Sebanyak 300 ribu masyarakat akan mendapatkan paket kompor listrik. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu program konversi kompor dengan gas elpiji 3 kilogram menjadi kompor listrik. Masyarakat yang nantinya akan mendapatkan paket kompor listrik tersebut adalah masyarakat yang telah terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial atau DTKS.
Paket Kompor Listrik Pemerintah
Melansir dari Kompas.com, Rida Mulyana selaku Sekjen Kementerian ESDM menjelaskan bahwa akan ada 300 ribu penerima. Nantinya setiap satu keluarga akan mendapatkan satu paket kompor dan alat masak.
“Rencananya, tahun ini 300 ribu penerima. Jadi, satu rumah itu dikasih satu paket, kompornya sendiri, alat masaknya sendiri, dana dayanya dinaikin.” Jelas Rida Mulyana.
Artikel terkait: 7 Kompor Gas Portable Pilihan di 2022, Harga di bawah 500 Ribu!
Satu paket terdiri dari kompor listrik dua tungku, satu alat masak, dan satu miniature circuit breaker atau MCB. Satu paket kompor listrik siap pakai itu nilainya seharga Rp 1,8 juta.
Hal tersebut terbilang mahal, namun Rida Mulyana menjelaskan hal tersebut wajar karena setiap tungku kompor berukuran 800 watt, nantinya salah satu tungku akan dinaikkan dayanya menjadi diatas 1.000 watt. Peningkatan salah satu daya tersebutlah yang membuat kompor ini memiliki harga yang tergolong mahal.
Peningkatan daya salah satu tungku kompor listrik itu yang membuat nilai paket diperkirakan mencapai Rp 2 juta per rumah tangga miskin. Adapun peningkatan daya bertujuan agar waktu memasak menjadi lebih cepat.
“Jadi, ada usulan yang tungkunya diubah menjadi lebih gede. Nah itu lagi dikalkulasi berapa harga ya, harusnya enggak 1,8 juta rupiah lagi, mungkin 2 juta rupiah, pasti lebih naik.” Ujar Rida Mulyana.
Artikel terkait: Wajib Tonton! Video Cara Mengatasi Kebakaran Pada Kompor Gas
Masih Dalam Tahap Uji Coba
Rida Mulyana menjelaskan bahwa pemerintah akan menjamin keselamatan serta kemudahan masyarakat yang nantinya menggunakan kompor listrik tersebut. Saat ini, pemerintah sedang melaksanakan masa uji coba terkait penggunaan kompor listrik dan akan melakukan evaluasi secara berkala.
“Uji coba ini akan kita evaluasi sampai bulan Oktober nanti.” Kata Rida Mulyana.
Apabila program pemerintah terkait kompor listrik berjalan dengan benar, menurut Fabby Tumiwa selaku Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform atau IESR ada beberapa manfaat yang didapat. Salah satunya adalah biaya yang dikeluarkan masyarakat akan lebih murah.
“Manfaatnya adalah buat masyarakat memasak dengan kompor induksi 10 hingga 30 persen lebih rendah daripada memasak dengan menggunakan elpiji 3 kilogram.” Jelas Fabby Tumiwa. Namun, hal tersebut tentu harus dibarengi dengan pengkonversian daya listrik masyarakat dengan benar.
Tujuan lainnya adalah gar masyarakat miskin tidak terbebani dengan biaya pembayaran listriknya di mana untuk menggunakan kompor listrik ini masyarakat harus menambah daya listrik.
“Yang bikin masyarakat bertanya-tanya, ‘Kalau misal daya kami dinaikkan, lalu tarif listriknya berapa?’ Ya kalau tarif listriknya sama dengan tarif listrik pelanggan PLN yang biasa, ya enggak ada penghematan dari sisi biaya bagi pengguna kompor induksi.
Bisa lebih rendah itu karena ada tarif listriknya (tetap disubsidi), kan yang elpiji disubsidi. Kita bandingkannya begitu,” pungkas Fabby.
Baca juga:
6 Cara Memasak Sayuran Agar Gizinya Tetap Terjaga, Begini Tipsnya
Siap Dibangun, Indonesia-Malaysia Akan Terhubung Jembatan 120 Km
Gas Elpiji 3 Kg Ditarik, Diganti Kompor Listrik oleh Pemerintah