.

Rasa tidak senang terhadap penjajahan Belanda mulai tumbuh dan akhirnya dituangkan dalam buku Perawan Desa. Buku itu disita dan dilarang beredar oleh pemerintah Belanda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Soepratman dipindahkan ke kota Sengkang. Di situ tidak lama lalu minta berhenti dan pulang ke Makassar lagi dan tinggal bersama Roekijem.

Roekimen rupanya sangat gemar pada musik dan sandiwara. Ia pandai bermain biola yang lantas menular pada Soepratman.

Artikel terkait: 12 Sosok Pahlawan Wanita dan Kisah Perjuangannya untuk Diajarkan kepada Anak

Menciptakan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Ketika tinggal di Makassar, Soepratman belajar musik dari kakak iparnya Willem van Eldik. Dari sini kemampuan musiknya berkembang. Soepratman makin pandai bermain biola dan kemudian bisa menggubah lagu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketika tinggal di Jakarta, suatu hari Soepratman membaca informasi dalam majalah Timbul yang menantang ahli-ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu kebangsaan.

Soepratman pun tertantang. Ia mulai menggubah lagu, hingga pada 1924 lahirlah lagu Indonesia Raya. Pada waktu itu Soepratman berada di Bandung dan berusia 21 tahun.

Lagu Indonesia Raya diperdengarkan pada penutupan kongres Pemuda II di Jakarta, 28 Oktober 1928. Soepratman memainkan lagu ciptaannya secara instrumental menggunakan biola di depan peserta umum.

Pada saat itulah untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya dikumandangkan di depan umum. Semua yang hadir terpukau mendengarnya. Dengan cepat lagu itu terkenal di kalangan pergerakan nasional. Lagu itu merupakan perwujudan rasa persatuan dan kehendak untuk merdeka.

Sesudah Indonesia merdeka, lagu Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan, lambang persatuan bangsa. Namun sayang, Soepratman tidak sempat menikmati hidup dalam suasana kemerdekaan. Pria yang kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional ini tutup usia pada 17 Agustus 1938 karena sakit.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

 

Baca juga:

id.theasianparent.com/anak-6-tahun-tercatat-sebagai-pahlawan

id.theasianparent.com/artis-keturunan-pahlawan-nasional

id.theasianparent.com/roehana-koeddoes

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

alikarukhan