Jika ditanya siapa orang terpenting dalam keluarga? Kebanyakan orangtua pasti akan menjawab anaknya. Karena semua yang dilakukan orangtua pastinya adalah untuk anak. Untuk kebahagiaan dan kesejahteraan anaknya.
Seringkali, kebutuhan orangtua dikesampingkan demi membuat anak senang. Namun, apakah tindakan orangtua menjadikan anak orang terpenting dalam keluarga sudah tepat?
Namun, John Rosemond, seorang pakar psikologi keluarga di Carolina Utara memiliki pendapat yang sama sekali berbeda. Dalam sebuah artikel yang ditulisnya di harian Naples Daily News, ia mengatakan bahwa anak bukanlah orang terpenting dalam keluarga. Dan orangtua tidak seharusnya membuat anak tumbuh merasa jadi orang paling penting di dunia.
John Rosemond menulis artikel bertajuk Your kids should not be the most important in the family (Anakmu seharusnya tidak menjadi orang terpenting dalam keluarga).
Tulisan yang dipublikasikan pada tanggal 1 Januari 2018 ini, menjelaskan panjang lebar mengapa anak tidak boleh menjadi orang paling penting dalam keluarga.
Dia menulis:
Baru-baru ini, saya bertanya pada pasangan suami istri yang memiliki tiga anak yang belum beranjak remaja. “Siapakah orang terpenting dalam keluarga kalian?”
Sebagaimana layaknya ibu dan ayah yang baik di era milenium, mereka menjawab dengan yakin: “Anak kami!”
“Kenapa?” tanyaku lagi. “Apa yang membuat anakmu memiliki status tersebut?”
Namun, mereka tidak mampu menjawab dengan tegas. Hanya terbata-bata dengan emosi yang terbaca jelas.
Maka, aku menjawab pertanyaan tersebut untuk mereka. “Tidak ada alasan masuk akal yang memberi anak status sebagai orang terpenting dalam keluarga kalian.”
Kemudian aku juga menegaskan, banyak masalah yang terjadi antara mereka dengan anak-anak, diakibatkan oleh cara orangtua membesarkan anak. Seolah pernikahan dan hidup kedua orangtua, hanya ada karena anak-anak.
Padahal, sebaliknyalah yang terjadi.
Anak-anak hadir ke dunia, karena pernikahan dua orang yang saling mencintai. Anak-anak juga bisa tumbuh dengan baik, karena kedua orangtua memberikan lingkungan keluarga yang stabil tempat si anak tumbuh.
Lebih daripada itu, anak-anak tidak akan bisa makan dengan baik, punya pakaian layak, tinggal di dalam rumah yang aman, bisa sekolah dan jalan-jalan, jika bukan karena orangtua. Mereka yang bekerja keras memberikan segalanya untuk anak.
Meskipun drama antara orangtua dan anak kerap terjadi, namun, tanpa kehadiran orangtua, anak akan hidup dengan penuh kecemasan dan keinginan yang tidak bisa terpenuhi.
Pokok permasalahannya adalah orangtua seringkali tidak sadar bahwa dirinya merupakan orang terpenting dalam keluarga.
Padahal, saat masih anak-anak kita tahu bahwa tanpa orangtua, kita takkan bisa melakukan apapun. Dan mereka adalah orang paling penting dalam hidup kita. Kita pun selalu hormat dan berbakti pada mereka.
Pernikahan orangtua juga sebenarnya jauh lebih penting untuk dijaga keharmonisannya. Tak kalah penting dari hubungan orangtua dan anak. Makan bersama keluarga di rumah lebih penting daripada kegiatan ekstra di sekolah.
Oleh sebab anak tidak diperkenankan menyela pembicaraan orangtua, atau menerobos kamar orangtua tanpa izin.
Baca juga: 7 Resolusi 2018 untuk rumah tangga lebih bahagia dan harmonis
Orang terpenting dalam sebuah perusahaan adalah CEO. Orang terpenting di dalam kelas adalah guru.
Dan orang terpenting dalam keluarga adalah orangtua.
Orangtua seringkali tidak sadar, bahwa merekalah orang terpenting dalam keluarga dan bukan anak-anak.
Dan hal paling penting tentang anak-anak adalah menyiapkan mereka menjadi seorang warga negara yang baik. Bukan nilai akademik atau prestasi olahraga yang harus ditekankan pada anak.
Akan tetapi, menyiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik. Sehingga di masa depan anak akan menciptakan lingkungan masyarakat yang baik pula.
Membuat anak berpikir bahwa dirinya orang terpenting dalam keluarga, adalah jalan untuk membuatnya tumbuh menjadi orang yang egois, dan merasa berhak atas segala apapun yang ia inginkan. Hal ini karena orangtua membesarkannya seolah ia adalah raja.
Tentu Anda sebagai orangtua tidak menginginkan hal ini. Dan meskipun anak tidak mengetahuinya, mereka juga tidak ingin hal ini terjadi. Juga negara tempat mereka bernaung tidak ingin seorang anak yang kelak merasa dirinya berhak atas segala-galanya.
Bagaimana Parents, apakah Anda setuju dengan artikel ini?
Baca juga:
Pentingnya Mengajak Anak Terlibat Dalam Tradisi Keluarga
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.