Aurel Hermansyah Dicerca, Kenapa Netizen Indonesia Suka Jahat?

Aurel Hermansyah mendapat kecaman dan komentar buruk dari netizen. Kenapa netizen Indonesia begitu mudah mengucapkan komentar negatif?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Selebritas muda Indonesia Aurel Hermansyah baru-baru ini mendapat kecaman negatif dari netizen karena video TikTok yang diunggah pada 14 April 2022. Ini bukan pertama kalinya Aurel Hermansyah mendapat tanggapan negatif. Muncul pertanyaan, kenapa netizen Indonesia suka berkomentar jahat.

Ashanty Beri Sindiran Tegas Pada Netizen Indonesia yang Jahat

Sumber: Instagram/@ashanty_ash

Suami dari Anang Hermansyah, Ashanty, segera memberikan sindiran kepada netizen Indonesia terkait komentar negatif anaknya.

Menurut Ashanty, sudah sewajarnya bila fisik orang berbeda-beda.

Ashanty berharap netizen mulai refleksi diri agar tidak seenaknya melempar tanggapan negatif.

“Pendek itu wajar, hitam itu wajar. Kurus dan gendut juga wajar. Yang nggak wajar itu, mulutmu suka ngebacotin fisik orang lain. Tapi nggak pernah ngaca,” ungkap Ashanty.

Artikel Terkait: Pesan Ayah Atta Halilintar Soal Persalinan Aurel Tuai Kritikan, Netizen: “Perempuan Bukan Pabrik Anak”

Bukan Pertama Kali Aurel Mendapat Komentar Negatif

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Instagram/@aurelie.hermansyah

Sebelumnya, Aurel Hermansyah kerap menjadi sorotan karena hujatan di media sosial. Buah hati dari Anang Hermansyah dan Krisdayanti ini bahkan sempat frustrasi dan jatuh sakit.

Salah satu komentar negatif netizen adalah ketika Aurel mengalami keguguran setelah menikah dengan Atta Halilintar.

Putra sulung keluarga Gen-Halilintar tersebut membuka suara terkait isu negatif yang menerpa keluarganya.

“Banyak orang bilang hidup publik figur yang harus siap dikomentar, dikoreksi ya memang boleh. Boleh semua orang berkomentar, ngomong apa aja boleh, tapi jangan sampai lost empty juga gitu,” ujarnya seperti dikutip Pikiran Rakyat dari YouTube Indosiar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pamor Netizen Indonesia Jahat Sudah Menjadi Isu Sejak Lama

 

Pada tahun 2020 silam, Microsoft mengeluarkan Indeks Keadaban Digital atau Digital Civility Index (DCI). Tujuan dari indeks ini adalah untuk mengurutkan negara mana dengan gaya interaksi digital yang sehat dan aman.

Menariknya, netizen Indonesia rupanya menempati urutan ke-29 dari 32 negara yang disurvei.

Dikutip dari VOI.id, data survei menunjukkan bahwa netizen Indonesia kerap memberikan konten dan komentar negatif di lingkup ruang maya, khususnya media sosial.

Microsoft juga mengungkapkan tindakan yang umum dilakukan oleh netizen Indonesia adalah bertengkar untuk mempertahankan diri ketika berada di media sosial.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Menariknya, netizen Indonesia yang jahat justru hadir dari kalangan usia dewasa. Netizen muda justru tidak berkontribusi pada tingkat ketidaksopanan ini.

Artikel Terkait: Anak Lesti Kejora Dicibir Netizen, Ini Dampak Menghina Fisik Anak Bagi Psikologis Ibu!

Penyebab Netizen Indonesia Jahat

Anonimitas

Sumber: Unsplash

Dikutip dari sumber The NewYorkerpsikolog John Suller menyatakan bahwa di internet tidak ada yang tahu siapa di balik akun-akun netizen jahat.

Serupa dengan di Indonesia, tidak ada yang mengenali orang sebenarnya sehingga netizen akan mudah menyampaikan ucapan negatif.

Parents bisa membayangkan sebagaimana halnya memberikan komentar atau saran kepada seseorang tanpa bisa dikenali. Pastinya memungkinkan netizen untuk memberikan tanggapan jahat, bukan?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kebebasan Beropini yang Kuat

Sumber: Pixabay

Penelitian dari The Avast Foundation menunjukkan bahwa netizen menjadi jahat ketika berusaha mempertahankan hal-hal yang menurut mereka benar.

