Pasien sembuh Covid-19, dinyatakan kambuh kembali terinfeksi virus? Ya, kondisi ini memang bisa terjadi.
Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan penanggulangan pandemi virus corona paling efektif. Jumlah pasien sembuh Covid-19 lebih banyak daripada kasus kematian yang diumumkan.
Namun, Korea Centers for Disease Control and Prevention (KCDC) mengumumkan bahwa kasus pasien sembuh corona yang dinyakatan terninfeksi kembali kini mencapai ratusan.
Sebelumnya, pihak pemerintah di negeri Gingseng tersebut sudah melaporkan beberapa kasus pasien sembuh yang kembali dinyatakan positif Covid-19 pada Februari. Namun, jumlah pasien tersebut dinyatakan meningkat dua kali lipat.
Dilansir dari lama South China Morning Post, Hingga Kamis (18/4), kasus pasien yang kembali terinfeksi sudah mencapai total 141 orang.
Berdasarkan laporan KCDC, kebanyakan pasien sembuh yang terinfeksi kembali berasal dari pusat wabah pertama kali muncul, yakni Daegu. Dari seluruh kasus, 55 di antaranya berada di rentang usia 20 – 30 tahun.
Artikel terkait: Virus corona bisa ditularkan melalui pakaian? Ini kata peneliti
Pasien sembuh dinyatakan positif Covid-19, ini penjelasan peneliti
Kim Woo Joo, seorang ahli penyakit menular di Rumah Sakit Universitas Korea menjelaskan beberapa kemungkinan mengenai fenomena ini. Ia memaparkan, bahwa ada kemungkinan virus corona bermutasi sehingga pasien sembuh dinyatakan kembali terinfeksi.
“Sekitar seperlima dari mereka adalah orang sehat dengan sistem kekebalan tubuh yang baik. Namun, mereka masih dinyatakan positif Covid-19 setelah awalnya didiagnosis sembuh,” ungkap Woo Joo seperti yang dikutip dari laman South China Morning Post.
Woo Joo juga menjelaskan, para peneliti masih mempelajari sifat virus corona ini, termasuk mengapa pasien yang sudah sudah sembuh dinyatakan positif lagi. Menurutnya, para peneliti juga masih menguji sampel darah pada pasien yang terinfeksi kembali. Apakah mereka memiliki masalah pada imunitasnya atau virus corona bermutasi.
“Meski kemungkinan kecil dan belum ada penelitian pasti, tetapi bisa saja pasien sembuh terinfeksi lagi,” ungkap Woo Joo.
Ia melanjutkan, “Biasanya, dalam dua hingga tiga minggu setelah terpapar virus, tubuh akan memproduksi antibodi. Namun, ini tidak selalu terjadi pada setiap orang sehingga ia mungkin bisa terinfeksi kembali oleh virus.
Kemungkinan virus aktif kembali dan salah diagnostik
Sedikit berbeda dengan Kim Woo Joo, Direktur KCDC Jung Eun Kyung berpendapat bahwa kasus ini lebih mengarah pada virus corona yang kembali aktif di dalam tubuh. Jadi, pasien tersebut dinyatakan kembali kambuh, bukan terinfeksi ulang.
Virus bisa saja melakukan ‘hibernasi’ di tubuh pada pasien dalam jangka waktu yang lama. Sehingga virus kemungkinan tidak terdeteksi dan pasien dinyatakan sembuh. Tidak hanya itu, virus juga bisa saja tetap aktif tetapi di bagian tubuh lain sehingga tidak terdeteksi.
Sementara itu, pendapat berbeda juga datang dari Profesor epidemiologi penyakit menular di Curtin University, Australia, Archie Clements. Ia menduga bahwa kasus pasien sembuh yang kembali positif terjadi karena salah diagnostik. Archie memaparkan, bahwa tidak ada tes diagnostik yang sempurna untuk penyakit.
Artikel terkait: WHO tidak merekomendasikan vaksin BCG untuk cegah COVID-19, ini alasannya!
“Pasien-pasien tersebut kemungkinan dinyatakan positif palsu. Karena saya pikir, sangat tidak mungkin virus menginfeksi ulang untuk kedua kalinya,” ungkap Archie seperti yang dikutip dari laman Aljazeera.
Archie melanjutkan, ada banyak bukti bahwa sistem imun terbilang cukup kuat menghadapi virus corona. Ini seharusnya melindungi orang dari infeksi kedua untuk jangka waktu tertentu.
“Masalahnya, yang saat ini belum kita ketahui, adalah berapa lama waktu pastinya virus itu akan menginfeksi lagi,” ujar Archie.
Namun, seperti yang dijelaskan oleh Archie, bisa juga virus di dalam tubuh aktif kembali meski pasien sudah pulih dan tidak menunjukan gejala apa pun. Virus corona juga bisa saja masih ada dalam tubuh pasien, tetapi bersifat tidak menular atau membahayakan.
Secara keseluruhan, ada banyak kemungkinan dan variabel yang menyebabkan kasus pasien sembuh bisa kembali positif Covid-19. Bukan hanya di Korea Selatan, tetapi para peneliti di negara lain juga masih menyelidiki perihal ini.
Artikel terkait: Setelah China kini Korea darurat Virus Corona, ini kiat agar tidak terpapar!
Penyebaran infeksi di sebuah gereja yang berada di Daegu menjadi awal mula virus corona mewabah di Korea Selatan. Hingga berita ini ditulis, jumlah kasus yang positif Covid-19 di negara tersebut adalah 10,635. Setengah dari jumlah tersebut dilaporkan berasal dari Daegu.
Sementara itu, jumlah pasien yang sembuh sudah mencapai 7,829 dan kasus meninggal mencapai 230 orang.
Kasus sembuh di Korea Selatan juga semakin tinggi karena adanya upaya pencegahan yang dilakukan secara maksimal, baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat. Langkah pencegahan tersebut di antaranya transparasi data, tes swab drive thru, dan disiplin physical distancing atau swakarantina.
***
Referensi: South China Morning Post, Reuters, Detik Health, CNN Indonesia
Baca juga:
Anak 4 tahun pengidap kanker berhasil sembuh dari corona, ini kisahnya!