Perjalanan Noelia Garella sebagai seorang guru down syndrome tidak mudah. Ia berhasil membuktikan bahwa menjadi seorang gadis down syndrome bukan berarti tak dapat meraih impiannya sebagai guru.
Waktu masih kecil, ia ditolak oleh sebuah play group karena dianggap sebagai “monster”. Saat dewasa, banyak orang meremehkannya.
“Saat seorang kepala sekolah sebuah play group menghinaku dengan sebutan monster yang menyedihkan, kini aku membuktikan padanya bahwa aku adalah monster yang bahagia. Dialah sang monster menyedihkan tersebut,” katanya pada rekaman video yang dipublikasikan oleh Mic.
Komitmennya sebagai seorang guru berhasil menginspirasi banyak orang untuk tak menyerah dengan segala keterbatasan yang ada.
Mendapat dukungan
Pengangkatannya sebagai pengajar kelas membaca untuk balita tak lepas dari dukungan dan pertimbanagn banyak pihak. Diantara para guru, orangtua, dan bahkan walikota Cordoba.
“Suatu hari, mereka yang menentang keputusan ini lambat laun menerima Noel sebagai guru.” Ujar Alejandra Senestrari, seperti yang dikutip dari laman Mirror.
Mantan direktur play group yang dulu merekrut Noel ini, juga menambahkan, “Noel memiliki sesuatu yang sangat diapresiasi oleh murid-muridnya di kelas. Cinta.”
Direktur play group yang kini menjabat menyatakan bahwa kehadiran guru down syndrome seperti Noel justru memberi pengalaman baik untuk para guru dan staf lainnya.
Biasanya, down syndrome genetik akan berpengaruh pada keterbatasan fisik dan intelektual. Dalam kasus Noel, hal itu bahkan tidak mempengaruhi optimisme dan kepercayaan dirinya.
Seperti yang dikutip dari laman Independent, Noel bergabung dengan Sekolah Negeri Cordoba pada tahun 2012 dengan posisi sebagai asisten guru membaca.
“Aku selalu merasa percaya diri berada di tengah-tengah anak kecil, karena aku suka anak kecil.” Katanya.
Halaman selanjutnya, ternyata Noel juga punya hobi unik dan impian yang belum tercapai lho…
Memiliki hobi dan impian yang lain
Guru down syndrome asal Cordoba, Argentina ini biasa menggunakan waktu luangnya untuk menyalurkan hobinya yang unik. Yaitu berdansa Latin.
Saat ditanya apakah sudah punya pacar, dengan tersipu-sipu, ia menjawab bahwa dirinya sudah bertemu dengan ‘seseorang’. Sehingga ia yakin dapat mewujudkan impiannya yang lain. Yaitu punya anak kandung.
Ia resmi menjadi guru sejak Januari di play group Jermonito. Di sekolah ini, siswa dengan down syndrom juga diterima dengan tangan terbuka dan bergabung bersama murid lainnya yang normal.
“Ada seorang siswa down syndrome di kelasku. Dia sangat mengagumkan, Mengetahui ada seseorang yang sama denganku lahir di dunia ini rasanya sangat menyenangkan.”
Di negara Indonesia, kelas campuran seperti ini disebut dengan istilah “kelas inklusi”, di mana siswa dapat saling memahami kekurangan orang lain. Sayangnya, baru sedikit sekolah yang menerapkan hal ini.
Sebenarnya, sudah ada beberapa orang dengan down syndrome yang berhasil menjadi guru. Namun, untuk negara Argentina, Noelia Garella adalah kasus pertama.
Video pendek tentang guru down syndrome Noel di laman Facebook Mic telah meraih banyak respon positif dari netizen. Terutama bagi para orangtua yang memiliki anak down syndrome dan orang-orang dengan kecenderungan yang sama.
Baca juga :
Anakku Terlahir Down Syndrome, Namun Ia Anugerah Terindah Bagiku
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.