Keluarga menjadi pintu gerbang awal anak mendapat pelajaran berharga tentang kehidupan, termasuk mengajarkan anak puasa. Melakukan stimulasi anak sejak dini penting dilakukan oleh orangtua agar menjadi bekal anak tumbuh dengan karakter positif dalam hal agama. Nah, bulan Ramadhan yang sebentar lagi tiba dapat menjadi momen yang tepat untuk melatih kesabaran dan akhlak si kecil sejak dini.
Tinggal di Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah Muslim, hal ini akan sangat didukung oleh masyarakat sekitar. Namun, tetap saja hal ini harus dimulai dari orangtua sebagai guru pertama anak dalam kehidupannya. Lantas, bagaimana cara yang tepat agar menjadi hal yang biasa untuk anak puasa? Apa manfaatnya untuk kesehatan dan kecerdasan spiritual anak di masa mendatang?
Melatih anak puasa sejak dini
Perlu diingat bahwa melatih anak puasa Ramadhan tidak sama dengan mewajibkan mereka berpuasa. Bahkan di dalam Islam sendiri telah disabdakan oleh Rasul-Nya: “Tidak ada kewajiban syar’i bagi anak-anak yang belum baligh”.
Selain itu dalam melatih anak puasa, orangtua harus mempertimbangkan kondisi dan kemampuan mereka. Telah jelas bahwa Islam sendiri tidak menghendaki adanya unsur paksaan dalam mendidik anak. Alih-alih memaksa, berikanlah anak motivasi untuk mereka berpuasa dengan sabar.
Ditambah lagi bulan Ramadhan sebentar lagi tiba, dimana lembaga pendidikan akan mendukung bulan suci ini dengan ragam kegiatan yang positif. Mendorong anak berpuasa bersama rekan sepantaran tentu akan membuat mereka lebih bersemangat.
Apakah anak balita sudah perlu dilatih untuk berpuasa?
Namanya juga melatih anak puasa sejak dini, tentunya balita juga sudah bisa untuk dilatih puasa Ramadhan. Jangan berpikir bahwa puasa mereka seperti puasa yang dilakukan oleh orang dewasa. Namanya juga latihan, tentunya semua hal terkait pengenalan harus dilakukan secara bertahap.
Puasa bukan berarti tidak boleh makan selama seharian penuh tetapi menunda waktu makan siang mereka saja. Pada tahap awal latihan anak puasa Ramadhan, balita biasanya sarapan sekitar pukul 07.00, Anda dapat memberitahu si kecil untuk menunda sarapan mereka jam 09.00 atau 10.00.
Tentunya saat Anda sekeluarga bangun untuk makan sahur, Bunda bisa melatih balita untuk bangun dan ikut makan sahur bersama. Setelah acara sarapan yang tertunda, ajak balita Anda untuk melanjutkan puasanya dengan memperbolehkannya makan lagi pada pukul 15.00, kemudian dilanjutkan lagi hingga magrib sampai melakukan buka puasa bersama.
Jika balita masih belum mampu bertahan, berikan mereka sedikit kelonggaran. Dalam satu bulan, balita Anda mungkin akan melakukan peningkatan ketahanan berapa jam mereka bisa menahan lapar. Bahkan bisa jadi di akhir Ramadhan mereka mampu tidak sarapan hingga jam 12 siang.
Ada istilah untuk anak puasa sampai waktu dhuhur dengan sebutan ‘puasa dhuhur’ hanya untuk memotivasi anak agar mampu melakukan yang terbaik sesuai kemampuan.
Bagi anak-anak usia sekolah, mereka sudah relatif lebih kuat, coba perhatikan jam biologisnya. Biasanya sampai pukul 12.00, mereka masih bertahan namun lewat tengah hari mereka biasanya sudah terlihat lemas.
Jika memang mereka sudah tidak kuat, biarkan mereka berbuka. Tetapi jika mereka masih terlihat segar, ajak mereka menghabiskan waktu hingga ashar dan lebih bagus lagi jika bertahan hingga adzan Maghrib tiba. Istilah menghabiskan waktu ini dikenal sebagai ‘ngabuburit’. Ajak si kecil untuk berjalan ke pasar makanan dekat rumah agar anak bersemangat dan sejenak melupakan rasa laparnya.
Di awal latihan anak puasa Ramadhan merupakan masa penyesuaian tubuh terhadap rasa lapar. Anak-anak mungkin akan terlihat lemas dan mengantuk. Biarkan mereka menghabiskan waktu tidur siang namun jangan sampai berlebihan. Tawarkan anak aktivitas yang menyenangkan agar mereka tidak kebablasan dan enggan melakukan segala sesuatunya.
Puasa bukan untuk bermalas-malasan. ajarkan saja mereka untuk belajar mengaji. Biasanya anak-anak kecil akan sudah terlihat ramai-ramai ke masjid atau mushola untuk mengaji bersama. Doronglah anak Anda untuk menghabiskan waktu dengan kegiatan positif.
Setelah sahur dan menjalankan sholat Subuh sebaiknya batasi kegiatan anak, jangan biarkan mereka jalan-jalan pagi dalam jarak jauh atau melakukan olahraga yang menguras tenaga untuk mencegah mereka kehabisan energi. Biarkan mereka bermain 1 jam sebelum maghrib untuk ngabuburit.
Nah, apakah buah hati Anda sudah siap menjalankan puasa tahun ini?
Baca juga :
Berbedakah Kondisi Bayi Bila Ibu Puasa Saat Hamil?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.