Niat Puasa Ganti Ramadhan, Waktu yang Diperbolehkan, dan Tata Cara Lengkapnya
Bingung bagaimana mengqadha puasa ramadan? Ini tata cara dan niat puasa ganti bulan ramadan yang bisa Anda contek.
Niat puasa ganti atau qadha puasa diucapkan sebagai tanda berniat mengganti puasa Ramadhan yang pernah ditinggalkan. Bagi Parents yang berniat mengganti atau mengqadha puasa di bulan Syawal, berikut ini bacaan niatnya.
Daftar isi
Bacaan Niat Puasa Ganti atau Qadha Puasa
Qadha puasa berarti mengganti puasa Ramadhan yang ditinggalkan karena alasan yang diperbolehkan. Misalnya, tidak puasa karena perjalanan jauh, ibu hamil, menyusui ataupun sehabis melahirkan. Lalu, orang yang sakit, dan sebab darurat lainnya yang memperbolehkan tak berpuasa menurut agama.
Akan tetapi, orang-orang yang memiliki utang puasa Ramadhan dianjurkan untuk mengqadha segera utang puasanya. Setelah utang puasa Ramadhannya terbayar, maka ia boleh melanjutkannya dengan puasa sunah Syawal.
Artikel terkait : 9 Penyebab batalnya puasa Ramadhan, catat ya Parents!
Mereka yang meninggalkan puasa di bulan Ramadhan harus mengganti puasa wajib tersebut di luar bulan Ramadhan. Tak luput, wajib membaca niat puasa qadhanya di malam hari, setidaknya menurut Mazhab Syafi’i.
Disyaratkan membaca niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nazar. Syarat ini berdasar pada hadis Rasulullah SAW, yakni siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.
Bacaan Niat Qadha Puasa
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”
Kapan Sebaiknya Mengqadha Puasa?
Puasa sunah Syawal sangat dianjurkan mengingat kebesaran keutamaan yang terkandung di dalamnya. Orang yang berpuasa sunah selama enam hari di bulan Syawal setelah puasa Ramadhan, seolah mendapatkan pahala puasa setahun penuh.
Adapun mereka yang tidak berpuasa Ramadhan tanpa uzur diharamkan untuk mengamalkan puasa sunah Syawal. Mereka wajib mengqadha segera utang puasanya atau melakukan niat ganti puasa. Sedangkan mereka yang tidak berpuasa Ramadhan karena uzur tertentu, makruh mengamalkan puasa sunah Syawal.
Artikel terkait : Ramadhan tiba tapi hutang puasa belum dibayar, bagaimana hukumnya?
Apakah Niat Puasa Ganti dan Puasa Syawal Bisa Sekaligus?
Apakah menggabungkan puasa qadha dan puasa syawal tetap sah? Bagaimana dengan pahalanya, apakah kalau diniatkan dengan dua puasa sekaligus dapat dua pahala?
Dari Abu Ayyub Al-Anshary radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Man shoma romadhona, tsumma atba’ahu sittan min syawwalin, kaana ka shiyaamiddahr
Artinya:
“Siapa yang melakukan puasa Ramadhan lantas ia ikutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).
Lantas, apakah sah menggabungkan niat puasa qadha’ Ramadhan dan puasa enam hari di bulan Syawal?
Dalam hal ini dibedakan antara sahnya ibadah dan konsekuensi pahala. Bila dilihat dari sisi sahnya ibadah, siapa yang berpuasa dengan dua niatan, maka puasanya sah. Ia mendapatkan pahala pokok puasa.
Kemudian, dari sisi pahala, ia tidak mendapatkan pahala puasa Syawal (setahun penuh berpuasa) karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyaratkan berpuasa Ramadhan dulu lalu berpuasa Syawal.
Apakah Harus Dilakukan Berurutan?
Aturan mengenai wajib maupun tidaknya puasa dilakukan berurutan memiliki pendapat yang berbeda. Pertama, sebagian ulama mengungkapkan bahwa puasa yang ditinggalkan dalam waktu berurutan hendaknya diganti secara berurutan juga.
