Tahukah Parents bahwa risiko panas dalam semakin tinggi saat kita sedang menjalani ibadah puasa?
Apa yang dimaksud dengan panas dalam?
Sepertinya yang dipaparkan dokter spesialis penyakit dalam dari RS St. Carolus, dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD, M.Epid dalam acara diskusi dengan media bersama Larutan Cap Kaki Tiga, bahwa saat sedang menjalankan puasa, kondisi ini mengubah proses metabolisme tubuh karena ada waktu di saat kita tidak makan. Hal inilah yang akhirnya memengaruhi kinerja semua organ tubuh.
Rasa nyeri tenggorokan, sariawan, bibir pecah-pecah merupakan salah satu ciri Anda mengalami panas dalam. Namun, perlu dipahami lebih dahulu bahwa sebenarnya panas dalam bukanlah sebuah sebuah penyakit, melainkan gejala dari suatu penyakit. Kondisi kelelahan, gangguan pencernaan, gangguan tenggorokan, hingga ketidakseimbangan hormon bisa ditandai oleh rasa panas di dalam tubuh.
Lebih lanjut, dr. Aswin menerangkan bahwa banyak penelitian yang membuktikan bahwa puasa sangat bermanfaat untuk kesehatan, bahkan hal ini berlaku pada pasien penyakit kronis seperti diabetes atau maag.
Hanya saja, tidak bisa dipungkiri saat puasa ia menemukan bahwa masalah paling kerap ditemui adalah masalah kekurangan cairan dan mineral. Untuk itulah, saat menjalankan puasa sehat, dr. Aswin mengingatkan harus mematuhi beberapa aturan, salah satunya dengan minum cukup.
Selain kurang asupan cairan, beberapa kebiasaan kurang baik seperti terlalu lelah dan banyak beraktivitas sehingga keluar banyak keringat, juga rentan menyebabkan dehidrasi.
Saat tubuh kekurangan asupan cairan akan menyebabkan beberapa gangguan, tidak hanya dehidrasi, atau yang bisa disebut panas dalam, kekurangan cairan dan mineral juga membuat tubuh menjadi rentan terserang penyakit lain.
Baca juga : Gingivostomatitis – Penyakit mulut akibat virus seperti sariawan bayi
Seperti yang dijelaskan dr. Aswin, saat tenggorokan kering, bakteri atau virus akan mudah masuk ke tubuh. Adapun beberapa gejala panas dalam dirasakan orang awam itu seperti sumeng (suhu tubuh sedikit meningkat), kulit kering, bibir pecah, mulut kering, dan tidak nyaman di pencernaan.
“Kekurangan asupan cairan akan menyebabkan beberapa gangguan. Selain menyebabkan panas dalam, kekurangan cairan dan mineral rentan menyebabkan tubuh lemas dan mudah terserang penyakit lain. Pada saat itu, tenggorokan kering maka bakteri atau virus akan mudah masuk ke dalam tubuh,“ jelasnya.
Untuk mencegah panas dalam saat puasa, jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan cairan dan mineral alami selama puasa. Selain air putih, mineral alami juga bisa didapatkan dari buah-buahan, minum jus, atau minum cairan yang memang dikhususkan untuk mencegah panas dalam.
Baca juga :
Pola Makan Tepat Selama Puasa Ramadhan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.