Kapan Usia Subur Wanita? Cek Peluang Kehamilan Berdasarkan Usia Berikut Ini

Wah, ternyata tak hanya faktor umur yang memengaruhi!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Duh, aku kepengen hamil, tapi usiaku udah hampir 40 tahun. Apakah masih bisa?" ujar salah seorang pembaca theAsianparent. Nah Parents, terkait dengan hal ini memang ada banyak faktor yang bisa memengaruhi peluang kehamilan, salah satunya usia subur wanita. 

Kesuburan secara alami memang bisa menurun seiring bertambahnya usia. Selain itu, risiko kehamilan bisa lebih mungkin terjadi seiring berjalannya waktu.

Hal ini karena setiap perempuan diketahui memiliki kurang lebih 1 juta sel telur yang akan berkurang seiring bertambahnya usia. Seiring waktu, jumlah dan kualitas sel telur juga bisa menurun. Telur yang lebih tua dapat memiliki lebih banyak masalah kromosom yang bisa meningkatkan kemungkinan memiliki bayi dengan cacat lahir.

Artikel Terkait : Keuangan keluarga perlu direncanakan sebelum promil, ini tipsnya!

Peluang kehamilan Berdasarkan Usia Wanita

peluang kehamilan sesuai usia

Usia subur wanita memang sangat memengaruhi peluang kehamilan Anda. Berikut beberapa gambaran peluang kehamilan berdasarkan usia. 

Usia 20-an

Di usia ini, jumlah sel telur berkualitas tinggi sedang banyak-banyaknya, dan risiko kehamilan pun lebih rendah. Pada usia 25 tahun, peluang untuk hamil setelah program selama 3 bulan hanya dibawah 20 persen.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di rentang usia ini, wanita dianggap usia paling subur untuk memiliki anak.

Usia 30-an

Di awal usia 30-an, tingkat kesuburan masih cukup baik. Kesuburan secara bertahap mulai menurun pada sekitar usia 32.

Setelah usia 35, penurunan sel telur bisa lebih cepat. Pada usia 37, diperkirakan seorang wanita akan memiliki sekitar 25.000 telur yang tersisa. Pada usia 35, peluang Anda untuk hamil setelah 3 bulan mencoba adalah sekitar 12 persen.

Selain faktor kesuburan, risiko kehamilan pun memang meningkat. Risiko keguguran dan kelainan genetik juga mulai meningkat setelah usia 35.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di rentang usia ini pula Bunda mungkin menghadapi lebih banyak komplikasi dalam kehamilan atau saat melahirkan bayi di kemudian hari. Namun jangan terlalu khawatir, diskusikan dengan dokter mengenai kondisi yang Anda alami. Disarankan untuk melakukan tes tambahan secara lebih intens selama kehamilan.

Artikel Terkait : Ingin sukses promil? Hindari 7 faktor penghambat yang membuat pasangan sulit hamil

Usia 40-an

Di usia ini terdapat penurunan tajam terkait kualitas dan peluang kehamilan. Sebagian besar wanita berusia 40-an masih bisa hamil, namun risikonya meningkat secara signifikan selama waktu ini. Risiko-risiko ini termasuk:

  • Lebih mungkin menjalani kelahiran dengan operasi caesar
  • Bayi lahir prematur
  • Berat badan lahir rendah
  • Cacat lahir
  • Kelahiran mati
  • Diabetes gestasional
  • Preeklampsia.

Lakukan pemeriksaan rutin dan intens saat Bunda memutuskan untuk memiliki momongan di usia ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Usia Subur Pria

Peluang kehamilan dan kesuburan tak hanya soal wanita, pria juga memiliki andil besar dalam hal ini. Konsultasikan bila Pak Suami mengalami beberapa kondisi ini :

  • Jumlah sperma yang rendah atau masalah lain dengan sperma
  • Riwayat masalah testis, prostat, atau seksual
  • Menjalani pengobatan untuk kanker
  • Testis kecil atau bengkak di skrotum
  • Riwayat keluarga dengan masalah ketidaksuburan

Beberapa penelitian mengungkap kondisi sperma terbaik pada pria berada di rentang usia 30-35 tahun. Sedangkan, usia 40 tahunan dikatan sebagai usia tidak subur pada pria. Sebab, di atas kepala 4, pria mulai mengalami penurunan kualitas dan kuantitas pada spermanya. 

Tips Meningkatkan Kesuburan

Ada beberapa yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kesuburan, antara lain: 

1. Lakukan Gaya Hidup Sehat

Selain faktor usia, gaya hidup juga memengaruhi kondisi kesuburan. Konsumsi makanan penuh gizi seimbang, olahraga teratur, menjaga berat badan, berhenti merokok, dan hindari mengonsumsi minuman beralkohol.

2. Perbanyak Protein Nabati

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketika 5 persen dari total kalori berasal dari protein nabati, risiko infertilitas menurun lebih dari 50 persen.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

3. Hindari Lemak Trans

Lemak trans dikaitkan dengan peningkatan risiko infertilitas, karena efek negatifnya pada sensitivitas insulin.

Lemak trans biasanya ditemukan pada margarin, makanan yang digoreng, produk olahan, dan makanan yang dipanggang seperti kue dan cake. Pola makan tinggi lemak trans dan rendah lemak tak jenuh dikaitkan dengan kemandulan bagi laki-laki maupun perempuan.

4. Jaga Berat Badan Ideal

Untuk meningkatkan peluang hamil, konsultasikan dengan ahli gizi Anda untuk menurunkan berat badan jika Anda terlalu gemuk dan bagaimana menambah berat badan jika Anda terlalu kurus.

5. Berhubungan Intim Secara Teratur

Melakukan hubungan intim 2 – 3 kali dalam seminggu tanpa alat kontrasepsi dapat meningkatkan peluang hamil Anda. Apalagi jika Anda berhubungan pada saat memasuki masa subur, maka peluang kehamilan semakin tinggi.

6. Kelola Stres

Melihat teman-teman Anda mulai hamil dan punya anak, mungkin membuat Anda agak stres. Namun tahukah Anda, saat stres meningkat akan terjadi perubahan hormon dan peluang untuk hamil malah bisa menurun.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

7. Pemeriksaan Diri ke Dokter

Bagi pasangan suami istri yang merencanakan kehamilan, disarankan untuk melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter, terutama jika 1 tahun tak kunjung hamil meski pun rutin berhubungan intim tanpa pengaman. Hal ini tentu untuk mendeteksi apakah terdapat masalah kesehatan atau faktor yang memengaruhi peluang kehamilan.

Kapan Konsultasi ke Dokter?

Selain faktor usia, konsultasikan secara rutin ke dokter bila Anda mengalami beberapa hal berikut ini :

  • Berusia 35 tahun atau lebih dan telah mencoba untuk hamil selama enam bulan atau lebih.
  • Mengalami menstruasi yang tidak teratur atau tidak menstruasi sama sekali.
  • Rasa sakit yang parah saat menstruasi.
  • Sudah tahu ada masalah kesuburan.
  • Telah didiagnosis menderita endometriosis atau penyakit radang panggul.
  • Mengalami riwayat keguguran.
  • Telah menjalani pengobatan untuk kanker.

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda ya, Parents!

***

 

Baca Juga :

Penulis

Aulia Trisna