Lalu, pendapat kedua menyebutkan bahwa mengganti puasa tidak diwajibkan berurutan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yakni:
“Qadha’ (puasa) Ramadhan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan. ” (HR. Daruquthni, dari Ibnu ‘Umar).
Pendapat Madzhab Syafii tentang Menggabungkan Niat Ganti Puasa atau Niat Puasa Qadha dan Syawal
- Menggabungkan dua niat, yakni niat qadha dan niat puasa enam hari Syawal, maka pahala qadha dan pahala sunah enam hari Syawal tetap dapat. Demikian ada kesamaan antara pendapat Ar-Ramli dan Al-Haitami.
- Hanya berniat qadha, sedangkan puasa Syawal diniatkan untuk ditunda setelah qadha, maka pahala yang diperoleh hanya qadha saja, sedangkan pahala puasa enam hari di bulan Syawal tidak didapatkan. Dalam hal ini, Al-Haitami dan Ar-Ramli bersepakat.
- Hanya berniat qadha, tapi tidak berniat puasa Syawal setelah qadha, maka pahala yang diperoleh adalah pahala qadha dan mendapatkan pahala puasa sunnah enam hari Syawal sebagai jaminan (dhamnan). Sebab maksudnya adalah menyibukkan diri dengan puasa pada bulan Syawal. Al-Haitami menyatakan untuk bentuk ini, ia hanya mendapatkan pahala qadha’ sebagaimana yang diniatkan.
Kesimpulannya, siapa yang menginginkan pahala sempurna seperti puasa setahun penuh, hendaklah ia mendahulukan menunaikan qadha puasa dari puasa Syawal.
Adapun mengggabungkan niat puasa Syawal dan niat qadha atau mendahulukan puasa Syawal dari qadha, puasanya sah, tapi pahala sempurna (puasa setahun penuh) tidaklah diperoleh. Jika ingin mendapatkan pahala puasa setahun penuh, lakukanlah qadha puasa lalu diikuti puasa enam hari di bulan Syawal.
Pertanyaan Populer Terkait Niat Puasa Ganti
Kapan waktu yang tepat untuk mengganti puasa?
Mengganti puasa Ramadhan yang terlewat karena halangan tertentu bisa dilakukan kapan pun pada hari lain setelah bulan Ramadhan selesai dan sebelum bulan Ramadhan berikutnya tiba, yakni mulai dari bulan Syawal hingga bulan Sya’ban. Idealnya, setelah bulan Ramadhan tersebut berakhir, Parents harus segera menggantinya selama tidak berhalangan dan bukan di hari-hari yang dilarang untuk berpuasa.
Apakah boleh membayar utang puasa Ramadhan dengan puasa senin kamis?
Puasa Qadha Ramadhan atau utang puasa saat Ramadhan bisa dilakukan kapan saja, termasuk saat bertepatan dengan hari puasa Senin Kamis. Asalkan, niat yang dilafalkan tetap niat untuk mengqadha puasa, dan bukan puasa sunnah. Mengingat, utang puasa Ramadhan hukumnya wajib.
Apakah boleh mengganti puasa tanpa sahur?
Berpuasa apa pun tanpa sahur sebenarnya diperbolehkan, baik karena disengaja atau tidak. Sahur sendiri bukanlah syarat sah berpuasa. Yang paling penting dalam berpuasa adalah niat, yang termasuk syarat sahnya.
Apakah boleh mengganti puasa tanpa niat?
Niat adalah syarat sah dalam berpuasa. Jadi, apabila mengganti puasa tanpa niat di malam hari hingga terbitnya fajar, dianggap tidak sah.
Demikian informasi tentang niat puasa ganti untuk Parents. Semoga bermanfaat.
****
Referensi : Islamnu.com
Baca juga :
Bolehkah Puasa Syawal dan Qadha Puasa Wajib Dilakukan Bersamaan? Ini Hukumnya
5 Manfaat Gerakan Shalat Bagi Kesehatan Fisik dan Mental, Parents Sudah Tahu?