Konselor Laktasi: "Busui Tak Perlu Memaksa Dapatkan Title ASI Eksklusif"
"Prioritas pertama itu pertumbuhan dan perkembangan si kecil yang ideal. Prioritas kedua adalah ASI eksklusif," ujar dr. Dimple Nagrani.
Setiap ibu pasti berharap bisa memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Sebab, pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan buah hati.
Lantas bagaimana jika ASI eksklusif saja tidak cukup, Bun? Perlukah Bunda memberikan asupan susu fomula kepada si kecil, dan melupakan title “ASI Eksklusif” untuk anak?
Artikel terkait: Waspada Cronobacter, Bakteri yang Kerap Ada di Pompa ASI dan Alat Menyusui!
Sampai Mana Pemberian ASI Eksklusif untuk Anak Dilakukan?
Sebagian ibu memang masih ada yang bersikeras untuk bisa memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Hal ini sebenarnya sah-sah saja, bahkan bisa memberikan manfaat luar biasa untuk anak dan sang ibu.
Akan tetapi, jika si kecil mengalami pertumbuhan yang melandai atau bahkan lambat, meski sudah mendapat ASI dan MPASI, sebaiknya Bunda perlu mempertimbangkan untuk memberikan tambahan asupan susu selain ASI.
Menurut dr. Dimple Nagrani, Sp.A, BmedSc., dokter spesialis anak dan konselor laktasi dari Happy Kids Clinic, jika sebelumnya grafik pertumbuhan si kecil sempat mengalami kenaikan, lalu tiba-tiba saja mulai melandai kenaikannya, maka ia harus mendapat penanganan yang tepat.
“Kalau kebetulan grafiknya itu sudah naik, tapi mulai melandai naiknya, itu harus kita terapi. Jangan sampai menjauh dari garis yang pertama, jadi jangan sampai lurus kenaikannya. Kita tetap mau naik sesuai dengan grafik, jangan sampai naik lalu melandai terus, itu tidak boleh,” kata dokter Dimple saat sesi IG live bersama theAsianparent Indonesia.
“Kalau naiknya itu masih kurang, tolong jangan hanya disalahkan MPASInya saja. Tolong diingat juga bahwa pemberian kalori anak sampai usia 9 bulan ada juga ASI,” sambungnya.
70% Kalori Anak Tetap Didapat dari Susu
Dokter Dimple melanjutkan, anak mendapat asupan kalori yaitu 70% dari susu, termasuk ASI, dan 30% dari MPASI. Maka dari itu, jika pertumbuhan anak mulai melandai, terutama jika sudah mulai MPASI, orangtua seharusnya tidak hanya menyalahkan yang 30%, dan justru tidak melihat yang 70%.
“Mungkin asupan MPASI anak bagus atau mungkin anaknya juga pintar makan, tetapi ternyata ASInya yang kurang. Jadi, karena ASI yang kurang, saya akan meminta dan mengingatkan kembali orangtua, mari kita jangan terlalu memprioritaskan title ASI eksklusif,” saran dr. Dimple.
“Kita tidak boleh membela-bela title ASI eksklusif kalau kenaikan berat badan anak kita sudah tidak ideal lagi, sudah tidak mencukupi. Jadi sekali lagi kita tidak boleh hanya menyalahkan MPASI,” imbuhnya.
Artikel terkait: Mengenal SNS, Alat Bantu Menyusui untuk Penuhi Kebutuhan Nutrisi Bayi
MPASI memang bisa digunakan sebagai metode untuk membantu menambah berat badan anak, kalau ASI yang didapat anak kurang. Namun, ASI boleh berkurang cuma sampai 70%, jadi 70% kalori ini tetap masih harus didapat dari susu
“Kalau kebetulan produksi ASInya sudah berkurang dan kalori yang bisa tercukupi hanya sekitar 50%, berarti kita masih utang 20%. Nah, 20% ini dari mana? Enggak bisa kita kasih anak umur 6 bulan makananannya sebanyak itu sampai bisa 50% kalori,” jelas dr. Dimple
“Jadi sekali lagi, kita harus melihat kasusnya. Jangan sampai kita membela-bela saya pokoknya mau ASI sampai usia anak 2 tahun, padahal kurva berat badannya awalnya bagus, eh malah jadi turun,” lanjutnya menjelaskan.
Artikel terkait: Jadi Fase Krusial dalam Tumbuh Kembang Bayi, Perhatikan 2 Hal Ini Agar Menyusui Tetap Lancar
Prioritas Utama Orangtua Adalah Tumbuh Kembang Anak yang Ideal
Menurut dokter Dimple, hal yang sebenarnya harus jadi prioritas utama para orangtua adalah pertumbuhan dan perkembangan si kecil yang ideal. Lalu, prioritas kedua adalah ASI eksklusif.
“Jadi yang harus diperhatikan jangan sampai kita membela-bela title itu, saya pun konselor laktasi, saya selalu mengatakan kepada orangtua, prioritas pertama itu pertumbuhan dan perkembangan si kecil yang ideal. Prioritas kedua adalah ASI eksklusif. Jangan terbalik, itu bisa menguntungkan bayinya juga. Sebab, itu hak bayi untuk mendapatkan nutrisinya yang cukup dan seimbang,” tegasnya.
Oleh karena itu, pemberian ASI eksklusif perlu Bunda lakukan sambil tetap memantau tumbuh kembang anak, apakah masih ideal atau justru sudah melandai? Sebab, kita ingat lagi bahwa tumbuh kembang si kecil yang ideal adalah prioritas utama orangtua.
Baca juga:
Kenali Post Weaning Depression atau Depresi Pasca Menyapih, Jangan Abaikan!
10 Tips Nyaman Melakukan Tandem Nursing, Menyusui Adik dan Kakak Bersamaan