Contohnya ketika melihat hal yang tidak sesuai dengan prinsip mereka, maka dengan mudahnya akan segera diejek.

Sayangnya, netizen merasa bahwa orang yang diejek pantas untuk melakukan itu. Jahat sekali, ya Parents!

Tidak Perlu Bertanggung Jawab

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Unsplash

Mary Chayko, sosiologis dan profesor komunikasi dari Rutgers University, menyatakan bahwa orang sudah kehilangan tanggung jawab bila bertengkar melalui media sosial.

“Orang tidak lagi memperhatikan etika ketika daring, berbeda dengan ketika berhadapan tatap muka. Mereka tidak lagi memiliki tanggung jawab yang muncul saat berinteraksi,” ungkapnya dikutip dari New Jersey News.

Artikel Terkait: Viral 24 List Keinginan Wirda Mansur Jadi Trending, Netizen: Halu!

Parents, Ajarkan Etika Netizen Ini Pada Anak

Tentunya sebagai orang tua, kita bisa mencegah anak-anak untuk berperilaku sebagai netizen yang jahat.

Cobalah mengikuti langkah-langkah di bawah ini, Parents:

Tanamkan Kebiasaan Menghargai Orang Lain

Sumber: Unsplash

Rupanya membiasakan anak untuk menghargai orang lain menjadi fondasi utama beretika dalam media sosial, Parents.

Di internet, banyak sekali tanggapan yang berbeda dari keyakinan keluarga Anda.

Sangat mudah untuk terjebak masuk untuk menghakimi atau memberi tanggapan negatif.

Dengan memperkuat akar saling menghargai, anak akan belajar menahan diri berkomentar jahat atau melakukan bullying. Hebat sekali!

Sadari Bahwa Anak Berkomunikasi dengan Orang, Bukan Mesin

Sumber: Unsplash

Kerapkali anak dan Parents bisa lupa bahwa lawan bicara di internet tetaplah orang nyata.

Mereka bisa menjadi tidak nyaman dengan ucapan negatif yang disematkan kepada mereka.

Hal ini penting diterapkan kepada buah hati untuk menyadari bahwa jangan menyakiti orang lain jika tidak ingin disakiti.

Minta Anak Untuk Tenang dan Mengabari Ayah Bunda Bila Mendapat Ejekan

Sumber: Unsplash

Tentunya Parents khawatir bila sang anak menghadapi ucapan atau ejekan tidak menyenangkan di internet. Bila hal ini terjadi, Parents bisa meminta anak untuk tenang dahulu.

Ajak anak bercerita tentang pengalamannya dalam berinteraksi di media sosial. Bila anak mendapat tanggapan negatif, Parents bisa mengajak anak untuk menyikapi secara perlahan seperti menanyakan maksud dari tanggapan atau bahkan mengabaikan pesan tersebut.

***

Baca Juga:

Bahagiakan Istri, Atta Halilintar Beri Kado Tas Rp 1,4 Miliar untuk Aurel

Selamat! Aurel Hermansyah Melahirkan Anak Pertama

Fasilitas Super Komplit, Yuk Intip 8 Potret Kamar Anak Aurel dan Atta Halilintar

Studi Terbaru dari Microsoft Menunjukkan Peningkatan Digital Civility (Keadaban Digital) di Seluruh Kawasan Asia-Pacific Selama Masa Pandemi
news.microsoft.com/id-id/2021/02/11/studi-terbaru-dari-microsoft-menunjukkan-peningkatan-digital-civility-keadaban-digital-di-seluruh-kawasan-asia-pacific-selama-masa-pandemi/

STUDY FINDS PEOPLE ARE MORE RUDE, AGGRESSIVE ONLINE
nj1015.com/study-finds-people-are-more-rude-aggressive-online

The Psychology of Online Comments
www.newyorker.com/tech/annals-of-technology/the-psychology-of-online-comments

Netiquette – Teaching Your Kids Online Manners
www.mcafee.com/blogs/family-safety/netiquette-teaching-kids-online-manners/