Saat seseorang dilanda prahara dan tak lagi mampu berpikir jernih, tindakan senekat apapun bisa dilakukan. Itulah yang dilakukan pasangan suami istri lompat dari hotel belum lama ini. Peristiwa ini sontak menghebohkan lokasi kejadian.
Kisah Pasangan Suami Istri Lompat dari Hotel
Sepasang suami istri ditemukan tewas di halaman parkir salah satu penginapan di kawasan Tugu Puncak, Cisarua, Kabupaten Bogor. Diduga, mereka tewas usai lompat dari lantai enam hotel tersebut.

Setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara, pasangan diketahui merupakan anggota TNI aktif. Sang suami diketahui berpangkat Kopda. Kini, kasus tersebut tengah diusut oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom) mengingat keduanya berprofesi sebagai tentara.
“Iya betul, tadi kami sudah lakukan cek lapangan dan olah TKP di lokasi bersama dengan Denpom. Dua-duanya sama (TNI). Kedua korban sudah dibawa ke RSUD Ciawi. Kami serahkan kasus ini ke Denpom,” demikian penuturan Kapolsek Cisarua Kompol Supriyanto mengutip Tempo.
Menurut informasi, keduanya melompat usai terlibat cekcok rumah tangga. Pasangan ini tidak melompat bersamaan, tetapi sang istri lebih dulu. Tak lama kemudian, sang suami menyusul terjun dari hotel.
Diperkirakan pasangan tersebut lompat dari ketinggian sekitar pukul 01.00 WIB. Mereka diketahui check in sekitar pukul 18.00 WIB pada hari Minggu (19/12) bersama dua anaknya. Pihak hotel tidak mengetahui persis kronologi kasus pasutri tersebut lompat dari lantai 6 hotel.
“Infonya sempat cekcok, namun pengelola hotel juga tidak mengetahui pasti. Namun, pasutri itu memang tamu dan menginap di hotel. Dari lantai 6 pertama terlihat perempuan melayang, gak lama pria juga ikut lompat,” sambung Supriyanto.
Adapun dua anak balita dari pasangan suami istri tersebut yang ikut menginap di hotel kini sudah dibawa oleh pihak keluarga.
Artikel terkait: Warga Korut Dilarang Tertawa 11 Hari Lamanya, Ternyata Ini Alasannya
Mengapa Seseorang Bisa Nekat Bunuh Diri?

Tindakan bunuh diri merupakan aksi seseorang mengakhiri hidup ketika penyelesaian dirasa tak lagi ada. Kondisi ini kerap erat korelasinya dengan masalah kesehatan mental atau adanya konflik. Seperti pasangan suami istri lompat dari hotel baru-baru ini.
Faktanya, bunuh diri masih menjadi masalah serius di seluruh dunia. Berbagai riset menunjukkan bahwa terdapat setidaknya 1,5 juta orang di seluruh dunia meninggal karena bunuh diri pada 2020. Di Indonesia sendiri, jumlah kasus kematian akibat bunuh diri diperkirakan mencapai 9.000 kasus setiap tahunnya.
Tidak dibenarkan, Anda bisa mencegah terjadinya hal ini pada orang terdekat. Caranya yaitu lebih peka mengenali tanda bunuh diri agar pencegahannya tepat.
Seseorang yang memutuskan untuk bunuh diri bisa melakukannya dengan berbagai cara, mulai dari gantung diri, mengonsumsi obat hingga overdosis, menenggak cairan beracun, hingga loncat dari gedung atau tempat yang tinggi.
Selain gangguan kesehatan mental, sejumlah faktor lain juga bisa memicu seseorang bunuh diri, di antaranya:
- Memiliki riwayat pelecehan emosional atau seksual, termasuk sodomi atau pemerkosaan
- Mengalami masalah sosial dan ekonomi, seperti kehilangan pekerjaan atau terjerat hutang
- Mengalami peristiwa hidup yang penuh tekanan, seperti penolakan, perceraian, atau kehilangan orang yang dicintai
- Menjadi korban perundungan (bully)
- Mengalami gangguan tidur
Terdapat beberapa tanda yang bisa diperlihatkan atau ditunjukkan oleh seseorang yang memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya.
- Sering membicarakan atau memikirkan tentang kematian
- Suasana hati sering berubah, misalnya cepat marah atau tersinggung
- Pernah memikirkan atau mencoba menyakiti diri sendiri
- Pernah menyampaikan atau bahkan mengancam ingin bunuh diri
- Menarik diri dari orang-orang di sekitarnya
- Sering merasa cemas atau gelisah
- Tampak tidak bersemangat atau murung
- Kehilangan minat dalam melakukan hal yang sebelumnya disukai
- Susah tidur
- Merasa tidak berdaya, malu, bersalah, atau tidak ada masa depan
- Mulai mencari informasi tentang cara bunuh diri
Jika Anda mendapati kerabat dekat menunjukkan tanda tersebut, janganlah abai. Berikan perhatian agar ia tidak merasa sendirian. Tak ada salahnya mengajak ia berkonsultasi ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan pertolongan.
Parents, semoga kisah ini bisa menjadi pembelajaran untuk kita semua.
Baca juga:
Kisah Bocah 11 Tahun Menyelamatkan 4 Adiknya dari Kebakaran, Seisi Rumah Habis Dilahap Api!
Terduga Pelaku Dibekuk! 5 Fakta Heboh Driver Taksi Online Perkosa Perawat
Modal Jepitan Rambut Dapat Rumah, Perempuan Ini Bagikan Kisahnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.