Berbelanja takjil menjelang waktu berbuka merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan di bulan puasa. Namun, dalam situasi pandemi seperti saat ini tentu saja lebih sulit dilakukan. Baru-baru ini beredar kabar bahwa Pasar Cibiru yang menjual takjil di waktu ngabuburit ditutup lantaran ada salah satu warga positif COVID-19 yang nekat berkunjung ke sana.
Di tengah pandemi Virus Corona ini, pemerintah memang sudah menerapkan aturan social distancing, kebajiban untuk menjaga jarak dengan orang lain sebagai upaya pencegahan penyebaran virus. Termasuk untuk berkumpul di area umum. Sayangnya, aturan ini masih banyak dilanggar.
Artikel terkait: Beri keringanan pajak bumi dan bangunan 2020, Pemkot Bandung izinkan bayar pakai sampah
Warga positif COVID-19 sempat belanja buah di Pasar Cibiru
Belakangan warga Bandung, khususnya Bandung Timur sempat geger karena pesan berantai yang beredar di Whatsapp. Dikabarkan ada seorang warga yang positif COVID-19 yang sempat mengunjungi sebuah pasar kaget mingguan di daerah Cibiru.
Bahkan beredar pula peringatan agar warga sekitar yang mengunjungi pasar 46 Cibiru pada tanggal 17 Mei 2020 dimohon untuk melakukan isolasi mandiri. Dikhawatirkan warga positif Virus Corona tersebut telah menularkannya pada orang lain selama kunjungannya ke pasar tersebut.
Berita tersebut sudah dikonfirmasi kebenarannya oleh Camat Cibiru, Dindin Dikaryuana seperti dikutip dari PRFM News. Warga positif COVID-19 tersebut sempat berbelanja di Pasar Cibiru yang beroperasi secara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan petugas patrol.
“Memang betul warga kami satu orang dinyatakan positif. Selama ini kenapa dia bisa begitu leluasa untuk keluar rumah karena pada tes pertama (rapid) itu dia positif. Nah, di tes kedua (rapid) dia negatif, sehingga merasa dia menjadi negatif.
Pas swab test hasilnya dinyatakan positif. Informasi yang datang kepada kami pada saat hari kemarin itu yang bersangkutan pergi ke pasar mingguan,” kata Dindin.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, pihaknya langsung mengunjungi rumah warga yang dinyatakan positif tersebut beserta petugas dari puskesmas dan kelurahan setempat.
Menurut Dindin, warga yang bersangkutan pun mengakui bahwa ia benar pergi ke pasar yang jaraknya hanya sekitar 100 meter dari rumahnya tersebut dan ia hanya belanja buah-buahan.
Hingga saat ini pedagang buah-buahan yang melakukan kontak dengan warga tersebut sedang dicari keberadaannya karena dikhawatirkan bisa menyebarkan virus lebih luas lagi.
“Saya duga pedagang buahnya itu yang berada di totogan (ujung) gang rumah dia. Saya akan telusuri pedagang buah juga untuk isolasi diri,” ujarnya.
Warga positif COVID-19 akan lakukan isolasi, keluarga dan kerabat ikuti rapid test
Warga tersebut diketahui akan melakukan isolasi mandiri dengan pengawasan dari pihak puskesmas. Keluarga , kerabat, serta warga yang ada di sekitar tempat tinggalnya juga akan menjalani rapid test.
Pihak Dindin juga mendapatkan informasi bahwa kedua anak warga tersebut adalah pengemudi ojek, sehingga para tukang ojek di wilayah sekitar akan diberikan pengarahan agar berhati-hati dan jika terasa gejala seperti sesak nafas atau batuk diharapkan segera menuju puskesmas atau melakukan swakarantina.
Selain itu, warga yang positif COVID-19 ini juga ternyata sedang mempekerjakan seorang kuli bangunan untuk membangun benteng di rumahnya. Kuli tersebut juga tengah dicari keberadaannya untuk diselidiki lebih lanjut.
Dindin menyebutkan dengan adanya kasus ini, sudah terdapat 17 kasus orang yang ditetapkan sebagai orang dalam pengawasan (ODP), dan semuanya akan diimbau untuk melakukan rapid test.
“Mungkin sekitar 17 orang yang kita telusuri tapi 11 orang yang baru bersedia (rapid test), dan enam orang tengah kita upayakan,” jelasnya.
Artikel terkait: 23 Pasar yang melayani pembelian online di Bandung, catat nomernya, yuk!
Camat Cibiru pastikan tak memperbolehkan lagi adanya pasar kaget
Diakui Dindin, di wilayah Cibiru memang terdapat cukup banyak tempat berjualan takjil atau pasar ramadhan menjelang berbuka puasa. Namun pihaknya tetap rutin mengadakan patroli untuk mengingatkan warga agar tetap memakai masker dan menjaga jarak.
Kecamatan Cibiru pun menyatakan akan terus mengawasi pasar ramadhan yang ada setiap sore dan mencegah adanya pasar kaget mingguan.
“(Pasar kaget) itu setiap sore ada di sekitar jalan Cipadung dan mingguan yang ke arah SMP 46. Tapi saya dapat pesan berantai juga bahwa Kamis, Jumat,Sabtu, itu pasar akan dibuka karena PSBB sudah selesai. Atas kejadian seperti ini saya mengambil kebijakan tidak ada dulu pasar (kaget) sampai semua tuntas,” ucapnya.
Pasar kaget yang biasa disebut pasar 46 itu adalah pasar yang tidak seharusnya buka. Pedagang-pedagang yang berjualan di pasar tersebut menggunakan kendaraan bermotor sehingga tidak terlihat sebagai pedagang.
Bagaimana dengan Parents? Apakah di tengah wabah Virus Corona ini masih ada pasar kaget yang beroperasi di lingkungan rumah?
Mencari takjil di bulan puasa memang menyenangkan, namun berkaitan dengan situasi sekarang ini di mana pandemi bisa menyebar dengan cepat dan menjangkiti siapa saja, akan lebih bijak jika kita tidak mengunjungi tempat ramai seperti pasar.
Sumber: PRFM news, Twitter
Baca juga:
Barang belanjaan aman dari paparan Covid-19, ini langkah pencegahan menurut dokter