Apakah Anda pernah memperhatikan bentuk dan ukuran payudara Anda? Apakah Anda mengalami payudara besar sebelah?
Payudara besar sebelah memang umum terjadi. Bahkan, ebih dari 50% perempuan di dunia ini mengalami kondisi tersebut.
Biasanya para perempua yangf mengeluhkan ukuran payudara sebelah kiri terlihat lebih besar dibandingkan dengan payudara sebelah kanan. Perbedaan ini bisa mencapai hingga 20%.
Artikel terkait: Mengapa payudara wanita memiliki ukuran yang berbeda? Ini penjelasannya
Mengapa Payudara Besar Sebelah Bisa Terjadi?
Meskipun payudara besar sebelah merupakan hal yang umum terjadi, dan cenderung tidak perlu dikhawatirkan, tetapi dalam beberapa kasus kondisi ini bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius.
Untuk itu, mari kenali normal tidaknya bentuk dan ukuran payudara yang berbeda.
Dilansir dari laman Hello Sehat, payudara besar sebelah dikenal pula dengan sebutan payudara asimetris. Kondisi ini terjadi ketika sepasang payudara wanita memiliki perbedaan dalam ukuran, bentuk, posisi, atau volume kedua payudara.
Perlu diketahui bahwa payudara adalah kelenjar lemak yang terletak di bagian depan dinding dada. Payudara terbentuk dari 12 hingga 20 lobus dan memiliki berat rata-rata 200-300 gram.
Lobus-lobus ini berbentuk segitiga dan masing-masingnya memiliki satu saluran sentral yang berujung di puting untuk tempat keluarnya ASI.
Artikel terkait: Viral bentuk kelenjar di payudara seperti bunga, apakah benar-benar akurat?
Hingga saat ini, memang belum diketahui secara pasti mengapa seorang wanita bisa mengalami ukuran payudara yang berbeda. Namun ada beberapa hal yang diyakini dapat memengaruhi bentuk dan ukuran payudara seseorang.
Penyebab Payudara Besar Sebelah
a. Pubertas
Payudara seorang perempuan mulai tumbuh saat ia memasuki masa pubertas. Tak jarang pertumbuhan ini mengalami perbedaan sehingga bentuk dan ukuran payudara terlihat berbeda.
Kondisi ini terbilang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Seiring berjalannya waktu, bentuk dan ukuran payudara akan seimbang dengan sendirinya.
Namun sayangnya 25% wanita melaporkan perbedaan ukuran dua payudara tersebut terus menetap sepanjang hidup. Hal ini biasanya terjadi bila ukuran payudara masih nampak berbeda setelah usia 16 tahun atau melewati masa pubertas.
Artikel terkait: Bentuk payudara menentukan kepribadian wanita, Bunda termasuk yang mana nih?
b. Siklus Menstruasi
Sebuah studi menyatakan bahwa payudara akan tampak paling tidak asimetris pada hari pertama ovulasi. Selama masa ovulasi, payudara akan terasa lebih penuh, kencang, dan sensitif.
Hal ini terjadi karena penyimpanan air dan tambahan sirkulasi darah ke payudara.
Tak perlu khawatir karena kondisi ini juga terbilang normal. Setelah masa ovulasi berakhir, payudara akan kembali mengempis dan kembali ke ukuran normal selama masa menstruasi.
c. Menyusui
Setelah melahirkan, para ibu akan menyusui anaknya. Kebiasaan menyusui ini dapat menyebabkan perbedaan bentuk dan ukuran payudara.
Oleh karena itu, para ibu dianjurkan untuk menggunakan kedua payudaranya secara bergantian saat menyusui. Dengan begitu, risiko perubahan bentuk dan ukuran payudara tidak terjadi.
d. Penyebab Lainnya
Selain ketiga hal tersebut, payudara besar sebelah juga bisa terjadi akibat posisi anatomi payudara yang tidak sejajar, faktor genetik atau keturunan, efek kehamilan, cedera traumatik, dan perubahan hormon estrogen.
Cara Mengatasi Payudara Besar Sebelah
Meski wajar dan banyak dialami oleh sebagian perempuan, tak bisa dipungkiri jika banya yang merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri. Apa yang bisa dilakukan?
- Atur postur tubuh Anda
- Kenakan pakaian yang pas untuk Anda
- Gunakan padding
- Lakukan tindakan medis seperti operasim baik untuk dikurangi atau implan payudara dimana tindakan uni diharapkan bisa menyamakan ukuran kedua payudara
Kapan Perlu Khawatir Saat Payudara Besar Sebelah?
Bunda perlu waspada bila perubahan bentuk dan ukuran payudara terjadi secara tiba-tiba dan sangat jelas. Perubahan mendadak itu bisa menandakan suatu masalah kesehatan yang lebih serius seperti infeksi, kista, tumor, atau kanker.
Jurnal Breast Cancer Research melaporkan bahwa setiap kenaikan 95 gram pada payudara asimetris yang diamati dengan mammografi, diprediksi meningkatkan peluang risiko kanker payudara hingga 50%.
Namun perlu dipahami bahwa temuan medis ini hanya satu di antara sekian banyak faktor risiko kanker payudara lainnya. Seperti riwayat keluarga, usia, riwayat reproduktif, dan lain sebagainya.
Untuk itu, sebaiknya lakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setidaknya 1 bulan sekali beberapa hari sebelum menstruasi datang atau satu minggu setelah menstruasi.
Artikel terkait: Cara Memeriksa Payudara Sendiri (SADARI); Penting Dilakukan oleh Setiap Wanita
Dilansir dari laman Klik Dokter, berikut langkah pemeriksaan yang bisa dilakukan:
- Berdiri di hadapan cermin dengan bahu tegak dan kedua tangan di pinggang. Perhatikan apakah terdapat perubahan ukuran, bentuk, dan warna pada payudara.
- Angkat kedua tangan dan perhatikan kembali payudara. Cari tahu ada atau tidaknya perubahan ukuran, bentuk, dan warna pada payudara.
- Membungkuklah hingga payudara terjulur ke bawah. Perhatikan ada atau tidaknya perubahan pada payudara.
- Perhatikan juga posisi payudara kanan dan kiri saat membungkuk. Apakah payudara sejajar atau ada yang lebih besar ukurannya.
- Setelah itu, tekan puting payudara secara perlahan dengan ibu jari dan telunjuk. Perhatikan apakah ada cairan keluar dari puting.
- Sambil berbaring, letakkan bantal kecil di bawah pundak, dan tempatkan tangan kanan di bawah kepala. Dengan menggunakan tangan kiri, periksa payudara kanan dan lakukan pula sebaliknya.
- Tekan seluruh area payudara dengan gerakan memutar, mulai dari yang terluar (arah jam 12) hingga mencapai puting. Rasakan dan perhatikan apakah terdapat benjolan, kepadatan, atau cairan yang keluar dari puting.
- Kembali ke posisi berdiri, angkat satu tangan ke belakang kepala dan gunakan tangan lainnya untuk memeriksa payudara lainnya.
Bila Anda merasakan adanya perubahan payudara maka jangan ragu untuk segera berkonsultasi pada dokter. Dengan begitu Anda bisa mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Semoga informasi ini bermanfaat.